"Gue duluan ya," ucap Davin lalu melenggang pergi, menghiraukan teriakan Bagas dan Salsa.
Akhir-akhir ini Davin sepertinya malas meladeni salsa yang merupakan gebetannya.
'Gak sabar buat belajar bareng deh, pengen godain Hana,' ucap Davin dalam hati. Entah kenapa Davin dibuat penasaran sama Hana.
•••
Hana memasuki kelasnya dengan muka kusut.
"Na, kacamata lo mana?" tanya Ulfi memecah keheningan.
"Tadi basah, terus kaca nya pas gue bersihin makin burem," jawab Hana sedih.
"Kok bisa basah?"
"Kena air."
"Air nya kok bisa kena kacamata?"
"Diterjang pengendara motor."
"Hah? Kok bisa?"
Hana berdecak kesal.
"Lo cerewet banget sih?" tanya Hana kesal.
"Masa?"
Hana membiarkan Ulfi, dan membaca novel yang dinganggurin olehnya.
Ulfi mengguncang-guncang bahu Hana.
"Gue seriusss, kenapa bisa? Lo kalau cerita yang jelas dong," pinta Ulfi kepo.
Hana memutar badannya menghadap Ulfi, lalu menceritakan kejadian dari awal hingga akhir.
"Jadi lo gak tau sapa yang udah bikin lo kayak gitu?" tanya Ulfi dramatis.
"Tau."
"Sapa sapa?"
"Lo kepo banget dah," ucap Hana memutar bola mata malas.
"Karena gue temen yang pualing baik dan sahabat lo sekaligus," ucap Ulfi dengan senyum lebar.
Hana menatap Ulfi dengan muka datar.
"Iih Hana, gue seriuss. Sapa sih?"
Hana berdecak kesal "Pengendara itu adalah..yaa orang lah Fi."
Mata Ulfi yang tadinya berbinar-binar ingin tau sekarang merusut tak semangat. "Kalau itu mah gue tau."
"Ya udah," ucap Hana lalu kembali fokus ke novelnya "Lagian juga itu masalah kecil, jadi ga usah diperpanjang," lanjut Hana.
Ulfi hanya manggut-manggut mengerti.
"Nanti lo latian?" tanya Ulfi.
"Yap."
"Oke gue ke kantin dulu yaa. Lo ikut gak?"
"Enggak, mager."
"Oke jangan kangen sama gue ya manis."
Setelah mengucapkan itu, Ulfi keluar menuju kantin.
Hana hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku Ulfi.
O_o
Davin menunggu Hana di depan perpustakaan, sudah 10 menit ia di situ. Masalahnya, ruang perpustakaan sudah dikunci.
Ia memutuskan untuk pergi mencari Hana di kelasnya. Menurut info, Hana berada di kelas XI A.
Setelah sampai disana, ternyata pelajaran di kelas Hana masih belum selesai. Jadi Davin memutuskan untuk menunggunya di kursi yang selalu disediakan di depan kelas.
Murid-murid yang berlalu lalang menatap Davin dengan bingung.
'Kak Davin mau ngapain ya disana?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana
Подростковая литература"Coba Lo senyum gitu tiap hari, pasti gue udah jatuh." Perkataannya yang ambigu membuat Hana menatap heran. -Davin Wijaya "Bisa diem gak." Ia mengucapkan dengan nada datar dan bahkan terdengar seperti pernyataan. -Hana Maharani Ini cerita tentang Ha...