Happy Reading.
Typo bertebaran gaes♥
Enjoy!---
[Author]
Fanya tertegun menatap guru yang baru saja masuk, wajahnya sangat tidak asing bagi Fanya. Bahkan, itu wajah yang tidak bisa Fanya lupakan.
Sesaat Fanya tersadar. Dia berusaha menetralkan perasaannya dan duduk seperti anak-anak yang lain.
Guru yang terlihat masih sangat muda itu tersenyum ramah pada seluruh penghuni kelas.
Bisikan terdengar dari hampir setiap sudut kelas, didominasi oleh bisikan murid perempuan tentunya.
'Siapa ya? Kok baru muncul?'
'Guru baru pasti! Tapi serius guru?'
'Guru? Lebih mirip murid pindahan!'
Bisikan semacam itu terus dilontarkan oleh hampir seluruh murid di kelas. Melihat respond semua orang, pastilah laki-laki yang ada didepan adalah seorang guru baru.
"Selamat pagi," sapa guru itu ramah, sambil memamerkan senyumnya yang berhasil membuat hampir semua murid perempuan melting.
Semuanya menjawab serempak kecuali Fanya, dia masih diam tanpa ekspresi.
"Perkenalkan nama saya Alex Adriansyah, kalian cukup memanggil saya pak Ian. Saya akan menggantikan pak Herman mengajar Matematika dikelas ini."
Alex, Fanya menggigit bibir bawahnya saat mendengar nama itu. Pikirannya tidak bisa fokus sekarang.
"Apa ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Alex seperti guru baru kebanyakan.
Tidak sedikit yang mengangkat tangan dengan antusias berlebih. Kebanyakan adalah murid perempuan.
'Berapa umur bapak?'
'Bapak udah punya istri?'
'Udah punya anak pak?'
'Nomor hp nya berapa pak?'
'Muda banget, dipanggil kak Ian boleh gak?'
Dan masih banyak pertanyaan serupa.
Alex tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dia dapatkan.
"Umur saya sekarang 24 tahun," jawabnya.
"Saya belum memiliki istri," Alex sedikit tertawa menjawab pertanyaan ini, "Apalagi anak, saya pasti belum punya," tambahnya.
"Untuk nomor hp, akan saya berikan setelah pelajaran usai."
"Dan, kak Ian? Haha, terserah kalian."
"Kalau sudah tidak ada pertanyaan, kita akan mulai belajar. Sebelumnya saya absen dulu satu persatu agar saya cepat menghafal wajah kalian," Alex membuka buku absen yang ada di hadapannya, dan terus menyebut nama di sana dengan urut.
"Alfiana Terisa."
"Amelia Syafitri."
" . . . . . . . "
" . . . . . . . "
"Fadhel Bryan Gustiawan."
"Fanya Arsy."
Sedikit lama Alex berhenti pada nama Fanya, dia menatap Fanya sebentar lalu melanjutkan absennya.
***
Dua jam pelajaran yang diisi oleh Alex sangat lama menurut Fanya. Dia menarik nafas lega karna akhirnya jam pelajaran Matematika sudah usai. Setelah bunyi bel istirahat tadi, Alex hanya melirik Fanya sekilas dan segera keluar dari kelas.