1

971 48 9
                                    

Seorang gadis dengan rambut berkuncir kuda sedang berjalan di lorong-lorong sekolah yang masih sepi. Dengan earphone yang dipasang di telinganya ia mengikuti alunan melodi indah yang menari nari. Musik, suatu hal yang sangat disukai gadis yang bernama Hana itu. Ia dikenal cuek, dan pendiam. Bahkan dia tak punya sahabat sebagaimana mesti nya, seperti siswa lain yang pasti punya sahabat di masa SMA nya. Hana tak menganggap teman pada siapapun, karena Hana yakin mereka akan datang sendiri jika ada maunya, dan pergi ketika keinginannya sudah terpenuhi, kecuali Ulfi, teman sebangkunya. Misal nyontek tugas yang dilakukan oleh teman sekelasnya, meskipun hanya beberapa. Setelah itu, mereka akan menyueki Hana dan beranggap Hana adalah angin yang lalu. Sakit? Itu sudah biasa untuk Hana.

Tapi Hana dikenal dengan kepintarannya, ia adalah salah satu murid kesayangan guru. Tak jarang siswa yang sempat melewati Hana akan menyapa Hana dan hanya dibalas senyum singkat darinya. Hana adalah gadis cantik dan manis, yang mana jarang orang menyadari nya karena tertutup oleh perawakannya yang cupu. Banyak beranggapan bahwa Hana itu adalah nerd. Tapi Hana tak merasa bahwa dirinya nerd, karena memang itulah Hana, gadis yang cuek dengan apapun yang dikatakan orang lain tentang dirinya.

Hana tidak termasuk kategori sebagai The most wanted di sekolahnya. Dan Hana memang tak menginginkannya, karena memang itulah Hana. Hana ingin kehidupan masa SMA nya berjalan dengan lancar tanpa gangguan, melaksanakan belajar hingga mencapai cita-cita nya. Penulis dan ahli musik, adalah cita-cita Hana.

Hana memang gadis yang cuek dan pendiam kepada semua orang, tapi beda ketika ia berada di lingkungan keluarganya, ia menjadi pribadi yang ceria dan cerewet. Jika Hana berada di lingkungan orang yang ia sayangi, maka begitulah Hana, selalu bergembira dan tak ada lagi Hana yang cuek dan pendiam. Anggap bahwa Hana memiliki dua kepribadian yang berbeda, tapi itulah faktanya.

Hal yang selalu Hana lakukan ketika ia baru sampai di sekolahnya adalah pergi ke ruang musik, duduk di depan piano, dan mulai menekan benda persegi panjang berwarna putih itu secara bergantian.

Seperti sekarang, Hana sedang memainkan piano, kepalanya mengikuti alunan melodi piano, menikmati keindahan suara piano yang ia ciptakan. Hingga ia berhenti ketika bel masuk berbunyi. Dengan sikap cuek nya, Hana menenteng tasnya lalu keluar ruangan dan berjalan menuju kelasnya.

O_o

Gadis dengan kacamata yang pas bertengger di hidungnya itu memasuki kelas yang mulai ramai, ada yang sedang bergosip, ada yang sedang mengerjakan tugas dan ada yang tidur molor, dan masih banyak spesies yang ada di kelas Hana. Hana langsung menuju ke bangku nya, dan menelungkupkan kepala dilipatan tangannya. Sekarang ia sedang malas mendengarkan lagu, mungkin pengaruh pms nya.

"Lo tau nggak? Davin kemaren uploud fotonya di instagram, sumvah keren banget."

"Iya iya yang bareng geng nya itu kan!?"

"Davin itu bebeb gue mah."

"Ih ngaku ngaku lho."

"Sekarang dia lagi deket sama anak kelas sebelah ya?"

"Masa sih?!"

Kuping Hana yang panas mendengarkan gosip yang ga penting itu langsung menyumpal telinganya dengan earphone.

Davin. Gosip tentang Davin, hal semua tentang Davin, selalu digosipin sama semua cewek di kelas Hana, terkecuali Hana. Hingga Hana bosan mendengar Itu. Mereka bilang Davin kerenlah, gantenglah, inilah itulah apalah, padahal biasa aja menurut Hana. Semua cowok itu sama aja, kalau suka itu bilang terus pacaran, kalau udah bosen  dibuang sembarangan deh.

Davin Wijaya, salah satu most wanted di sekolah Hana. Ia merupakan anak pemilik dari sekolah ini dan ketua basket. Ia juga memiliki wajah yang tampan bak pangeran, tak ada cewek yang akan menolak pesonanya. Tapi dibalik ketampananya itu, Davin adalah anak yang Badboy dan playboy. Sebab itulah Hana berusaha menjauhinya, dan antipati terhadapnya. Takut akan memberikan pengaruh buruk terhadap Hana.

HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang