13

16 6 0
                                    

Suara tawa mengisi suasana pagi hari di rumah Nanda, ketiga teman Nanda tertawa puas karena rencana yang mereka rencanakan berhasil. Bahkan Nanda tidak menaruh curiga saat Dika tidak bisa datang untuk berkumpul dengan alasan tugas kuliah, dan juga sikap Bella yang mendadak berubah. Nanda juga ikut tertawa meski tak seheboh ketiga temannya.

Dan perkataan Nanda disela-sela tawanya pun membuat suasana yang tadinya ramai terisi oleh suara tawa mendadak menjadi hening seketika.

"Sumpah ya, bahkan gue ga inget hari ini gue ulang tahun." Nanda masih tertawa.

Melihat ketiga temannya yang mendadak diam dan masing-masing memasang wajah terkejut, datar, dan melongo pun sukses membuat Nanda tertawa kencang.

"Muka-muka lo, hahaha." Nanda masih tidak bisa menghentikan tawanya.

Sena memegang wajahnya, Tara mengerutkan alisnya, Dika menemui Bella yang sedang memasak untuk meminjam cermin.

Tara dan Sena yang melihat kelakuan Dika pun ikut tertawa bersama Nanda. Melihat bagaimana Dika membujuk Bella untuk mengambilkan cermin sementara Bella tak bisa meninggalkan masakannya.

Setelah kejutan yang diberikan oleh Bella, tiga temannya, dan orang tua Nanda dan Bella untuk Nanda. Dan juga kejutan yang diberikan Nanda dengan mencium Bella di depan mereka, mereka langsung memasuki kamar yang sudah tersedia. Nanda dengan Bella, Mama Bunda serta Sendi, Papa dan Ayah, dan ketiga temannya.

Setelah subuh, Kedua orang tua Nanda dan Bella langsung pamit pulang karena mereka sama-sama sibuk setelah pagi ini.

Saat Bella tengah memasak, tak henti-hentinya Bella tersenyum membayangkan apa yang sudah dilakukan Nanda di depan kedua orang tua, serta teman-temannya. Bahkan ini pertama kalinya Nanda secara sadar tanpa mabuk seperti pada saat itu, mencium Bella sejak sekitar dua tahun mereka menikah.

Lamunan Bella dikejutkan oleh kedatangan Dika yang meminta Bella untuk mengambilkan cermin di kamarnya.

"Bell, ambilin cermin dong Bell."

Sementara Dika memohon, Bella melihat masakan nya sudah hampir matang. Sayang jika ia mematikan kompor.

"Cermin? buat apa kak?" Tanya Bella yang masih fokus pada masakan di depannya.

"Bell, lo pikir cermin buat apa selain buat ngaca? Wahh gara-gara Nanda nyium lo nih pasti, jangan-jangan lo masak salah kasih bumbu."

"Ya, siapa tau lo jual kak." Bella mematikan kompor dan memindahkan masakannya.

Ketiga orang di ruang tengah yang mendengar perbicaraan Bella dan Dika, tertawa semakin heboh, hingga mereka memegang perut masing-masing.

"Heh, lo mulai ngaco deh Bell. Buat apa coba gue jual cermin? Gue cuma pengen liat ada apa di muka gue Bell."

Bella mendengus, "Gaada apa-apa di muka lo kak. Dinding di ruang tengah kan ada cermin besar kak?" Ucap Bella sembari keluar dari dapur.

Dika diam, dan itu semakin mengundang tawa ketiga orang yang berada di ruang tengah.

***

Nanda dan Tara tengah duduk santai di halaman belakang, Sena dan Dika sedang berenang. Bella sedang menyusui Sendi di kamarnya.

"Ayo dong, masak cuma kita berdua aja. Ga seru nih." Ajak Dika.

Tara mulai berdiri melepas kaos dan langsung nyebur ke kolam renang, sementara Nanda tetap duduk sambil memainkan ponselnya. Nanda tidak menyangka bahwa orang pertama yang mengucapkan do'a untuk ulang tahunnya bukan Bella, kedua orang tua, maupun ketiga temannya melainkan Clara.

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang