Epilog.

1.6K 126 26
                                    

Song Joong Ki, apa kabarmu?

Ini aku, Moon Chae Won, masih ingat?

Berbangga hatilah karena kau menjadi orang yang kupilih menjadi penerima surat ini karena ini adalah kali pertama aku menulis surat.

Kau mungkin bertanya-tanya, dimana aku berada saat ini.

Seperti janjiku,
Aku tidak pergi kemana-mana.
Aku tetap bersamamu.
Hanya saja mungkin kau tak lagi bisa melihatku..

Dulu sekali, kau pernah bertanya mengapa aku tak memiliki banyak kawan namun aku tak pernah benar-benar menjawabnya.

Sekarang, biarkan aku memberimu jawaban.

Aku punya kontrak khusus bersama pemilik semesta.  Sebut saja aku peri manis yang terjatuh ke bumi. Akan ada saatnya aku harus kembali ke nirwana dan meninggalkan segalanya. *jangan tertawakan aku untuk yang ini dan jangan sebut aku pengkhayal!

Aku tak ingin orang lain menangis ketika aku pergi suatu hari nanti. Aku tahu betapa tidak adilnya ketika kau tertinggal sendirian di belakang.

Sayangnya,
Semua berubah sejak aku bertemu denganmu..

Song Joong Ki adalah karang es yang menyembuyikan kehangatan

Song Joong Ki adalah kegelapan yang menyimpan sinar benderang

Dan untuk pertama kalinya aku ingin memiliki seseorang disisiku. Seseorang yang tulus mencintaiku.

Aku ingin mencintai sedalam mungkin karena aku tahu tak akan ada hari esok untukku.

Mengapa aku tak boleh bahagia disaat aku tahu tak banyak waktu yang kumiliki?

Kenyataannya semua itu hanya pembenaran belaka. Pada akhirnya, kaulah yang terluka oleh keegoisanku semata.

Maaf karena aku memilihmu.

Tuhan menghukumku, Joong Ki, aku takut.
Tuhan menghukumku karena aku menyakitimu.
Tuhan menghukumku karena aku begitu serakah ingin memilikimu.
Tuhan menghukumku karena aku berusaha mengikari takdir.

Song Joong Ki..
Boleh aku menjadi egois sekali lagi?

Bisakah aku memintamu untuk mengingatku sebagai kenangan yang indah?

Nanti, setelah aku tidak ada lagi, cobalah untuk mengingatku sekali lagi.
Jika kau tersenyum saat mengingatku maka, kau boleh menyimpanku dalam hatimu selamanya
Tapi jika kau menangis... Lupakanlah aku.

Karena kau tidak tercipta untukku, tapi aku terlahir untuk mencintaimu.

Song Joong Ki..

Bolehkah aku bermimpi untuk terlahir menjadi pasanganmu di kehidupan selanjutnya?

.

Saat ini, ditemani rintikan gerimis yang berjatuhan konstan, mobilku bergerak menuju pinggir kota, tempat dimana laut biru berbatasan langsung dengan padang canola kekuningan.

Tempat dimana seseorang yang paling berharga dalam hidupku bersemayam dalam saat ini.

Ah ya, kenalkan. Namaku Song Joong Ki. Meski usiaku sudah tidak lagi muda, tapi tolong jangan panggila aku 'Paman'. Aku baru memiliki satu anak. Aku belum merasa tua sama sekali. Percayalah, wajahku ini terlampau tampan dan muda untuk kalian sapa dengan panggilan 'Paman'.

Aku pernah bertanya, "Apa kebahagiaan tak pantas bagiku?"

Sayangnya, langit malam tak mampu memberikan jawabannya kala itu.

Setelah satu windu berlalu, setelah aku bukanlah lagi pria malang penuh kenestapaan, aku menemukan jawabannya.

YA. Setiap orang pantas berbahagia.

Yang jadi masalah adalah apakah kita memilih untuk berbahagia, atau tidak.

Seseorang di masa laluku pernah berkata; "Tidak ada usaha yang menjadi sia-sia, Song Joong Ki. Jika Tuhan memutuskan untuk mengambil seseorang dari sisimu, ia pasti sudah menyiapkan penggantinya. Percayalah,"

Sekarang aku percaya.

Senyum terakhirnya masih teringat jelas meski banyak musim telah berlalu.

Moon Chae Won, ingat nama itu?

Kuharap kau akan selalu mengingatnya, karena langitpun tahu betapa besar aku mencintanya.

Aku pernah befikir, apakah Moon Chae Won menggadaikan jiwanya agar Han Hyo Joo kembali?

Mungkin.
Kurasa kau tidak lupa jika ia adalah wanita dengan kerja otak yang sedikit lamban. Dia bisa melakukan berbagai macam hal gila jika ia memang menginginkannya.

Salah satu adalah; menjadikan Song Joong Ki sebagai satu-satunya cinta dalam hidupnya.

Moon Chae Won adalah perapian paling hangat, kopi paling nikmat dan bunga yang memikat.

Moon Chae Won adalah dokter terbaik yang pernah ada. Ia menyembuhkan banyak orang disaat ia sendiri sekarat. Ia menyembuhkan luka batinku disaat batinnya terluka parah olehku.

Kedatangannya yang bagai hujan badai di tengah kemarau memang bukan untuk kembali. Dia datang bukan untuk memulai, tapi untuk mengakhiri.

Moon Chae Won singgah,
untuk menutup cerita ini.

Dan aku tak menyesal pernah begitu dalam mencintainya.
.

Kakiku melangkah memecah bukit kekuningan yang lembab usai disapa gerimis. Bisikan angin melirih merdu, membuat jutaan canola di ladang ini ikut menari.

Diujungbukit sana, sinar matahari mengintip malu dan meragu. Hangat yang ia pendarkan mampu membuat semesta ikut bersenandung.

Kuletakan seikat besar daisy di atas sebuah gundukan rumput lembab diatas bukit ini.

Kutaukan jemariku seraya menutup rapat mataku. Membiarkan riuh angin musim gugur menyibak pelan ujung rambutku.

Kepada angin, kusampaikan salamku untuknya.
Kepada langit, kutitipkan sejuta rinduku untuknya.

Membiarkan hatiku berdialog dengan semesta melalui bahasa kalbu.

Begitu damai.

"Hey, gadis bearoma daisy, apa kabarmu?

-END-

R E A L L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang