Sebuah Kebenaran

7.6K 279 41
                                    


Beberapa tahun telah berlalu, kini sasuke sudah menjadi direktur diperusahaan mendiang ayahnya, ia begitu terkenal karena kekayaan, ketampanan, serta kepiawaiannya dalam mengalahkan perusahaan lain dalam kejeniusannya dalam memenangkan.

Kini ia sedang duduk ditemani dokumen-dokumen berharga milyaran dolar itu, pandangannya jatuh pada foto seorang gadis cantik berambut indigo yang terpajang dimejanya.

Sejak kejadian dimana ia mengetahui bahwa ia mencintai sang gadis indigo itu ia memutuskan hubungannya dengan sakura, namun sakura tahu ini semua pasti akan terjadi mengingat sifat serta sikap sasuke yang berubah ketika kepindahan hinata. Kini sakura tengah berpacaran dengan sahabat blonde nya yang sudah memendam perasaan kepada sakura semenjak masa junior.

"Yo, teme!" seru si kepala durian nyelonong masuk ruangan sasuke dengan tampang tak berdosa.

"Tsk, bisakah kau ketuk pintu dulu sebelum masuk" ujarnya tajam seraya memberikan tatapan mengintimidasi sehingga membuat naruto bergidik.

"Okey, lain kali aku akan mengetuk pintu, dan bisakah kau tidak menatapku dengan tatapan seperti itu" namun sasuke tak mengindahkan permintaan naruto, ia malah semakin mempertajam tatapannya membuat naruto mengerucutkan bibirnya. "Teme... Jangan menatapku seperti itu... Aku takut nanti kau jatuh cinta kepadaku" mendengar perkataan naruto, sasuke menyudahi memberikan tatapan mematikannya kepada naruto dan berdecih.

"Ciihh... Jangan harap"

"Teme, ayo ke kantin! Ini kan jam makan siang" ajak naruto.

"Aku sibuk"

"Ya ya ya... Aku tahu kau sibuk, tapi setidaknya kau harus makan agar tubuhmu yang kurus kering itu berisi, kan akunya nggak suka melihat kamu yang kurus, aku suka perut kamu yang sixpack kan lebih enak diraba" ujar naruto menggoda dengan suara genit perempuan dan mengerling nakal kearah sasuke yang sedang menahan muntah melihat tingkah naruto. "Ayolah teme, kumohon... sakura-chan begitu khawatir melihat keadaanmu, dia menyuruhku untuk membawa mu kesini kalo tidak aku bisa dibunuh olehnya teme... Kumohon..."

"Ok, kau yang bayar" kata sasuke seenaknya dan nyelonong pergi.

"Hey teme! Kenapa harus aku yang bayar?"

"Hm"

Naruto hanya bisa menghela nafas menghadapi sikapa seenaknya sasuke. 'Hinata... Kau harus melihatnya, sekarang ia mencintaimu sampai tersiksa seperti itu'

Sasuke dan naruto telah sampai dicafe yang sudah ada sakura yang menunggu mereka dengan raut wajah yang merah padam yang membuat keduanya keheranan.

"DARI MANA SAJA KALIAN BAKA!!!!"

BLETAKK... BLETAKK!!!

Tanpa ampun sakura memukul kepala sasuke dan naruto itu, ia begitu lelah menunggu mereka sampai bokongnya kebas karena terlau lama duduk. Sasuke dan naruto mengelus kepalanya yang benjol akibat pukulan sakura yang tidak bisa dikatakan pelan.

"Ittai sakura-chan... Kenapa aku dipukul juga, kan aku lama karena nungguin sasuke itu"

"Itu salahmu... Kenapa kau tak menyeretnya saja, kan aku udah menyuruhmu" ucapnsakura santai sembari berkacak pinggang.

"Sakura-chan kau pasti bisa menebak jika aku menyeretnya, sudah dipastikan aku sudah dibunuhnya"

"Sudahlah ayo makan"

Sasuke dan naruto duduk ditempat masing-masing dan memakan makanan yangvsudah yersedia dimeja makan.

"Kau yang memesan semua ini sakura-chan?"

"Hmmm... Ini ramen untukmu, dan ini sup tomat dengan jus tomat untuk sasuke-kun"

"Itadakimasu" ucap mereka bersamaan, lalu menikmati makanan dengan hening.

Aku mencintaimu sampai menyakitkan iniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang