prolog.

27 6 9
                                    

Alysha afryati pov

"Lys, mana orderannya?, bapak dan ibu di meja 16 sudah lama nunggu!" bentakkan bu menejer buat ku kaget, baru saja aku mulai istirahat. Mata ibu citra kaya mau keluar melihat ku. OKE, dengan terpaksa aku melangkah, Aku semperin tu ibu cantik tapi galaknya tidak bisa di obatin kayanya,

aku pun tiba di depannya, dan nunjuk tempat buat meletakkan kertas order, "tapi kan bu, orderannya saya letakkin di sini"

Wajah ibu citra buat ku ingin lari dari sini, menyeramkan, "coba liat, apa ada orderan meja 16,?'' hah?, dengan cepat ku lihat semua orderan itu, sial memang benar orderan meja 16 tidak ada, aku hanya bisa tersenyum "kamu kan tadi yang order meja 16, kamu jangan buat pelanggan di restorant ini merasa tidak di layani dengan baik. Dan Jangan sampai pelanggan kita tidak mau lagi makan di sini, Kamu harus tanggung jawab"

Karena siang ini banyak pelanggan, aku tidak bisa ingat pesanan meja 16 tadi itu pesan apa ya!, Aku langsung berjalan agak sedikit berlari menuju meja 16, dengan sopan aku menunduk, "pak,bu maaf, ini semua kesalahan saya, saya minta maaf, karena kecerobohan saya, orderan bapak dan ibu kayanya hilang, apa bapak dan ibu mau mengulangi pesanannya lagi?"

Aku pasti di marahi bu citra lagi, bapak dan ibu itu berdiri, dan menatap ku seperti aku ini musuh mereka, maksud ku tatapan mereka berdua kaya orang yang mau ngajak berantem.

"pelayanan macam apa ini, aku nyesel masuk ke sini!" memang benar sih kata bapak ini, coba kalo aku ada di posisi mereka, pasti aku juga akan marah-marah karena sudah lama menunggu.

"Kita pergi saja dari sini, kita cari tempat makan yang lain" ucapan ibu ini membuat aku menebak kalo sepasang kekasih ini akan makan di restoran di seberang restoran kami.

Aku hanya bisa diam sambil melihat ke arah luar, astaga, memang benar mereka masuk ke restorant saingan kami itu.

"Lys," panggilan bu citra sontak buat ku kaget lagi, aku menoleh ke samping melihat bu citra masih melihat ke arah kaca yang tembus ke luar, "ibu kecewa sama kamu, sudah tiga kali kamu hilangin orderan pelanggan, apa kamu mau di pecat?"

Apa? Pecat? Apa bu citra barusan menawarkan apa aku mau di pecat?, ngomong-ngomong tawaran ini tidak menguntungkan buat ku. Aku menunduk di depannya, "Beri saya kesempatan sekali lagi ya bu, saya mohon.?"

"Baik, sekali lagi," nada bicara bu citra dingin banget, tapi, syukur deh aku tidak jadi di pecat, terimakasih tuhan, aku pun memberanikan diri melihat wajah bu citra, apa barusan aku hanya bicara sendirian, bu citra masih fokus di restorant di seberang kami, "sekarang pergi dari hadapan ku"

"Baik bu, Terimakasih banyak, bu!" aku langsung pergi ke tempat yang sudah banyak tersedia makanan, tepatnya tempat itu ada di depan dapur.

Tiba di tempat itu, aku dan amira sedang mengerjakan tugas menata sendok dan garpu dengan tisu kering karena tugas ku hari ini adalah menerima pesanan dari tamu-tamu yang datang : 'order'.

Teman-teman kerja ku yang lain yang sama-sama pelayan / 'waitress' , sedang sibuk mengantar makanan dan minuman / 'mobile' , kalo teman-teman yang lain juga sibuk membersihkan meja-meja dari piring-piring atau gelas yang sudah kosong, dan juga mengepel lantai / 'cleaning'.

Kalo teman-teman di dapur 'kitchen' atau di minuman 'bartender' jangan di tanya lagi, walaupun tidak ada pelanggan mereka tetap sibuk mempersiapkan bahan-bahan buat makanan dan minuman 'prepare'

"Lo di marahin lagi ya sama bu citra?" pertanyaan amira buat ku kesal sendiri, sudah tau kok nanya.

"Iya, emangnya kenapa?, apa lo iri?" aku ingin tertawa melihat wajah bingungnya mendengar pertanyaan ku.

More and MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang