Perjalanan

881 77 1
                                    

Jun benar benar mendengus kesal mengingat kejadian barusan yang debat bersama mama nya tersebut bukan itu saja perpindahan yang sangat mendadak ini benar benar membuat penyebab utama jun emosi bayangkan saja begitu menyedihkan di saat kalian memenangkan sesuatu dalam acara nasional dalam perlombaan sekolah di tambah akan melakukan pesta esok malam nya.. Kalian bisa membayangkan betapa sedihnya nasib nya sekarang. Jun dengan lunglai membawa koper yang dia bawa dengan lunglai dia harus mengeluarkan koper dari kamar nya di lantai 2, saat melihat ke bawah "ayolah" jun hanya menggelengkan kepalanya tak percaya dia melihat ke arah dalam kamarnya melihat 5 koper yang dia kemasi dan harus menurunni anak tangga tersebut pasti itu melelahkan yang di pikirkannya saat ini, tanpa berpikir panjang jun menyeret koper tersebut dan dia jatuh kan satu per satu koper tersebut ke bawah hmm itu cara instan untuk tidak menaik turunni anak tangga tetapi saat dia menjatuh kan koper pertama timing yang tak tepat terjadi pada dino, saat dino melawati tangga itu di saat itu juga koper jun melayang di udara dan mendarat pas di kaki dino membuat jantung dino begitu kaget "astaga!" Dino melihat ke arah atas "Ge!!! Apa kau tak bisa tidak melemparnya? Jika menimpaku bagaimana?" Protes dino yang begitu membuat nya shock dengan cekatan dino berlari dari sana menghindari terbang nya koper jun yang kedua "diam deh kau bocah!!" Teriak jun yang terselipkan emosi. Untung saja dino tidak emosi saat ejekan dari gege nya... Walau dino lebih muda dari jun, dino mampu mengendalikan suasana hati kesal nya itu. Orang orang menyebut nya emosi.. Berbeda dengan sang kakak yang sama sekali tidak bisa meredam emosi. Setelah pekerjaan jun selesai dengan melempar semua koper nya jun dengan cepat turun dan membawa semua koper menuju mobil mewah milik baba nya jun yang bisa di bilang besar

"Kau sudah mengemasi semuanya?"

Jun pun menoleh ke sumber suara dan ternyata mama nya. Ayolah mama jangan datang saat ini bisa bisa debat lagi

"Sudah ma" jawaban jun singkat itu langsung pergi menuju dalam rumah nya itu, mungkin itu tidak sopan tetapi cara itu lebih baik untuk menghindar dari omelan sang mama cukup kejadian tadi siang saja dia dapat omelan sang mama "Hei! (Mamanya berteriak) astaga anak itu benar benar tidak sopan!" Tuduh mama jun dengan seenaknya "mungkin gege masih kesal dengan mama" pikir dino yang berada di samping mobil, mama nya menoleh ke arah dino sambil kedua tanganya dia simpan di pinggulnya "astaga, dia mirip sekali dengan babanya dan kenapa anak itu harus memiliki sifat babanya" ucap mamanya itu tak percaya "jika jun gege memiliki sifat mama pasti jun gege memiliki sifat cerewet dan selalu mengatur orang orang" gumam dino polos "apa yang kau katakan tadi itu? Kau berani bicara iti kepada mama mu yang sudah melahirkanmu selama 9 bulan?" Protes mama nya.. Dino begitu lupa jika mamanya memiliki indra pendengaran yang begitu tajam seharusnya dino tidak mengucapkan hal itu "kenapa kau diam? Kau ingin seperti gege mu itu? Kau mulai berani melawan mama? Astaga" sementara itu dino hanya menundukan kepalanya dan masuk ke dalam mobil karena takut terkenal omelan sang mama
.
.
.
.
.
.

Jun hanya melihat pemandangan di luar mobil nya memperhatikan indah nya pemandangan sore di negri china itu tak lupa jun melihat berbagai macam mobil yang melintasi dan melewati mobil nya itu "entah apa yang aku pikirkan dan apa yang aku memakan saat mengandung mereka" suara itu bersumber dari arah bangku depan yang di dudukki oleh mama jun, jun pun menoleh ke sumber suara "apa maksudmu sayang?" Tanya suaminya itu iyalah baba nya jun dan dino
"kau tahu anak mu itu berani berteriak teriak ke padaku dengan penuh emosi bahkan dia berani melakukan debat denganku"
"Jun apa yang sudah kau lakukan sehingga membuat mamamu ini begitu kesal?" Tanya sang ayah
"Baba, aku hanya protes ke mama kenapa kita pindah begitu mendadak" jun pun bersuara
"Hey! Mama sudah bilang kau harus siap selalu berpindah tempat apa kau lupa dengan semua itu hah?"
"Mama masalahnya timing nya sangat tidak tepat"
"Apa maksudmu? Kau ingin berdebat denganku tentang ramalan cuaca lagi hah?"
"Bukan itu maksudku mama"
"Lalu apa? Katakan padaku"
"Mama tau sendiri, anakmu ini telah memenangkan perlombaan sekolah tingkat nasional, dan besok akan mengadakan pesta untuk keberhasilan teamku mama"
"Jadi kau debat denganku tadi siang hanya karena ingin menghadiri pesta yang bisa menghamburkan uang begitu? Apa kau tak tahu buat apa merayakan hal semacam itu, kau selalu memikirkan bagaimana cara menghabisi uang jun"
"Mama... Ayolah itu tidak sering dan itu terjadi hanya 1 tahun sekali"
"Apa kata mu 1 tahun sekali? Haha (tertawa sinis) kau tidak ingat kau selalu meminta apapun semester kemarin kau ingin di berikan motor yang begitu mahal untuk pergi ke sekolah dan mama mengabulkan nya, lalu tahun kemarin kau ingin membeli video game terbaru, mama juga mengabulkannya, semester pertama saat kau kelas 1 kau ingin smartphone terbaru dan termahal? Mama memberikannya apa mama harus mengatakan apa yang kau ingin? Setiap tahun kau selalu meminya barang yang mahal wen jun hui" omel sang mama
"Setidaknya mama meberiku waktu untuk berpisah dengan teman temanku"
"Kau bisa melakukan itu di smartphone mu itu kan? Kau memiliki group chat team basket mu itu kan? Kau bisa melakukan perpisahan dengan itu" jawab polos sang mama membuat baba, dino dan jun kaget
"Apa gunanya kau membeli smartphone yang mahal jika tak di gunakan dengan benar? Kau bisa melakukan perpisahan dengan mengetik 'maaf teman teman saya tidak bisa menghadiri acara kita itu karena saya harus pindah rumah dan sekolah ini perpisahan ini jangan kita jangan lupakan' kau bisa mengetik itu di group line mu itu..! Dan kau bisa berhemat dan menyimpan uang saku mu tanpa mengeluarkan uang kau mengerti?" Oke omelan ini membuat jun begitu tak percaya apa yang di katakan mama nya barusan tetapi berbeda dengan dino dia hanya menahan tawa melihat reaksi gege nya dan omelan sang mama. Sadar karna itu jun menoleh ke arah dino dan memberikan tatapan yang begitu tajam dan dino menoleh ke arah luar sambil tertawa kecil yang membuatnya geli
"Sudah lah akhiri pertengkaran ini, dan kau jun yang di katakan mama mu itu benar, apa salah nya jika kau berhemat dan merelakan acara yang membuat mu terkesan itu" saran sang baba membuat jun memanas, jun pun memasangkan headset ke smartphone nya itu dan mulai mendengarkan lagu dengan volume tinggi bahkan kau bisa mendengar suara itu
"Kau lihat sayang? Lihat lah anakmu itu.. Kita terlalu memanjakan nya"

I want to keep protecting you, my first love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang