Bab 8 : werewolf

856 84 4
                                    

sebelumnya..

"Luna, terkena Racun beberapa tanaman sekaligus. Aku menebak dari bekas lukanya, Terkena Delphinium, Wind flower, Oleander, dan English yew. Dan lagi.." dengan cepat Teresa menelan ludah. ".. Aku menemukan Luka di belakang bahu Luna, bekas kuku tajam yang menancap disana. Aku menyakini 100% itu kuku wanita, Alpha. Aku juga melihat bibir bagian dalamnya sobek yang kemungkinan tak sengaja tergores gigi karena sebuah tamparan. Dan aku berpikir jatuhnya Luna dari tebing bukan karena sebuah kecelakan buah keteledoran,

-- tapi karena ada yang mendorongnya. Ada seseorang yang mencoba membunuh Luna."

Bunyi gemuruh petir dan Terjangan ombak ganas imajiner bergulung-gulung bersahutan di dalam otak Zaviero. Dia benar-benar Murka.

sekarang..

BAB 3 : WEREWOLF

2 month laters

Suasana Pack Balck Pearl kini selalu mencengkam karena ulah Alphanya sendiri. Zav sama sekali tak bisa mengontrol emosinya yang kadang meledak seperti bom, kadang sedingin badai salju, atau kadang begitu tenang seperti aliaran mengalir. Memang suasana yang baru bagi pack ini melihat sendiri bagaimana lepas kontrolnya Zav. Dan hal ini sudah berlangsung selama hampir dua bulan ini. Alasan di baliknya Teta sama sekali tak memilki tanda-tanda bangun dari tidurnya. Bisa di bilang Teta mengalami Koma.

'Aku juga kaget jika ternyata Luna akan koma, tapi aku tidak bisa mengelak jika sesuatu dalam psikologis Teta mengalami kejutan besar. Kita hanya bisa menunggu dengan sabar hingga Luna mau membuka matanya sediri.' Itu adalah apa yang di ucapakan Teresa saat Teta tak kunjung sadar pada hari ke tiga.

Zav mengambil nafas panjang dan duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang Teta. Penuh hari-hati ia meraih tangan kiri Teta dan mengarahkannya ke wajahnya. Di ciumnya tangan Teta lembut dan tak lupa membaui tangan itu.

"Latetia, apa kau tidak berniat bangun ? buka mata indahmu. Mimpimu terlalu nyenyakkah hingga membuatmu tak mau bangun ?" Lagi di mencium punggung tangan Teta penuh kasih.

Tok Tok Tok

Zav mengalihkan perhatian ke arah pintu yangs udah terbuka dan masuklah Teresa, Tom, dan ibu kandungnya Vanessa. Mereka tanpa sungkan mengelilingi ranjang Teta. Zav kini sudah tak begitu keberatan jika ada yang dekat dengan ranjang Teta, kecuali pria harus ada jarak dari Matenya itu. Vanessa mengusap rambut anaknya dengan lembut. Dia baru saja pulang dari Swiss kemarin karena mengunjungi teman dari ibunya yang sudah dianggap bagai ibunya sendiri. Berita Zav yang menemukan Matenya begitu ramai di bicarakan di seluruh daratan Eropa akhir-akhir ini, membuat Vanesa langsung pulang dan menemui anaknya untuk menuntut penjelasan.

Disinilah dia menemukan kenyataan menyedihkan sekaligus haru. Mate putranya yang begitu cantik dalam tidurnya, dan Zav yang penuh perhatian berada di sisinya. "Zav, ada sesuatu yang harus mother sampaikan ?" katanya pelan. Zav mengangguk dan mengikuti ibunya untuk duduk di sofa hitam panjang. Tom mengikuti mereka dan duduk di depan keduanya bersama Teresa tentunya.

"GrandNana menyampaikan pesan untuk Mother agar kau mencari darah pureblood vampire yang suci dan berhati bijak. Itu salah satu yang di butuhkan GrandNana untuk membantu Matemu pulang padamu. GrandNana akan datang kemari Lusa." Semua senyum bangkit di wajah masing-masing mendengar berita bahagia ini.

"Mother menyarankan padamu untuk datang ke Kastil keluarga Ramirez. Mother akan membawakan padamu buluku, agar mereka tahu kau datang karena saranku. Mintalah darah Lady Mellysa dan darah suaminya. " Zav dengan erat memeluk sang ibu erat. Ucapan terimakasih berdengung dari bibirnya.

"Berangkatlah malam ini agar bisa sampai disana pagi hari dan kembali ke sini malam itu juga. Mother bisa merasakan gadis itu, memang Mate yang di ciptakan untukmu, Son."

Waktu bergulir dengan cepat warana biru di langit sudah terganti dengan hitam penuh kilauan titik-titik bintang. Dua jam dari sekarang tepatnya jam 10 malam nanti Zav dan Tom serta ck- dr. Ben akan berangkat menuju kastil Ramirez letaknya di Scotland. Sengaja mereka menggunakan mobil karena keduanya sangat menyukai berkendara. Semua yang di perlukan sudah siap di mobil jadi jika saat waktunya tiba mereka hanya tinggal berangkat.

Zav menidurkan tubuhnya di sisian kiri Teta yang cukup luas untuk menampung tubuh kekarnya. Badannya ia miringkan menghadap Teta dengan tangan kanan sebgaia penyangga kepalanya. Tangan kirnya yang bebas mengelus pelan rambut hitam panjang Teta yang tersebar di permukaan bantal. Nick di dalam sana menyeringai senang dapat sedekat ini dengan Teta. Seperti bukan hanya Nick yang menyukai kedakatan tubuh mereka inangnya juga menyukainya.

Nafas teratur nan pelan dan bunyi detektor jantung yang menggema lama dalam ruang rawat. Makin kemari tangan Zav mualai menurun menelusuri kontor wajah Teta. Dia mengusap dahi Teta yang terbalut perban, turun pada hidung Teta yang di sumpal alat bantu pernafasan, lebih turun lagi Zav menemukan bibir mungil yang kering. Bekas sobek ataupun pecaha-pecah pada bibir Teta sudah menghilang, satu hal yang di syukuri Zav. Dengan sengaja Zav malah berlama-lama pada bibir Teta yang sangat kenyal dan lembut di ujung-ujung jarinya.

Perlahan Zav memperbaikan posisi tubuhnya agar lebih dekat pada Teta. Moment yang begitu dramatis saat Zav menurukan wajahnya agar bibirnya dapat bertemu dengan bibir Teta. Sebuah senyum muncul di bibir Zav saat bibirnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Dia mentap Kedua mata Teta yang tertutup rapat, dan mengikutinya. Awal sebuah kecupan berubah Ia justru memanggut bibir Teta lebih sensual bergantian atas bawah, giginya juga ikut bermain dalam ciuman basahnya.

'Oh god. Bibir Teta benar-benar pas di bibirnya dan sangat menggemaskan. Begitu Lembut dan- STOP !' Mata Zav langsung terbuka lebar begitu pikiran rasionalnya kembali. Dengan sangat tidak rela di mengankat bibirnya dari Teta dan meninggalkan bibir itu setelah memberi sebuah kecupan kecil.

Kenapa kau menghentikannya. Zav

Suara Protes Nick terdengar. Nick tidak marah dalam suaranya tapi lebih terdengar dia merajuk.

"Tidak sekarang,Nick. Teta masih belum sembuh. Dan aku tidak mau menjadi pria mesum pada orang yang sedang tak berdaya, saat bangun Nanti Teta bisa membenci kita. Aku ingin mengenalnya lebih jauh terlebih dahulu." Jawab Zav.

Kalau begitu beri Teta tanda kalau dia milik kita. Aku tidak mau saat kita pergi Teta di sentuh orang asing apalagi seorang pria lain.

Zav tersentak membenarkan. Selama di Pack ini bau Teta yang notabene manusia biasa terbias oleh Baunya sehingga semua anggotanya segan. Teta juga belum memiliki tanda Mate jadi secara langsung dia belum pas dikatakan Luna Pack. Bagaimana jadinya jika dia pergi jauh dari teta ber-Kilometer jauhnya.

Bayangan seoarang pria yang bukan dirinya menyentuh seujung kuku saja pada Teta dadanya memanas.

Zav mengakat tangannya untuk menumbuhkan bulu Serigalanya. Melihat yang ia cari dia langsung mencabut bulu-bulu itu. Sedikit perih, namuan dia tak memikirkannya. Satu cumput bulu serigalanya ia selipkan di saku baju Teta, Satu jumput di bawah bantal, Satu jumput di bawah ranjang, dan satu jumput terakhir di sebar di belahan rambut Teta. Zav mendekat pada Teta dan membauinya. Aroma Tubunya hampir menjadi aroma Teta dan dia sudah sedikit puas.

Rambut Teta di singkap menjauh dari sisi wajahnya, dan Leher jenjang putih Teta langsung tergugah di depan mata Zav yang sudah siap memposisikan diri di sana. Samar aroma teta menguat di sana menggugah sesuatu dalam diri Zav seperti saata pertama kali bertemu Teta. Tanpa sadar Zav sudah mencium kulit putih itu, hidungnya mengendus rakus tak sabaran. Sebuah jilatan menyapu di ikuti gigitan kecil dan hisapan sensual yang ganas. Suara-suara kecapan Zav menggema, saat mengangkat kepalanya sedikit dia menyeringai melihat hasil yang di perbuat.

Ruam merah yang cantik, sempurna. Batin Zav senang.

Terakhir di ciumnya kening Teta. "Aku akan segera kembali untuk membuatmu membuka matamu agar aku bisa melihat sendiri hanya bayanganku yang ada di sana. Aku bisa merasakannya bahwa kau memang milikku. Dan aku akan memastikannya."

.

TO BE CONTINUE..

wkwkwk. bahkan aku sampe lupa punya peer lanjut ini wkwk

fyuh. sorry typo ya. ngomong aja kalau typo ntar aku ganti

see U

leumi

HONEY TRAP : The Real !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang