Salah satu seorang siswa yang sedang sibuk membaca di perpustakaan dengan seorang cewek, mendengar teriakan. Teriakannya sangat keras dan panjang. Karena sangat keras, sampai-sampai dia menutup telinganya. Cewek yang berada di sampingnya itu langsung panik, melihat pacarnya yang tiba-tiba berlagak aneh.
"Lo gak apa-apa kan?" Tanya cewek tersebut dengan nada panik.
"Gue dengar teriakan. Keras banget"
"Jangan ngaco. Kita di perpus, gak ada yang teriak. Gue aja gak dengar"
"Tunggu. Apa mungkin karena gue werewolf, gue bisa dengar teriakan itu?"
"Teriakannya keras banget? Cuma lo yang bisa denger?" Cewek tersebut berpikir. Lalu teringat sesuatu. "Oh my God, Lydia!"
Lelaki tersebut juga baru sadar jika itu adalah teriakan Lydia. Langsung saja dia menyambar tasnya dan langsung keluar perpustakaan bersama cewek tersebut menuju ke kelas Lydia.
[.]
Tubuh Lydia langsung lemas begitu ia selesai berteriak. Brooklyn, yang duduk di barisan depan dan tepat di belakang Lydia, langsung memegangi tubuh cewek itu dengan tanggap agar tidak terjatuh.
Semua murid langsung melihat Lydia. Namun tidak dengan Pak Johnson, dia malah memarahi Lydia. "Apa-apaan kamu, Lydia! Disuruh mengerjakan malah berteriak tidak jelas!"
Cowok dan cewek yang tadi berada di perpustakaan, langsung membuka pintu dengan keras. Membuat seisi kelas melihat ke arah mereka.
"Pak! Tolong jangan marahin Lydia! Barusan tadi itu ratapan!"
"Stiles, bego lo!" Bentak cowok tersebut. Mendengar sahabatnya berbicara yang tidak boleh dibicarakan.
Langsung saja Brooklyn--eh, Stiles rupanya--menutup mulutnya. Keceplosan jika dia mengatakan yang sebenarnya.
"Apa? Ratapan?" Tanya Pak Johnson. Disertai gumaman murid-murid yang mungkin mempunyai pemikiran seperti Pak Johnson.
"Bukan, pak, bukan apa-apa. Boleh saya bawa Lydia ke UKS?"
Pak Johnson berpikir sejenak, lalu menghembuskan nafas panjang. "Baiklah, Stilinski."
"Scott, bantu gue. Allison, lo bawa tasnya." Perintah Stiles seperti dia menjabat sebagai atasan yang berkuasa. Lalu dia melingkarkan tangan Lydia ke pundaknya dan Scott, membawa Lydia ke UKS.
[.]
"Heh, lo bangun, dong. Gue capek nungguin lo di sini" Menunggu adalah hal yang paling Stiles benci. Apalagi di UKS. Dia sangat tidak suka dengan bau obat-obat kimia.
Dia pun sadar jika dia berbicara sendiri. "Ok, gue udah gila ngomong sendiri. Bangun dong, woi" Dia mengguncang tubuh Lydia.
Pelan-pelan, mata Lydia terbuka. "Akhirnya lo bangun, udah lebih dari satu jam lo disini." Omel Stiles.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banshee • Lydia Martin
WerewolfBertemu dengan guru berparas cantik namun memiliki muka yang seperti monster, sering memiliki firasat buruk dan berada di tempat TKP pembunuhan, tentu bukan kesan pertama yang ingin kau berikan pada saat hari pertama masuk sekolah. Tapi, Lydia tidak...