Présenter

4.1K 388 56
                                    

Everyone has a chapter they don't read out loud.

Semua orang pasti memiliki setidaknya satu halaman dalam kisah kehidupan yang mereka jalani—yang belum, atau mungkin tidak akan pernah mereka ceritakan kepada orang lain.

Semua orang pernah bahagia, semua orang juga pernah berduka.

Dan di sini, akan ada dua sisi yang nantinya mereka tunjukan.

Sisi mereka dihadapan orang lain, dan sisi mereka dihadapan cermin. Cermin yang—tidak akan pernah bisa mereka bohongi, dan cermin yang tidak akan pernah bisa mereka benci.

Karena seburuk apapun, itu adalah mereka, dengan cerminan dirinya sendiri.

Adrian bilang, "Tak kenal, maka ta'aruf."

Tapi, orang bilang, "Tak kenal, maka tak sayang."

Jadi, sebelum menceritakan seperti apa kisah yang mereka jalani. Mari berkenalan dengan Nara dan Dara ini terlebih dahulu.

Jikalau kalian bertanya di mana kalian bisa menemukan seorang Arkana Pramuditha Liandra, maka jawabannya ada tiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jikalau kalian bertanya di mana kalian bisa menemukan seorang Arkana Pramuditha Liandra, maka jawabannya ada tiga.

Yang kesatu, kalian bisa mencarinya di sudut Pujasera Kampus. Kedua, di depan Koperasi yang letaknya ada di sebelah Gedung Jurusan Akuntansi, atau—-kalau tidak ada di kedua tempat tersebut, ia pasti sedang mendudukan diri dengan gitar dalam pangkuan di samping Lab Bisnya anak FEB.

"Tau Arkan gak?"
"Arkan mana?"
"Anak FEB. Anak MGT."
"Ooh, Arkan yang tinggi bukan?"

Arkan dan tinggi adalah dua kata dalam satu buah kalimat yang tidak akan pernah bisa dipisahkan.

Arkan adalah definisi dari manusia dengan tinggi badan yang tidak masuk akal, 187cm. Ia adalah tempat bermuara ke mana semua umpatan para manusia kerdil tertuju, "Lo tuh ya, tingginya ngabisin tau gak."

Lagi, kalau kata Jeremy, anak ini sepertinya tidak diberi ASI sewaktu bayi. Melainkan—-mungkin dicekoki air bambu agar bisa tinggi karena orang tuanya tidak mampu membeli susu formula ketika balita. Atau mungkin, Arkan adalah reinkarnasi dari Titanoboa di masa purba dalam bentuk manusia pada era millennial.

Tolong abaikan apa kata Jeremy dengan cerat bisingnya ya.

Arkan itu berisik. Banyak bicara dan adakalanya membuat telinga menjadi lara, —-ini kata Thalia.

Jadi, apabila sewaktu-waktu kalian menemukan Arkan lebih banyak diam ketimbang menyuarakan tentang hal-hal bodoh yang sedang bereban dalam mantiknya, mungkin, ia sedang patah hati.

Atau, sedang tersakiti?

Atau, sedang tersakiti?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang