Hiraeth (n. ) A deep, wistful, nostalgic sense of longing for home; a home that is no longer or else never was. A yearning and wistful grief for people and things long gone.
***
You left, and I'm still alive.
The thing about life is we always survive.
—11.08am
***
"Sampaibertemulagi."
"Let's meet again someday," "Sebagaiseseorang, yang hari ini kita impikan," "Sebagaiseseorang, yang pernah kita idamkan."
Semua Nara yang menuliskan kisahnya di sini memiliki banyak kesamaan—dan salah satunya, adalah hal yang mereka cari.
Mereka tidak mencari sesuatu hal yang spesial.
Mereka tidak mencari barang-barang mewah.
Mereka hanya mencari sebuah Rumah yang benar-benar memberikan rasa aman dan nyaman ketika mereka berpulang. Mereka hanya mencari sebuah rumah yang benar-benar menawarkan rasa 'pulang', bukan sebuah rumah yang menjadi tujuan mereka berpulang karena memang mereka tidak mempunyai tempat lain untuk berteduh.
Tapi, rumah yang mereka bicarakan di sini tidak sepenuhnya tentang sebuah tempat.
Karena, Rumah itu tidak melulu tentang bangunan. Entah sekeren atau semewah apapun rumah yang kamu tempati dan tinggali, mau selengkap apapun fasilitasnya, itu hanya tempat—kalau memang kamu datang ke sana hanya karena memang tidak ada lagi tempat lain dan kamu tidak merasa benar-benar pulang.
Namun, ceritanya akan berbeda jika memang kamu pulang karena merasa kamu harus, dan akan ada seseorang yang merasa khawatir jikalau kamu belum menginjakan kaki ke dalam rumah.
Tetapi, rumah juga bisa menjadi seseorang.
Seseorang yang bisa menjadi alasan, kalau kita akan pulang ke rumahhanya karena orang tersebut ada di tempat itu.
Seseorang.
Seseorang yang dapat melihat, seseorang yang dapat merasakan, juga seseorang yang dapat belajar.
Karena terkadang, kita tidak perlu mengalami hal tersebut secara langsung untuk mengetahui how does it feels like.
Karena terkadang, dengan melihat—kita akan merasakan, dan dengan merasakan—kita akan belajar, dengan belajar—kita akan mengerti.
Sepenggal kisah ini tentang mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka yang diam, untuk menjadi pendengar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka yang memahami dan luar biasa peduli.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka yang rindu, kepada asa di masa lalu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka yang mencoba mengabaikan apa kata hati, kemudian tidak lagi bertahan karena usaha yang tidak diperdulikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka yang tidak menggunakan kata, namun menggunakan tawa dan mencoba untuk melupakan apa yang ada.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan mereka, yang mencoba meraih sesuatu—mencoba mengukir kemungkinan diantara doa yang selalu ia semogakan.
Selamat datang di Hiraeth, dengan enam orang pemuda yang sedang mencari arti dan definisi rumah untuk mereka.