'Dengan hasrat yang masih tertinggal, Bagaimana mungkin mereka tidur di kasur yang sama?'
Tapi nyatanya mereka tetap melakukannya. Ya, tidur di kasur yang sama. Mengapa? Karena cuaca yang sangat tidak mendukung dan memaksa mereka untuk mengurung diri di kamar yang sempit itu. Sempit? Ya, jika kamarnya sempit, tentu juga dengan kasurnya. Saking kecilnya, lengan mereka sampai bersentuhan. Raut wajah Yoona tampak cemas. Cemas dengan kondisi mereka pada saat itu.
Yoona yang berada diantara tembok dan tubuh gagah Sehun tak henti-hentinya mencoba bergeser untuk menjauh, dari Sehun tentunya. Tapi sayang, ia tetap tak berpindah satu centi pun. Tembok yang kokoh itu seakan tidak mengijinkannya untuk menjauh dari pria itu. Namun berbeda dengan dirinya, Sehun terlihat sangat santai. Membuat Yoona tidak merasa nyaman dengan sikap santainya.
"Berhenti bergerak. Aku mau tidur." Tegur Sehun yang sudah memejamkan matanya siap untuk tidur. Suara berat Sehun khas pria mengantuk membuat Yoona mematung seketika. Ia suka mendengar suara itu, tapi juga semakin merasa resah. Ia mencoba mencari posisi nyaman, ah ia lupa itu. posisinya saat ini tidak memungkinkannya untuk bergerak sedikitpun. Hening. Suasana berubah senyap ketika dirinya diam beberapa saat. Penasaran akan pria itu, Yoona mencoba melirik pria itu yang berada disampingnya, tak berjarak, karena lengan mereka masih saling bersentuhan.
"Dia sudah tidur?" pikir Yoona yang tengah mengamati wajah itu. "bahkan wajahnya tetap terlihat tampan walau ia tengah tertidur seperti ini." termenung mengamati wajah itu. Mendadak ingatannya mengenai ciuman itu kembali padanya. Seperti kilat ia langsung menutup matanya. Bergerak cepat membelakangi pria itu. Ya, menghadap tembok lebih aman untuknya. "oh tidak, Berhenti berdebar! Aku mau tidur!" erangnya memukul pelan dadanya. "1 domba, 2 domba, 3 domba.." mulutnya mulai berceloteh pelan mencoba tenang. Menggunakan cara lama untuk bisa segera mengantuk. "45 domba, 46 domba.." kelopak matanya terlihat melemah dan sesekali bergerak merapat. "97 domba.." nyaris tertutup. "se.. re.. tus." ia pun tertidur tanpa sempat melanjutkan perkataannya.--
Sehun sudah siap lengkap dengan setelan pakaian olahraganya. Juga dengan earphone yang menemaninya. Diiringi dengan lagunya New Empire yang berjudul A Little Braver, langkahnya bergerak santai. Tapi, kenapa harus lagu pop yang musiknya Mellow seperti itu? bukankah jika jogging lebih enak mendengarkan lagu Hip Hop? Ada apa dengan pria itu? Dan yang lebih aneh, Saat ini masih terlalu pagi untuknya keluar dari rumah. Bahkan masih sangat minim cahaya. Tentu udara pada saat itu sangat tidak bersahabat. Lebih menusuk dibandingkan pada malam itu. Namun tetap saja, Yang terlihat langkah kakinya terus bergerak santai dan tak sekalipun berhenti berlari.
Satu jam sudah berlalu dan Sehun belum juga berhenti berlari. Kakinya terus bergerak santai menelusuri desa itu, Desa yang sudah sangat ia rindukan. Perlahan dilihatnya beberapa penduduk yang mulai keluar dari rumah mereka, Memulai aktifitas mereka. Ketika itulah baru ia sadari, cahaya mulai menyinari desa itu. Melirik jam tangannya dengan kakinya yang masih asik berlari. Wow, sudah satu jam lebih ia melakukan itu. Entah dikarenakan udara yang terlampau dingin atau apa, Sehun sama sekali tidak merasa lelah.
Desa yang tak terlalu luas itu membawanya kembali menuju rumahnya. Masih berlari dan masih diiringi lagu yang sama. Ya, selama satu jam lebih yang kini nyaris mencapai dua jam, hanya lagu itu yang menemani langkahnya. Dari kejauhan dilihatnya kedua orangtuanya yang tengah berdiri disamping truk besar. Truk yang sedang diisi dengan bunga itu siap meluncur menuju ke berbagai kota, Terutama kota terdekat. Tidak jauh dari mereka, Dilihatnya Sora yang ikut membantu memindahkan bunga bersama karyawan lainnya. Sehun tersenyum melihat ulah anak itu. Dengan semangat ia mempercepat langkahnya untuk menghampiri putrinya.
"Appa!" panggil Sora dengan dua rangkai bunga mawar putih di pelukkannya. Tubuhnya yang kecil sedikit tertutup dengan tumpukkan mawar itu.
"Sini appa bantu." sahut Sehun yang sudah mengambil alih bunga itu dari putrinya. Dilihatnya Sora yang merentangkan tangan meminta di peluk. Sehun kembali tersenyum, cepat-cepat menyerahkan bunga itu ke karyawan yang tengah bertugas, Lalu memeluk Sora hingga mengendong anak itu. "Kau sudah sarapan?" tanyanya. Sora mengangguk.
"Kemana saja kau? Kami sarapan tanpamu." sela ibunya tidak jauh darinya. "omo, kau jogging sepagi ini?" menyadari setelan olahraga yang anaknya pakai.
"Aku tidak bisa tidur.." jawab Sehun seraya mengecup kening Sora dengan gemas. "kalau begitu aku sarapan dulu." menurunkan Sora darinya dan mulai melangkah masuk kedalam rumah. Tapi langkahnya mendadak terhenti. Ada Yoona disana, diambang pintu rumah. Tengah menatapnya kaget. Kaget? Kenapa gadis itu harus menatapnya seperti itu? Jangan-jangan.. Pikir Sehun mencoba membaca maksud dari tatapan itu. Ya, Benar sekali. Yoona mendengar perkataannya barusan. Mengenai dirinya yang tidak bisa tidur. "wae?!" tanya Sehun ketus yang sudah berdiri di hadapan Yoona.
"Aa?" Yoona setengah sadar diantara masih mengantuk dan terguncang akan pernyataan Sehun.
"Pikyeo.." ujarnya datar. Menatap Yoona dengan tatapannya yang tak terbaca. Yoona diam sejenak dalam tatapannya itu, ia sedikit mengerjap mencoba sadarkan diri.
"Oo, Ne.." ia bergeser kesamping memberi pria itu jalan. Berusaha terlihat santai, Sehun langsung melangkah melewatinya. Dia tidak bisa tidur? Apa karenaku? Pasti karenaku! Dan, Dan aku tertidur pulas? Disampingnya? Arrgggh! Im Yoona!!!!! Erangnya masih di samping pintu masuk. Ia benar-benar tidak menyangka akan itu, mengingat tadi malam ia telah melihat bahwa Sehun sudah tidur dengan nyenyak.
"Yoona-a, illowa!" panggil ibu Sehun yang masih berada disekitar truk.
"Ne.." ia berlari kecil menghampiri wanita itu.
"Aku mau ke pasar. Ikutlah denganku."
"Ee?" Pasar? Mungkin satu-satunya tempat yang tidak pernah Yoona kunjungi.
"Semalam Sehun bilang, Kau butuh kain. Jadi ikutlah denganku. Sora-a.. sini." memanggil Sora tanpa menghiraukan raut ragu di wajah Yoona. "kajja." Dilihatnya wanita itu yang sudah melangkah menuju mobil Sehun diikuti Sora. "masuklah." dan kini menyuruh Yoona masuk kedalam mobil itu.
"Omoni, Kau yang menyetir?" tanya Yoona kaget. Bukannya menjawab pertanyaannya, wanita itu sudah lebih dulu duduk di balik stir.
"Ahjumma.." tegur Sora yang menarik celananya pelan. Gadis kecil itu menatapnya menunggu, Berdiri disampingnya. "ayo.." merentangkan tangan meminta Yoona untuk menggendongnya. Dan ini juga pertama kalinya untuk Yoona menggendong seorang anak kecil. Bahkan ia tidak pernah menggendong Hyeri dan Baekhyun. Dengan gerakkannya yang kaku, Yoona mengangkat Sora kedalam pelukkannya. Membuka pintu mobil lalu duduk di samping kemudi. Sora yang duduk santai di pangkuannya mulai bersorak ria ketika mobil sudah melaju keluar dari desa.
![](https://img.wattpad.com/cover/88865220-288-k992931.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fault That Let to You
Fanfiction[Sedang direvisi] Sehun, seorang ayah tunggal yang karismatik, dan Yoona, desainer modis yang tidak terlalu menyukai anak-anak, bertemu dalam situasi yang penuh kekacauan. Pertemuan pertama mereka dihiasi insiden es krim yang merusak suasana dan mel...