Bagi Sasuke Uchiha menyelinap, menyelamatkan negara, dan bertarung nyawa adalah pekerjaan nya. Menjadi seorang tentara pasukan khusus membuatnya merasa hidup. Menikmati perjuangan hidup.
Tapi tidak untuk sekarang, bahu kirinya terkena peluru musuh dan membuatnya harus terbaring di rumah sakit selama seminggu dan mendapat cuti penyembuhan 4 bulan.
Pulang, Sasuke selalu membenci kata itu. Sudah 2 tahun ia tidak pernah kembali ke desanya. Tempat lahirnya. Tempat penuh kenangan sekaligus luka yang mendalam. Dia meninggalkan kakeknya sendiri yang kesepian dan renta di desa itu selama 2 tahun belakangan ini. Walau surat dari Kakek nya itu setiap bulan selalu di terimanya, namun tidak sekalipun ia membalasnya.
Tak pelak rasa penyesalan terlintas di benak nya. Apa Kakek nya baik-baik saja? Sasuke tidak begitu memperhatikan surat yang dikirimkan untuknya, jujur saja.
Sasuke diantar dengan helikopter pasukan khusus kembali ke desanya. Atau masih pantaskah ia sebut dengan desa? Semuanya terlihat begitu modern sejak terakhir kali ia meninggalkan nya. Perkantoran yang ketinggalan jaman sekarang berubah dengan gaya bangunan yang modern. Tidak banyak yang berubah memang. Masih tetap asri dan penuh pepohonan. Tapi bangunannya, semuanya berubah sangat modern.
Kepulangannya kali ini tidak ia beritahukan pada Kakek nya. Ia tidak ingin membuat kakeknya khawatir dan membuat kondisi kakeknya menurun. Yang kakeknya tahu, Sasuke akan kembali musim dingin ini (yang artinya masih 8 bulan lagi) untuk libur Natal sementara, sebelum kembali pada misi berikutnya. Jadi Sasuke langsung menyewa sebuah taksi yang terparkir di depan bandara.
"Senang melihatmu lagi, Sasuke."Sopir taksi itu Morio. Tetangga nya dulu.
"Morio? Senang melihatmu juga."Sasuke segera memposisikan dirinya nyaman. Bahunya sedikit terasa ngilu jika digerakkan secara sering.
"Bagaimana kabarmu?"Tanya Morio. Lelaki itu terlihat sehat dan sangat menikmati pekerjaan sebagai seorang supir taksi.
"Aku? Tidak baik, bahuku mengalami cedera, dan aku mendapatkan jatah libur ku lebih awal"Jawab Sasuke, menunjuk pelan pada bahunya.
Morio sedikit meringis mendengarnya.
"Oww... Tuhan memberkati mu. Apa kau tidak memberitahu istri mu tentang masalah ini?"
Pertanyaan Morio pelak membuat Sasuke terdiam sebentar, kemudian mengerutkan dahinya.Seorang istri? Sasuke selama ini sibuk menyelamatkan negara dan tidak mempunyai banyak waktu untuk mencari seorang istri dan kini Morio berkata seakan dia sudah menikahi seorang perempuan cukup lama.
"Ku tebak belum. Kau ingin membuat suprise? Oh man! Cerita kalian berbulan madu di Raja Ampat sudah jelas mengundang iri semua wanita di Konoha."Morio terkekeh pelan.
Rahang Sasuke mengeras. Ia masih memproses apa yang terjadi, Morio tidak salah mengenalinya kan? Tapi jika itu bukan sebuah ejekan, Siapa wanita yang cukup berani mengaku sebagai istrinya? Berdasarkan cerita Morio, satu desa ini telah mengetahuinya. Pasti kakeknya juga mengetahui nya, tapi kenapa ia tidak pernah menyinggung di dalam surat yang selama ini ia kirim? Benar saja Sasuke tidak pernah membacanya dengan serius, tentu saja. Tapi dia pasti akan jeli melihat kata-kata seperti istri di dalam surat yang dibacanya.
"Sungguh?"Sasuke berusaha mengikuti saja permainan wanita yang entah siapa itu.
"Kau seperti pahlawan Sasuke. Keluargamu sudah mengubah desa ini menjadi kota. Istri mu sangat beruntung. Kau juga sangat beruntung."
Sasuke berusaha keras menahan gejolak emosinya. Apa yang telah terjadi selama ia pergi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife
FanfictionTerasa mengejutkan begitu kau sedang mendapat cuti pulang ke kampung halaman dan mendapati bahwa di sepanjang jalan menuju kerumah mereka membicarakan 'Istri' yang sama sekali tidak kau ketahui. Re-make dengan banyak perubahan sana sini dari novel t...