Red Sword - Warrior From The Past

Chapter 14 - Bukan Amnesia

Title : Red Sword - Warrior From The Past

Genre : Action, Fantasy

Author : Nekomia

===============

Miza berbalik ke arah Yuna sambil menatapnya dengan serius, membuat Yuna yang memperhatikan tingkahnya sedikit memajang ekspresi heran.

"K-Kenapa? Apa ada yang salah dengan nama itu? Kau bisa panggil aku Yuna, kok."

Yuna sedikit melangkah mundur dan bicara terbata-bata.

"Nama itu... jangan-jangan..."

Miza makin serius dan mulai melangkah maju.

Yuna makin bingung oleh respon Miza tersebut yang membuatnya sedikit takut dan melirik kanan-kirinya yang terhalang tembok.

"Yunastasia... nama itu... kalau tidak salah..."

Jantung Yuna kian berpacu karena benar-benar ketakutan oleh pandangan Miza yang sangat serius dengan jarak antara mereka berdua yang begitu dekat.

"Nama penyakit yang berpengaruh pada ingatan, ya?"

"Eh?"

Yuna langsung bengong oleh perkataan Miza, yang membuat seolah-olah ketakutannya hanyalah kesalah pahaman berlebih.

"Tebakanku benar, kan?"

Miza memasang ekspresi penuh keyakinan akan perkataannya tadi sambil tersenyum.

"Itu 'Amnesia', bodoh!"

Yuna langsung memasang ekspresi marah karena merasa dipermainkan oleh orang di hadapannya. Sedangkan Miza hanya memasang wajah polos sebab tak tahu apa penyebab wanita tersebut marah.

"Kenapa kamu marah?"

"Heuh!"

Yuna langsung berbalik sambil menyilangkan tangan di dada yang tertutup jubahnya.

"Dasar kau, seenaknya saja mengejek nama orang lain. Pantas saja prajurit tadi marah padamu, aku jadi menyesal telah menolongmu... heuh!"

Miza benar-benar tak mengerti maksud wanita tersebut.

"Mengejek? Apa kau marah karena aku mengatakan 'Amnesia'?"

"Tentu saja, lagi pula nama asliku adalah Yunastasia El-"

Dia kembali membungkam mulutnya karena tidak ingin penyamarannya terbongkar. Melihat itu, Miza sedikit menggaruk kepala tanda bingung tak mengerti.

Yuna langsung berbalik sambil memasang tawa yang dipaksakan.

"Maksudku, namaku adalah Yunastasia Yunera. Hehe."

Miza makin bingung dan merasa aneh sekaligus curiga oleh tingkah perempuan itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, ya."

Dengan tergesa Yuna langsung pergi menuju tikungan di gang yang cukup gelap, dan meninggalkan Miza yang masih menggaruk kepalanya.

"Wanita yang aneh..."

Namun, mata Miza yang menatap ke arah tempat Yuna berbelok seketika membulat saat melihat cahaya putih tiba-tiba bersinar, dan kembali redup di tempat itu.

Miza secara otomatis menghampiri lokasi tersebut dan berhenti tepat di tikungannya. Namun tiada apapun di tempat itu, kecuali jalan buntu.

Karena merasa heran, Miza mencoba untuk meraba-raba tembok sambil berpikir bahwa ada jalan rahasia di situ. Tapi setelah beberapa lama dia melakukan aktivitas tersebut, akhirnya ia menyerah.