chapter 3

34 3 0
                                    

Sean aditya pov

Pagi ini tepatnya hari minggu, aku sedang menikmati pemandangan dari atas, aku melihat banyak sekali orang-orang berkumpul di lapangan,

Aku tidak henti-hentinya melihat ke bawah, apa tiap minggu mereka senam pagi bersama?, di tempat ini benar-benar penuh dengan solidaritas dan toleransi yang sangat baik di dalam lingkungan bertetangga.

Aku menghela napas gusar saat melihat cowok gila dan menyebalkan itu juga ikut senam di lapangan, kalo tidak salah namanya arifin, dia hanya seorang pengganggu, menurut ku.

Jujur, aku tidak suka dengan cowok itu, jika di ingat, dari perkataannya kemarin malam, sangat jelas dia benar-benar ingin dekat dengan alysha.

Kenapa kemarin malam aku merasa gelisah ya, apa aku cemburu? Atau hanya merasa terganggu.? Aku masih tidak mengerti perasaan ku sendiri.

"Kenapa alysha gak nongol-nongol dari tadi?, apa hari ini dia gak masuk kerja?" gumam ku sendiri sambil menoleh ke arah pintu rumahnya.

Ada seorang laki-laki paruh baya mengucapkan salam, dengan cepat aku balas salam itu.

"Tidak ikut senam?" tanyanya sambil tersenyum

"Gak, pak, saya kan orang baru di sini," jawab ku santai

"tidak masalah orang baru atau orang lama, semua di sini sama saja, kita semua adalah satu keluarga" terangnya sambil menepuk-nepuk pundak ku, beliau kembali melihat kebawah, "apa kamu malu?"

Malu?, apa aku malu, tidak ada siapapun yang pernah menanyakan ini sebelumnya, aku tersenyum, "gak pak, saya cuma males aja"

"Apa kamu mau mengajak alysha untuk ikut senam,?" Tanyanya lagi, terus beliau menatap pintu rumah alysha, sontak aku juga ikut melihat pintu itu, "alysha hari ini masuk siang, jadi, gak salahkan kalo kamu ngajak dia!"

Pantesan saja dari tadi alysha belum keluar dari rumahnya, eh, pertanyaan besar ku adalah, kenapa pak RT bisa tau jam kerjanya alysha, mencurigakan bapak ini.

"Kelihatannya alysha masih istirahat pak," jawab ku,

Pak RT mengangkat kedua pundaknya, "ya, kalo kamu tidak mau mengajaknya, pasti akan ada yang mengajak alysha!"

Siapa? Apa cowok pengganggu itu lagi, sepertinya benar dugaan ku, pak RT tersenyum misterius, sekarang aku ingin sekali bertanya, pak RT memihak ku atau memihak keponakannya itu.

Tiba-tiba ada cowok yang berlari melewati ku dan pak RT, ingin rasanya aku berteriak dan menghadangnya, tapi, aku tidak suka pak RT melihat sisi keras ku.

Aku dan pak RT melihat cowok itu sudah berdiri di depan pintu rumah alysha, dia mengetuk pintu itu dengan sangat keras.

Jika saja pak RT tidak ada, sudah ku patahkan tangannya itu, mengganggu istirahat alysha saja, dasar cowok pengganggu.

"Bapak turun ya" terang pak RT, membuat ku menoleh ke beliau, "jangan gunakan otak panas mu itu, kamu harus bisa mengendalikan diri mu sendiri"

Nasehat itu untuk ku?, sial, apa wajah ku nampak jelas menahan emosi?, "saya gak emosi pak!"

pak RT tersenyum dan meninggalkan ku. Apa acting ku buruk?, sepertinya pak RT menyadari kalo barusan aku mengelak. Aku menghela napas.

Dengan santai aku berjalan menghampiri cowok pengganggu itu, terlihat jelas cowok itu geram melihat ku. Aku hanya tersenyum miring melihatnya.

-------------------

Alysha apryati pov

Hari ini aku masuk siang, jadi, di pagi yang indah ini, rencana besar ku hanya satu, menikmati kasur empuk ku. adek ku ikut ibu pergi kepasar mengantar pesanan kue,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

More and MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang