Beberapa hari kemudian Lydia kembali bersekolah dan langsung diserbu beberapa pertanyaan.
"Kenapa lo bisa ada disana?"
"Emang beneran si Voldemort yang bunuh Pak Johnson? Gue kira Voldemort cuma ada di Harry Potter."
Lydia memang sudah mengatakan yang sebenarnya kepada pihak-pihak yang menanyai pertanyaan macam itu. Namun, dia tidak bisa mengatakan kalau dia kesana karena dia cenayang yang bisa merasakan kematian.
Jadi, dia hanya bisa mengatakan kalau dia mendapat firasat buruk ketika bertemu dengan Pak Johnson. Begitu tahu dia mempunyai firasat buruk, Lydia langsung panik dan datang ke ruang guru tersebut.
"Bohong!" Bentak Ethan waktu itu, tidak terima.
Lydia sudah sering menghadapi yang seperti anak Pak Johnson ini. Selama ini saat dia tiba di TKP lebih dulu dari orang lain, beberapa orang menganggapnya pembunuh lah, orang aneh lah, pokoknya yang aneh-aneh. Padahal, kalau tidak ada Lydia, mayat itu bisa saja tidak akan ditemukan sampai saat ini.
"Mereka akan berterima kasih ke lo kalau mereka tahu," kata Allison waktu itu, berusaha membesarkan hati Lydia.
"Tapi sebenarnya gue itu apa?" Tanya Lydia waktu itu, tidak sabar ingin tahu apa sebenarnya dia. Namun, Allison tidak menjawab. Katanya tunggu waktu yang tepat.
"Hei," sapa Stiles. Membuat Lydia tersadar. "Udah? Yuk." Sekarang mereka akan membawa Lydia--entah kemana, yang pasti mereka akan memberitahu yang sebenarnya.
"Kemana?"
"Rumah Peter."
"Peter? Kayak pernah denger namanya." Batin Lydia.
[.]
Mereka pun tiba di rumah--eh, bukan rumah sih. Seperti tempat peternakan. Dari luar rumah ini terlihat besar dan berserakan, seperti kayu, ban dan daun dimana-mana, jerami yang menumpuk, satu mobil rusak akibat terbakar, dan masih banyak lain.
Scott memandu mereka semua untuk masuk ke dalam. Lalu membuka pintu geser yang terbuat dari besi, terlihat bahwa bagian dalam rumah terlihat luas dan rapi walau hanya ada sofa, meja, alat-alat olahraga dan barang-barang yang seadanya.
Lydia melihat seorang laki-laki yang hanya memakai tank top hitam dan training sedang berlatih angkat beban. Laki-laki tersebut memiliki bisep yang besar, kumis dan jenggot tipis dibagian pipinya, bibir tipis dan bola mata coklat. Lydia rasa umur laki-laki tersebut adalah 24.
"Lydia, dia Derek Hale." ucap Allison. "Lalu yang disana, Peter Hale."
"Mereka saudara?" Tanya Lydia mengetahui nama marga mereka sama.
"Peter adalah paman Derek"
Dia melihat Peter sedang menghadap keluar jendela. Dia memilki bisep yang lebih besar daripada Derek. Rambut putihnya sudah mulai tumbuh. Mungkin umurnya sekitar 40. Namun masih terlihat gagah dan tegas.
Peter berbalik menghadap Lydia. "Senang bertemu denganmu lagi, Lydia," ucapnya dengan seringai yang berkembang di bibir tipisnya.
Lydia tersontak kaget setelah melihat wajah Peter. Bukan, bukan seperti guru tadi. Masih berwajah manusia. Namun, bukan itu yang Lydia permasalahkan.
"Kau?!" Tanya Lydia kaget.
"Ya, ini aku, Peter Hale. Rupanya kau masih ingat malam dimana aku menggigitmu." jelas Peter dengan tenang seperti tidak terjadi apa-apa.
"Kau kan sudah janji tidak akan bertemu denganku lagi, dan aku akan merahasiakan hal ini dari pihak kepolisian!" balas Lydia.
"Aku bertemu denganmu juga terpaksa, sayang. Kau sangat dibutuhkan disini."
"Apa maksudnya? Tolong jelasin ke gue apa maksudnya!" Bentak Lydia. Dia sudah sangat stres. Stiles yang berada di sampingnya, mengajak Lydia untuk duduk di sofa.
"Lydia, tenangin diri lo dulu. Gue akan ngejelasin, tapi gue mohon sama lo buat percaya sama gue,"
[.]
"Jadi lo yang selama ini kami cari-cari," Jelas Allison. Dengan kata-kata itu, dia menyelesaikan ceritanya.
Jadi begini ceritanya, dulu Scott dan Stiles pergi ke hutan karena Stiles mendapat berita jika ada dua pengemudi yang mati di hutan dengan bekas cakaran seperti serigala. Namun mereka berpisah karena ketahuan oleh Polisi.
Scott berlari ke arah hutan dan Stiles menghampiri ayahnya yang kebetulan sedang di TKP--ayah Stiles adalah seorang Sherrif. Namun Scott mendengar suara serigala dan tepat dibelakangnya ada seekor serigala dengan mata merah menyala. Akhirnya Scott mendapat gigitan tersebut.
Namun hal-hal aneh terjadi dengan Scott, seperti kecepatan larinya sangat cepat, dia bisa mendengar suara yang berada jauh dari tempat Scott berada. Stiles sempat mengira kalau Scott adalah Werewolf, berhubung Stiles suka dengan hal-hal supernatural, akhirnya dia mencari tahu apa yang terjadi dengan Scott. Dan benar tentang dugaan Stiles.
Dia sering bertemu dengan Alpha yang ternyata adalah Peter. Dulu Peter sempat mencari mangsa untuk diubah menjadi werewolf dan akan digabungkan dengan Pack-nya*. Dia menemukan gadis--Lydia--yang sedang berjalan keluar sendirian dari sekolahnya. Mangsa yang bagus, pikir Peter saat itu.
Lalu, Peter keluar dari semak-semak--tempat persenyembunyiannya--bukan dengan wujud werewolf, melainkan wujud manusia tetapi mempunyai mata merah menyala, taring dan kuku yang tajam.
Lydia pun berteriak minta tolong, namun semua murid sedang berada di dalam sekolah. Dan pada saat itu, Peter menggigitnya.
Namun saat Lydia berada di rumah sakit, Peter menghampirinya untuk melihat bekas gigitannya. Ternyata, setelah dilihat dari bekas gigitannya, Lydia tidak akan berubah menjadi werewolf, melainkan makhluk supernatural lainnya.
Beberapa waktu yang lalu, Derek dan Peter yakin mereka mendengar teriakan Banshee (Omong-omong, yang mereka dengar ini adalah teriakan Lydia saat berada di kota sebelum Lydia pindah ke Beacon Hills. Mereka pergi ke kota tersebut karena ingin mencari anggota tambahan untuk Pack-nya)
Sekarang Peter bukan lagi Alpha, melainkan Omega.
"Trus? Sekarang siapa yang jadi Alpha?" Tanya Stiles ditengah Allison bercerita.
"Itu masalahnya. Kita masih belum tahu." Jawab Peter setenang mungkin.
Dulu Derek adalah Omega, dan sempat menjadi Alpha (Derek menjadi Alpha karena dulu ia membantu mengalahkan Peter. Dan, ya, setelah Peter mati--belum sepenuhnya mati, kekuatan itu diambil alih oleh Derek--padahal yang mengalahkan Peter adalah Scott dan Allison) Dan Lydia yang dikira cenayang, ternyata Banshee yang bisa merasakan kematian.
"Bohong! Lo mengada-ngada kan?!" Bentak Lydia setelah Allison selesai bercerita. Sulit untuk mempercayai orang yang tidak percaya mitos.
Dengan terpaksa, Scott langsung berubah wujud menjadi werewolf untuk mempercayai Lydia jika itu bukan mitos.
Lydia hanya diam terpaku melihat Scott menjadi werewolf.
"Sekarang percaya?" Tanya Scott yang sudah menjadi manusia lagi.
Mau tidak mau, Lydia percaya.
"Banshee sangat dibutuhkan," jelas Derek.
"Butuhkan? Maksudnya?" Tanya Lydia.
"Kau dibutuhkan disini untuk membongkar siapa dalang dibalik semua ini, sayang," tambah Peter.[]
8 Desember 2016.
a.n winteronine yang minta-minta buat ngeupdate :) mulmed peter aka bapak tiri gue :)
*itu kayak gerombolan atau kumpulan yang isinya werewolf dan ada satu pemimpin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banshee • Lydia Martin
Hombres LoboBertemu dengan guru berparas cantik namun memiliki muka yang seperti monster, sering memiliki firasat buruk dan berada di tempat TKP pembunuhan, tentu bukan kesan pertama yang ingin kau berikan pada saat hari pertama masuk sekolah. Tapi, Lydia tidak...