2

62 10 0
                                    

Vivi A : Mau gue kenalin cowok?

Clara menatap bingung ponselnya, lebih tepatnya pesan line dari Vivi. Ini pertama kalinya bagi Clara setelah dia pindah ke Jakarta, di kenalkan seorang cowok oleh sahabat barunya. Bahkan, kakak sepupu Clara -Tabi- yang memiliki banyak teman cowok dan juga, sering main ke rumah, tidak pernah sekalipun Tabi berniat untuk mengenalkannya kepada Clara. Karena memang Tabi sudah mendengar cerita dari Clara alasan mengapa dia ingin pindah dari Jogja 3 tahun lalu saat Clara masih kelas 3 SMP.

Saat Clara masih sibuk dengan fikirannya sendiri, HP Clara kembali berbunyi pertanda ada line masuk.

Vivi A : Woi, jangan cuma di read dong. Bales napa?

"Lo sendiri aja hobi nge read." Batin Clara dengan senyum tipisnya

Clara N : Apaan sih,?

Vivi A : Lo bego apa pura-pura bego sih, gimana? mau gak?

Clara N : Ogah, gue gamau!

Vivi A : Ganteng lohh, lo beneran gamau. Ntar nyesel.

"Terus kalo ganteng gue bakal nglirik, ganteng sih ganteng tapi yang diliat jangan muka doang." Clara masih berbicara dalam hati.

Clara N : Gak

"Astaga ni orang, kenapa cuek banget sih kalau menyangkut urusan cowok." Gerutu Vivi yang tengah duduk sambil menonton tv.

Selama sekitar 3 tahun Vivi mengenal Clara, Vivi tidak pernah atau mungkin belum sekalipun dikenalkan atau sekedar tau bahwa Clara mempunyai teman cowok yang bisa dibilang dekat dengan Clara.
Setelah mendapat pesan line dari Alfian -kakak kelas Vivi- yang menyuruhnya agar Vivi mengenalkannya kepada Clara. Karena menurut Alfian, Clara tipe cewek yang susah untuk didekati.

Vivi A : Dianya gamau.

Alf : Bujuk kek,

Vivi A : Kenapa gak lo sendiri aja, dia agak keras kepala.

Alf : Gimana yaa. Kasih saran dong.

Vivi A : Malah nanya balik, dan juga lo kan cowok yang dikenal banyak orang, masak kenalan aja minta saran, dah ahh. Mending besok lo datengin aja dia di kelas kalo gak pas kita lagi di kantin, terus lo datengin, ajak kenalan deh.

Read

1 menit

5 menit

10 menit

"Anjirr, gue nulis panjang cuma di read! Gue gak suka diginiin, kasihan jari gue"

Satu

Dua

Tiga

Loading!

"Tunggu." Vivi mengecek kembali pesan yang terakhir di kirimkan kepada Alfian.

"Barusan kan gue kasih saran ke dia. Astagaa!!"

***
Tabi menepuk pundak Clara yang sedari tadi melamun selama di perjalanan, bahkan setelah Tabi memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah pun Clara masih diam.

"Mau sampe kapan lo diem disini, yuk ahh ke kelas." ajak Tabi yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Astaga, udah nyampe ya." batin Clara

Tabi dan Clara satu sekolah, Tabi sudah kelas 12 dan Clara masih otewe ke kelas 12 alias kelas 11. Tabi emang populer di sekolahnya, selain ganteng, dia dulunya adalah ketua tim basket. karena udah kelas 12 yahh mau gak mau Tabi harus fokus ke Ujian Nasional yang sudah ada di depan mata.
Berbeda dengan Clara. Clara gak sepopuler Tabi, tapi banyak juga yang pengen deketin Clara. Selain cantik, dia juga pandai bermain musik terutama piano, seperti yang Alfian katakan, Clara terlalu sulit untuk di dekati. Bisa di bilang Clara orang yang terlalu tertutup. Padahal kenyataannya, Clara bukan orang yang sedingin itu.

Selama perjalanan ke sekolah tadi, Clara sibuk memikirkan pesan dari Vivi kemarin siang. dikenalkan berarti Vivi bertujuan menjodohkannya dengan cowok tersebut, itu yang ada di fikiran Clara saat ini.
Yang jadi masalahnya, apakah Clara siap untuk membuka hatinya untuk orang lain. Clara takut jatuh lagi, Takut kepercayaannya hancur untuk yang kedua kalinya. Clara benar-benar belum siap untuk itu.
Tapi di sisi lain, Clara juga penasaran, siapa cowok yang akan di kenalkan Vivi kepadanya?
Oke, Clara berusaha untuk tidak peduli. Clara tidak siap atau mungkin belum untuk membuka hatinya yang saat ini masih terkunci rapat.

***
Setelah pelajaran yang cukup menegangkan, karena pada jam pertama Mr.Anton guru Matematika mengadakan ulangan dadakan. Yang membuat hampir seluruh siswa kalang kabut dibuatnya.

"Gue. paling benci uldak!"

"Apaan tu uldak?"

"Ulangan dadakan, elah masak lo gak ngerti!"

"Belom belajar, gimana nilai gue." Seru yang lain.

"Serasa pengen nelen tu soal."

"The power of kepepet!!"

"Bahasa mana tu?"

"Itu bahasa gaulnya NGAWUR, haha."

"Ra, kantin yokk. daripada denger mereka-mereka ngoceh gak jelas."

"Ayokk deh."

Dan disinilah Clara dan Vivi, duduk di kantin bagian pojok.

"Ra, mau makan apa?"

"Samain punya lo aja deh."

Saat Clara tengah sibuk memainkan ponselnya, seseorang duduk tepat di hadapan Clara.

"Hai, sendirian aja." Sapa orang tersebut.

Clara yang masih sibuk dengan ponselnya mengalihkan pandangannya ke orang tersebut. "Enggak, temen gue baru pesen makanan."

"Ohh, kenalin gue Alfian."

"Gue Clara." jawab Clara seadanya disertai senyum tipisnya.

"WOI, dicariin. Taunya mojok berduaan sama cewek." Seseorang mengomel membuat Clara dan Alfian serentak menoleh ke asal suara.

"Apaan sih, ganggu aja. Pergi jauh-jauh sono." Alfian mendengus sebal ketika sobatnya menghampirinya.

"Jahat ihh kamu!" rengek Rian dengan manja membuat Alfian mengeluskan dada sabar menghadapi sobat satunya ini, sementara Clara berusaha menahan tawa melihat kelakuan teman dari orang yang baru dikenalnya. "Lo.. Lo kan cewek dingin yang di mak-" Ucapan Rian terpotong saat Alfian membekap mulutnya dan akan menyeretnya pergi.

"Clar, ehh. Rara aja deh ya, gue pergi nemuin yang lain dulu ya, besok di lanjut ngobrolnya. Bye Rara." Pamit Alfian dan tangan Alfian masih setia membekap mulut Rian yang sudah megap-megap mulai kehabisan nafas.

Deg!

"Rara?" ucap Clara dalam hati.

"Woi, ngalamun aja. sorry lama, ngantri panjang nih hhehe. Ehh btw lo kenapa?" Tanya Vivi yang sudah duduk di sebelah Clara dan membawa 2 piring nasi goreng dan 2 gelas es jeruk.

"Ehh, kenapa gimana?" Clara terlonjak kaget saat tiba-tiba Vivi sudah ada di sebelahnya.

"Ekspresi lo, aneh aja."

"Gakpapa kok, yuk ahh makan. Laper gue."

Vivi akhirnya tidak bertanya apapun karena dirinya juga sudah lapar. Akhirnya mereka makan dengan keheningan yang menyelimuti mereka.

Dan saat mereka menghabiskan makanannya, bel tanda pelajaran telah berbunyi. Dan mereka kembali ke kelas untuk menerima pelajaran selanjutnya.

---
08 Mei 2016

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang