Part 4

3K 254 5
                                    

At Saturday Morning

"Woy! Lo pada mau ikut joging bareng gue gk?" Tanya gue pada adek-adek gue yang pada sibuk sendiri.

Si Dieva lagi sibuk mainan hp sambil cengengesan kayak orang gila, dia termasuk rajin kalo bangun pagi. Dia bangunnya emang pagi, tapi kalo mandi mah siang. Malah pernah pas sore doang mandinya. Dia mandi pagi kalo pas ada urusan doang. Si N2 lagi sibuk bergulat sama ilernya, kalo Fani lagi.. apa ya? Susah dijelasin dah. Dia itu orang paling aneh diantara kita berempat. Gk tau dah kelakuan dia itu nurun dari siapa. Yang jelas dia itu... gk tau.

"Yah, kacang kacang kacang!" Teriak gue.

"Telur telur telur!" Lanjut Dieva.

"Kalian pada mau sehat gk? Ayok joging bareng!" Teriak gue yang sama sekali gk direspon sama mereka.

"Lo aja sendiri. Males ah." Kata Fani sembari melanjutkan kegiatannya itu.

"Ih gue gk mau sendiri. Masa joging harus sendiri? Gk seru tau." Kata gue sewot.

"Nasib orang jomblo." Kata Dieva santai.

"Eh njirr-..- gue gk jomblo, yes!" Kata gue malas.

"Yaudah, suruh aja pacar lo nemenin lo joging!" Kata Nayla yang sekarang lagi nguap sembari ngucek-ngucek matanya.

"Bener juga kata lo. Eh, tapi dia lagi sibuk. Gimana dong?" Tanya gue bingung.

"Ya itu sih DL. Sono sendiri aja bisa kali." Sekarang Si Nadira yang ngomong. Dari kapan dia bangun?

"Ah tau ah. Gk usah joging kalo gitu!" Kata gue sembari kembali ke kasur lalu tidur.

'Dih bocah labil.' Gumam Dieva yang sempet gue denger sebelum akhirnya gue molor.

***

"WOY KAK! BANGUN! KAK GI!! BANGUN! KITA LAPER INI." Teriak seseorang sembari naik kekasur gue dan loncat-loncatan disana. Shit ganggu aja!

"Bacot lo! Pergi dari kasur gue!" Suruh gue.

"Gk mau. Bikinin makan dulu! Gue laper ini. Perut gue alarm terus nih dari tadi. Kalo gk percaya, dengerin nih!" Kata Nayla sambil nyodorin perutnya ke telinga gue.

"Ih! Awas lo! Gue pengen turun! Awas!" Suruh gue. Naylapun akhirnya turun. Setelah dia turun, baru gue deh yang turun.

"Yey!" Teriak para anjing gue kegirangan saat gue tiba di ruang makan.

"Mau makan apa? Satu menu aja ya. Bahan makanan lagi sekarat soalnya." Kata gue.

"Hah? Sekarat? Coba deh periksa kedokter. Kita itu harus makan makanan yang sehat, bukan yang lagi sakit. Kan kasian makanannya kalo kita makan makanan yang lagi sakit." Kata Fani polos.

"Jangan dijawab kak kalo kakak gk mau naik darah kali ini." Saran Nadira.

Huh! Sabar Giva. Tarik nafas, hembuskan. Tarik nafas, hembuskan. Tarik nafas, hembuskan. Tunggu, udah kayak orang pengen lahiran aja gue kayak gini.

"Mau makan apa? Gc!" Kata gue sewot.

"Adanya apa?" Tanya Nayla.

"Au. Mau nasi goreng atau telor. Atau terserah kalian aja." Jawab gue males.

"Menunya Itu doang?" Tanya Fani.

"Ya."

"Apa aja boleh ya? Yang lain boleh, kan?" Tanya Dieva.

"Ya."

"Apa adanya aja lah kita makannya. Ye gk?" Kata Nadira.

"Ya iyalah. Gue masak itu aja ya?" Tanya gue lagi. Huh! Tenang Giva, Sabar Giva.

"Yaudah. Gc masak opor ayamnya! Tenang, kita tunggu." Kata Dieva.

"Yoi!" Kata N2, dan Fani bareng.
.
.
.
Ni bocah atu emang kelewat bangsat nih.
.
.
.
Minta di bacok nih kayaknya.
.
.
.
Pertanyaannya apa, dia jawabnya apa.
.
.
.

"Tadi gue bilang mau nasi goreng atau telor ya! Kenapa jadi opor ayam?" Tanya gue sewot.

"Kan kata lo boleh apa aja. Yaudah opor ayam." Kata Dieva santai.

"Ya tapi kan... ugh! Yaudah tunggu!" Kata gue yang akhirnya ngalah ama si bangsat atu ini.

-------------------------------------------------------------

Makin kesini makin gaje ya? Please vote or comment ok. Thanks.

5 Idiot SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang