~5~ Sick

53K 1.8K 72
                                        

Hello readers and silent readers!!!

Happy New Year 2014 ya buat readers 100% Maid or Wife.

Author update lagi nih sebagai hadiah tahun baru buat kalian semua :*

Author lagi bahagia, B.A.H.A.G.I.A..

Soalnya yang coment n vote di part sebelumnya lumayan banyak..

Apalagi coment kalian yang bikin hati author berbunga-bunga *lebay*

Yang bisa author ucapin hanya terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena kalian telah sudi membaca cerita yang masih acak-acakan ini, uda coment, vote sama follow juga :D

Tanpa banyak kata lagi, 

Happy reading guys :D

Elle POV

Aku benar-benar tidak bisa tidur karena perutku yang sedari tadi masih sakit. Sakitnya tidak hilang-hilang dan semakin membuatku tersiksa. Aku bergerak-gerak gelisah di tempat tidur, berusaha untuk memejamkan mataku.

"Engh..."

Aku menoleh ke samping kiriku. Suara gumaman tadi berasal dari Alex. Syukur saja dia tidak terbangun. Daripada mengganggu tidurnya, lebih baik aku tidur di sofa ruang tamu saja. Baru beberapa langkah aku menjauhi tempat tidur, tiba tiba saja perutku terasa semakin melilit. Aku langsung berlari menuju kamar mandi.

Setelah duduk di toilet, aku merasa sesuatu yang keluar dari perutku cair. Perutku terasa semakin sakit. Aku sudah tidak tahan lagi! Air mataku mengalir. Aku tidak kuat merasakan sakit yang begitu menyiksa ini. Kakiku gemetaran saking sakitnya. Butir-butir keringat mengalir di seluruh wajah dan badanku. Alex.. Tolong aku...

Alex POV

Aku terbangun pukul 06.00 pagi dan sudah tidak mendapati wanita itu di sampingku. Tumben sekali dia bangun lebih awal dariku. Aku meregangkan otot-ototku yang kaku setelah bangun tidur. Setelah menguap beberapa kali, aku berjalan menuju kamar mandi. Kuputar kenop pintu dan mendorongnya. Sesuatu yang ada di hadapanku membuatku membeku.

Aku mendekatinya dan dan mengguncang-guncang bahunya agar dia bangun. Selama beberapa saat, tidak ada reaksi darinya. Baru kusadari kalau wajahnya sangat pucat. Saat aku menyentuh tangannya, rasanya dingin. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat dingin. Kenapa dia duduk di toilet?

Aku mengangkat tubuhnya, menopangnya dengan tubuhku. Kulihat lubang toiletnya penuh dengan sesuatu yang berwarna merah. Apakah itu... darah? Secepat kilat aku mendudukkannya kembali di toilet dan berlari mengambil beberapa kain dan menggelarnya di atas tempat tidur. Aku kembali ke kamar mandi, menggendongnya ke tempat tidur yang telah dilapisi kain.

Aku membaringkannya perlahan dengan memposisikan bokongnya di atas kain. Aku menyambar Iphoneku dan menelepon dokter kepercayaan keluargaku.

"Halo, Tuan Alex Estrada. Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong dokter ke apartemenku sekarang juga. Terjadi sesuatu dengan istriku"

"Baiklah. Saya ke sana secepatnya"

Aku memutuskan sambungan telepon dan berjalan mondar mandir di kamar. 15 menit kemudian, dokter Anna datang. Kami memasuki kamar dan dokter Anna segera memeriksanya.

"Tuan Alex, apa yang terjadi dengan istri anda sebelumnya?"

"Jam 6 tadi, aku menemukannya di kamar mandi, sedang duduk di toilet dan tidak sadarkan diri. Di lubang toilet, aku melihat ada darah di dalamnya. Silakan dokter melihatnya di toilet" ujarku pada dokter.

Dokter Anna memasuki toilet. Terdengar suara siraman air, setelah itu dokter Anna keluar. Dia memegang sebaskom kecil air dan meletakkannya di meja kecil di samping tempat tidur.

"Tuan Alex, apakah anda masih punya kain?"

"Ya, tunggu sebentar"

Aku mengambil dua kain dan memberikannya pada dokter Anna. Aku duduk di atas tempat tidur sambil memperhatikan dokter Anna membersihkan bokong Elle.

"Tolong ambilkan piyama untuk Nyonya Estrada. Lebih baik kalau Nyonya Estrada memakai gaun tidur'

Aku mencarinya di lemari. Aku mengambil gaun tidur kuning pucat bercorak bunga. Dokter Anna melepas semua baju Elle dan memasangkan gaun tidur itu dibantu olehku. Dokter Anna menyangga bokong Elle dengan bantal. Kain yang satunya lagi dicelupkannya dalam baskom berisi air, dikeringkannya kemudian diletakkan di atas dahi Elle.

"Nyonya Estrada sepertinya mengalami diare. Hanya saja mungkin karena nyonya pada awalnya BABnya sulit keluar, oleh karena itulah saat malamnya akan keluar darah. Tapi, tenang saja. Ini hanya terjadi sekali. Sewaktu bangun nanti, nyonya akan merasa sakit di bagian perut dan bokongnya. Dianjurkan untuk jangan banyak bergerak. Ini ada beberapa vitamin. Jangan lupa untuk banyak minum air putih" jelas dokter Anna.

"Jadi, istri saya tidak apa-apa dok?" tanyaku tak yakin.

"Tidak apa-apa. Ini hanya pengaruh makanan atau minuman yang dikonsumsi Nyonya Estrada. Sistem metabolisme nyonya sangat lemah. Jadi, salah makan sedikit saja akan langsung sakit"

"Kalau begitu, terimakasih dok"

"Ya, sama-sama tuan. Kalau kondisi nyonya memburuk, segera hubungi saya"

"Ya, dok. Ayo saya antar ke depan"

Setelah mengantar dokter Anna, aku kembali ke dalam kamar. Sudah jam 7, sebaiknya aku tidak  berangkat kerja hari ini. Aku mengambil Iphoneku untuk menelepon tangan kananku.

"Selamat pagi Tuan Alex. Ada yang bisa saya bantu?"

"Josh, tolong gantikan posisiku di kantor. Hari ini aku berhalangan masuk kantor"

"Baik, tuan "

"Hmm..."

Mendengar gumaman Elle, aku membaringkan tubuhku di sampingnya. Matanya terbuka perlahan-lahan. Dia memutar kepalanya dan melihatku.

"A-Alex.. Sa..kit.." lirihnya.

Air mata mengalir di wajahnya. Aku menggerakkan tangan kiriku di depannya. Dalam sekejap, kedua tangannya meraih tanganku dan meletakkannya di perutnya. Suara isakannya semakin menjadi. Kata-kata yang meluncur dari bibirnya hanya 'sakit'.

"Kau jangan terlalu banyak bergerak. Istirahatlah. Lain kali jangan sakit lagi. Kau sungguh merepotkan. Aku paling tidak suka direpotkan orang lain" ujarku dingin.

Mendengar nada dingin dalam suaraku, isakannya berhenti. Tangannya yang tadi menggenggam erat tanganku, sekarang dilepaskannya. Aku melihat wajahnya yang sedang menahan sakit. Tangannya kini mencengkeram selimut yang menutupinya.

Aku merasa aneh dengan sikapnya yang sekarang. Seperti bukan Elle saja. Aku meraih tangannya kembali. Elle menatap tanganku yang menggenggam tangannya. Dia terlihat berusaha melepaskan genggaman tanganku. Tapi, aku mengeratkan genggamanku.

Aku tidak akan menindas orang yang sedang sakit. Aku memang dingin, arogan, kasar, menyebalkan dan yang lainnya. Satu yang perlu kalian ketahui, aku masih memiliki hati nurani untuk merawat istriku yang sedang sakit ini.

###

Pasti nanti pada ngeluh part ini kenapa pendek banget kan?

Author emang sengaja gak buat panjang-panjang..

Takutnya nanti kalian malah bosan -_-

Coment yang panjangggggggg ya???

Kalo banyak yang vote apalagi coment, author bakal cepet update lagi..

Ayo sumbangin apresiasinya :D

Kalo ada yang typo, kasi tau author ya??

lia_arizka

01-01-2014


100% Maid or WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang