Bab yang sayang kalo dibuang... :D

8 3 0
                                    

Arokan berjalan menyusuri koridor bangunan yang sangat megah, mengenakan pakaian kesatria dia begitu gagah berjalan menuju ruang raja. Hampir disemua bagian bangunan itu berwarna putih di sebagian kusen dan lantai memiliki warna biru muda dan pintu-pintu berwarna coklat gelap seperti kayu ulin.

"Arokan!" Dari arah belakang seorang pria bernama Danta memanggilnya.

Arokan menoleh dan membalikkan badannya seraya berkata, "Gimana perkembanganmu?" Tanya Arokan.

"Jujur aja semuanya bikin bingung." Jawab Danta sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku mau tanya pada raja untuk masalah ini kamu tunggu disini." Arokan berlalu meninggalkan Danta.

"Tunggu... aku... mau...." Danta mengambil sebuah arloji dari tasnya, "ini kamu bawa, cuma ini petunjuk yang aku temui."

Arokan mengambilnya dan menatap arloji itu seperti menemukan sesuatu yang sangat berharga. "Aku tau apa yang harus aku lakukan." Arokan berlalu meninggalkan Danta.

"Kamu masih mau menemui raja?" Tanya Danta.

"Enggak!" Jawab Arokan.

Arokan kembali berjalan menuju ruang raja, yang berada satu pintu lagi. Setelah berada didepan ruang raja Arokan mendekati penjaga.

"Hey... ." Arokan menyapanya.

"Eh... tuan Arokan" penjaga itu terkejut.

"Santai aja, sob enggak usah formal gitu."

"B-baik tuan Arokan."

"Didalam ada raja?"

"Beliau sedang kedatangan seorang tamu, tuan."

"Dalam keadaan kaya gini beliau masih terima tamu?" Benak Arokan.

"Jadi tamu kerajaan?" Tanya Arokan.

"Maaf tuan saya kurang tahu?" Jawab penjaga.

"Terima kasih, sob." Arokan menepuk pundak penjaga itu kemudian pergi menuju perpustakaan.

***

Arokan mencari Galuga penjaga perpustakaan kerajaan ini yang dikenal memiliki pengetahuan yang sangat banyak. Arokan mencari disetiap celah antara rak buku.

"Hey Arokan." Sapa Galuga dengan kantung mata menghitam dari dalam rak buku.

"Waaa... apa yang... ." Arokan terkejut.

"Aku hanya tidur sebentar saja tadi, jadi ada apa?" Tanya Galuga sambil keluar dari rak buku yang tadi di gunakan sebagai tempat tidur.

"Kau butuh istirahat teman... sudahlah...  ini apa?" Arokan menunjukkan arloji pada Galuga.

"Hmmm... hmmm... ." Hanya itu suara yang keluar dari bibir Galuga.

"Jangan hanya hmmm... hmmm saja dong!" Arokan sewot.

"Aku tidak tau." Jawab Galuga.

"Ya ampun selama itu kau hanya menjawab aku tidak tau?" Arokan kesal.

"Sebenarnya itu..."

"Apa Galuga, ini apa?"

"Itu Arloji mahal, kau bisa menjualnya dan bisa membeli sepatu yang baru seperti keinginanmu." Kata Galuga.

"Yeeeaaahh... akhirnya sepatu baru... ." Arokan senang bukan main dengan apa yang ia dengar dari Galuga, karena dikota ada sebuah sepatu keluaran tebaru dengan warna hitam hijau yang sangat Arokan inginkan.

"Oh iya Galuga... jangan... beri tahu... ." Belum sempat menyelesaikan perkataannya Galuga memotongnya.

"Danta, kan?" Kata Galuga.

"Iya, tepat sekali."

"Baiklah-baiklah cepat kau pergi aku sangat mengantuk karena tadi malam banyak buku yang aku rapikan dan sekarang aku kelelahan."

"Baik Galuga... terima kasih... banyaaa... aaaak." Arokan berbicara dengan suara seperti sedang melakukan drama musikal.

*****

Arokan : Arti Sang KesatriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang