Kesatria ceroboh yang gagal cinta

24 3 0
                                    

"Menyedihkan ya." Tiba-tiba Arokan nyeletuk dari atas ranjang.

"Apa yang kau maksud?" Tanya Kalpika.

"Aku yang harusnya menjagamu tapi malah kau Kalpika yang menjagaku." Terang Arokan.

Kalpika terdiam dan terkejut karena kalimat yang diucapkan Arokan membuatnya bahagia, pipinya merona seketika dan tersenyum kecil.

"Ee... Kalpika?" Sapa Arokan karena melihat Kalpika terdiam saja didepan kaca jendela.

"I-iya Arokan... maksudku ada apa Arokan? Kenapa kau memanggilku?" Kalpika berusaha menjawab dengan dingin seperti biasanya.

Sekarang Arokan yang terperanga melihat Kalpika dari sudut yang berbeda, wajah cantik yang biasanya tertutupi oleh sikap dingin dan sikap profesionalnya dalam bekerja berubah menjadi lebih cantik, warna kulitnya putih membuat rona wajah dipipinya terlihat dengan jelas dagu yang lancip dan bola mata biru yang lebar membuat makin imut, warna bibir merah yang indah menambah siapapun yang melihat tak akan memalingkan pandangan dari wajahnya.

"Tidak apa... apa, koq." Arokan memindahkan pandangannya kearah lemari didalam kamar itu.

Kemudian dua orang itu terdiam seribu bahasa saling berpikir apa yang satu sama lain pikirkan saat ini. Arokan hanya memainkan bola matanya melirik sekeliling sesekali kearah Kalpika. Sedang Kalpika menatap jendela yang terpampang wajah Arokan terlihat bayangannya.

"Kalpika... .", "Arokan... ." Mereka memanggil bersamaan.

"Kau dulu Kalpika." Kata Arokan.

"Kau istirahat saja Arokan aku akan mencari tanda-tanda, supaya setelah kau beristirahat bisa menjagaku kembali." Pinta Kalpika.

"Tapi... ." Sanggah Arokan.

"Tidak apa-apa Arokan, dan sebelum itu apa yang mau kau sampaikan?" Tanya Kalpika.

"Terima kasih, Kalpika."

"Sama-sama" Kalpika tersenyum manis kearah Arokan dengan memiringkan kepalanya ke arah kanan sedikit.

Kemudian Arokan bangun dari tidurnya dengan tiba-tiba, seperti terbangun dari mimpi terburuk.

"Ada apa?" Tanya Kalpika dengan sikap dinginnya seperti biasa.

"Tidak, sial itu hanya mimpi." Benak Arokan setelah menjawab Kalpika.

"Apa kau bermimpi buruk? Atau indah? Tak mungkin kau bermimpi indah." Tanya Kalpika.

"Mimpi indah, koq, Kalpika tersenyum padaku."

"Syukurlah itu hanya mimpi." Jawaban ketus Kalpika.

"Kenapa kau membenciku Kalpika? Apa salahku padamu, sih?" Tanya Arokan dengan wajah serius.

"Tidak ada, aku hanya... sudahlah lupakan saja." Kalpika bingung akan menjawab apa karena tatapan Arokan padanya.

Kalpika sebenarnya bukan membenci Arokan dia sangat suka karena bisa bersama Arokan belum pernah Kalpika dekat dengan seorang pria yang begitu merespon dirinya dengan baik, seseorang yang memandangnya sama seperti pandangan ke orang lain. Kalpika memiliki masa lalu yang kelam, menyedihkan bagi siapapun yang mengalaminya. Dan Kalpika bukan wanita yang mengerti bagaiman cara merespon sikap dari seorang pria.

"Baiklah kalau begitu... ." Arokan turun dari kasur kemudian mendekati Kalpika.

"Apa yang kau lakukan? Menjauhlah." Kalpika meletakan tangan kanannya dipangkal lengan tangan kirinya.

"Tenanglah Kalpika, aku bukan sedang mencoba memakanmu aku hanya ingin membantumu dalam tugas ini." Kata Arokan dengan lembut didepan wajah Kalpika, "jadi apa yang bisa aku lakukan untukmu, maksudku untuk misi kita ini." Arokan bertanya sambil melihat keluar jendela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arokan : Arti Sang KesatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang