Prolog

1.5K 71 11
                                    



Hari ini langit tampak cerah, namun lain dengan pria yang sedang berlari itu. Wajahnya menggambarkan kekesalan yang amat. Dia masih terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang yang marah karena telah dia tabrak. Pokoknya bagaimana pun caranya, Ali Mahendra tidak mau bertemu dengan perempuan itu!

"ALI PANGERANKU! JANGAN LARI!"

Seolah tak mendengar suara itu, Ali terus berlari secepat mungkin. Ya, tak mau bertemu!

Namun, sepertinya percuma.

Perempuan itu, antek-anteknya di manapun ada.

"Eh! Pangeranku mau kemana?"

Perempuan yang terlihat paling cantik diantara keempat perempuan lainnya tersenyum puas. Menyiratkan sebuah kemenangan. Prilly Savara berjalan mendekati Ali.

Ali terpaksa berhenti. Wajahnya semakin berubah masam. Rasanya dia ingin berteriak marah! Harga dirinya seakan jatuh dengan dia dikerubungi Prilly dan antek-anteknya.

"Kok gak jawab sih, sayang?" Tanya Prilly dengan nada yang dibuat semanja mungkin. Namun untuk Ali, terdengar sangat menjijikan.

Ali bergidik ngeri mendengar panggilan sayang dari Prilly. Rahangnya mengeras.

"Gak papa." balas Ali mengalihkan pandangannya dari Prilly.

"Wow, Gaes! Akhirnya pangeran mau ngomong sama aku!"
Jerit Prilly penuh kebahagiaan. Terdengar menyedihkan bagi pembaca.

Sedikit info saja, ini adalah pertama kalinya Ali membalas perkataan Prilly setelah beratus kata tanya keluar dari bibir Prilly. Walaupun hanya kata 'Gak papa', bagi Prilly ini adalah kemajuan.

"Kok diem lagi?" Prilly bertanya miris.

Bukan Prilly Savara kalau apa yang dia inginkan tidak didapatkan. Maka, sampai roda mobil berubah bentuk menjadi segitiga, Prilly tidak akan menyerah. Hati Ali pasti bisa dia dapatkan!

Ali mendengus, mulai muak. Tanpa mempedulikan perempuan di sekitarnya, Ali bermaksud keluar dari lingkaran menyebalkan itu.

Baru satu langkah, Ali dihalangi teman-teman Prilly. Lingkaran semakin rapat.
Ali mengusap mukanya kasar. Kedua tangannya terkepal. Kesabarannya sudah melewati batas kewajaran. Dihalangi-halangi seperti ini seolah mereka merendahkannya!

"Mau ke mana sih, sayang?" Tanya Prilly lagi.

Ali tak mempedulikan pertanyaan Prilly. Dengan sekali sentakan, ia menerobos  mereka yang demi apapun pengen Ali bunuh!

"KEJAR ALI BEGO!"

Ali berhasil keluar dari lingkaran gelap itu. Kakinya kembali ia gunakan berlari sekencang mungkin.

Para antek-antek Prilly langsung berlari begitu mendengar perintah dari sang bos. Jadilah terjadi aksi kejar-kejaran di SMA Fantasia.

Prilly menghentakkan kakinya ke tanah. Emosinya terasa sampai di ubun-ubun. Ingin rasanya dia berteriak, 'kenapa sih susah banget buat dapetin hati lo?!'

Terdengar bisik-bisik yang mengganggu. Prilly menoleh, dan seketika menyadari bahwa sekarang dirinya sedang menjadi tontonan gratis.

"KALIAN GAK USAH LIATIN GUE!" bentak Prilly.

Kerumunan langsung bubar. Bertepatan dengan itu, bel masuk berbunyi. Prilly menghela napas, sepertinya pagi ini juga tidak berhasil.

Prilly mengambil ponsel di sakunya, lalu mengirim pesan agar teman-temannya itu berhenti mengejar Ali. Perjuangannya untuk pagi ini sudah cukup. Dia mengusap peluh dan bersiap masuk ke kelas.



****

Haii! Jangan lupa vote dan komen ya, satu vote sangat berharga buat aku. Makasih😀

SavaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang