"Kumpulin besok." Hana pun langsung melenggang pergi setelah mengucapkan itu, meninggalkan Davin sendiri di dalam perpustakaan.
'Dasar, cewek cupu.'
•••
Davin berjalan menuju ke parkiran sekolah.
"Davin!" Yang dipanggil namanya pun membalikkan badannya dan melihat sosok perempuan yang memanggilnya.
"Hai," ucap Davin pelan.
"Jadi kan nanti malem?" tanya gadis yang bernama Salsa itu dengan semangat dan menghampiri Davin yang jaraknya hanya 5 meter darinya.
"Eh."
Davin menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Duh gimana ya sal, gue ada acara makan malem nih sama keluarga," dusta Davin.
Pasalnya hari ini Davin lagi badmood karena sikap Hana tadi, entah kenapa.
"Oo gitu ya," ucap Salsa dengan nada menyesal. "Oh iya, kenapa lo baru pulang?" tanya Salsa mengalihkan pembicaraan.
"Em.. ada urusan," tutur Davin "Lo kenapa kok baru pulang?"
"Gue abis latian cheers," jawab Salsa.
"Mau pulang?" Salsa mengangguk antusias.
"Ati-ati ya," tutur Davin.
"Eh, kok gitu? Emang kenapa?"
Davin berdecak kesal, "Kan lo mau pulang."
"Iya gue emang mau pulang. Terus? Bukannya elo yang ngan--"
"Nganterin lo? Sorry gue gabisa," ucap Davin tersenyum lalu membalikkan badan menuju parkiran.
"Gue duluan ya Sal!!" Davin melambaikan tangan ke atas tanpa menoleh.
Salsa cemberut, ia kira Davin akan mengajaknya pulang.
Ya, meski Davin playboy tapi Davin tak pernah mengajak gadis incerannya atau bahkan pacarnya untuk satu mobil dengannya.
Minimal ia angkut menggunakan motornya.
O_o
"Jadi, gimana sekolahnya hari ini?"
Keluarga Hana sedang berkumpul bersama, papa, mama dan Sela adik Hana yang masih berusia 5 tahun. Ya, jarak umur Hana dan Sela sangat jauh sekitar 11 tahun.
"Baik pa," jawab Hana seadanya.
"Kak Ana anti main belbi-belbian ya sama Ela," ucap Sela cadel.
Hana terkekeh saat melihat Sela berbicara, karena Sela berbicara saat sedang mengunyah makanan.
"Siap boss, tapi habisin dulu ya makanannya," ucap Hana sambil membersihkan sisa makanan yang ada di sekitar mulut Sela.
Mereka semua tertawa melihat tingkah laku Sela.
"Katanya kamu jadi guru privat anaknya pemilik sekolah ya?" Pertanyaan dari mama sontak membuat Hana mengalihkan pandangannya dari Sela.
"Iya, dia gak bisa fisika. Dan kalau les, dia nya bolos mulu," ucap Hana jujur.
Rahma--mama Hana-- dan Setyo-- papa Hana-- hanya manggut-manggut mengerti.
"Dia ganteng gak?" tanya Setyo menggoda anaknya itu.
"Kutu kupret kok ganteng," jawab Hana asal.
"Masa?" Rahma ikut menggoda anaknya itu.
"Iya elah ma, pa." Hana menggelengkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hana
Ficção Adolescente"Coba Lo senyum gitu tiap hari, pasti gue udah jatuh." Perkataannya yang ambigu membuat Hana menatap heran. -Davin Wijaya "Bisa diem gak." Ia mengucapkan dengan nada datar dan bahkan terdengar seperti pernyataan. -Hana Maharani Ini cerita tentang Ha...