Finished At Raja Ampat
"Udah sampe?" Tanya Fani saat kami semua sudah berada di luar pesawat.
"Belom Fan. Ini masih di jakarta." Jawab Nadira gemas.
"Oh. Tapi kok kayak bukan di jakarta ya?" Tanya Fani dengan kekuatan andalannya, otak siput.
"Aduh Fan, Fan. Aku jadi gemes deh sama kamu. Mau nggak dibacok?" Tanya Nayla sembari melihat Fani yang sekarang sedang memasang wajah innocentnya.
"Eh, ada yang mau ninggalin nih anak nggak disini? Atau nggak kita kasih ke orang aja. Ngeribetin cuyy!!" Usul Dieva malas sembari menunjuk Fani yang sekarang sedang memasang wajah kunyuknye.
"Siapa? Gue sih mau-mau aja." Kata Fani KE-LE-WAT PO-LOS.
"ASTAGA!!!!!"
***
At Hotel
"Ah. Akhirnya sampe juga." Lega Nadira.
"Pesen berapa kamar Giv?" Tanya Dieva.
"Cuma satu tapi gede. Tapi cuma ada 4 kasur. Yang king size cuma ada satu. Paling N2(Nadira & Nayla) aja yang nempatin." Jelas Giva
"Hah?!! Gue berdua sama nih kunyuk tidurnya?!!" Kata Nayla tidak terima.
"Kalo dia kunyuk, lu apaan?" Tanya Dieva.
"Halah lu bedua. Biasanya aja tidur sekasur." Ucap Fani.
"Hidih. Kalo gue tidur bareng sama nih kunyuk atu, bisa ketularan gue." Ucap Nadira sembari bergidik ngeri.
"Ketularan apa? Emang lo punya penyakit Nel?" Tanya Giva.
"Kagak tuh. Takut ketularan ape tong?" Tanya Nayla.
"Rabies." Ucap Nadira santai.
"Eh, kucing. Sapeh yang punya rabies? Sia-l lo emang." Omel Nayla.
"Lah, lo kan anjing. Jadi patutlah gue takut ketularan rabies dari lo." Oceh Nadira.
"Eh monyet. Yang atu kunyuk, yang atu anjing. Lo bedua kembar kagak sih?" Cerocos Giva.
"Udah deh. Mendingan we menuju kamar hotel, now!" Ucap Nadira yang sok inggris. Setengah-setengah lagi inggrisnya.
"Yoi!"
***
At Night
"Lagi baca apaan Fan?" Tanya Dieva sbari ikut duduk disamping Fani.
"Nih baca judulnya." Jawab Fani sembari menunjuk judul dari buku itu.
"Oh. Eh Fan? Liat dong sinopsisnya." Minta Dieva. Fanipun dengan cepet memberikan buku itu ke Dieva.
'What? Buku macam apa ini? Shit!! Ada tulisannya novel dewasa. Ini pasti punya si monyet nih.' Batin Dieva.
"Dapet dari mana lo bukunya Fan?" Tanya Dieva yang mulai curiga, kayaknya dugaanya bener.
"Dari Kak Giva. Aku nemu di kamarnya tadi." Jawab Fani polos sembari membaca buku itu lagi.
'Tuh kan bener. Awas aja nih si monyet kalo ketemu nanti. Masa ngajarin yang kagak bener ke adek-adeknya. Makannya nyet, kalo punya barang buat dewasa mah disimpen, bukan diumbarin.' Batin Dieva.
"Gimana ceritanya. Seru?" Tanya Dieva usil.
"Yah, nggak juga sih. Cuma aku nemu kata-kata aneh terus dari tadi." Jawab Fani dengan, apa ya? Innocentnya mungkin?
"Contohnya?" Tanya Dieva lagi.
"Contohnya, emm apa ya. Tadi sih aku baca ada kata mendes..." Ucapan Fani segera mungkin dipotong oleh Dieva.
"Udah nggak usah di lanjutin. Udah tau gue." Jawab Dieva sembari berjalan kearah Nadira yang sekarang lagi gambar di tempat tidurnya.
"Oy Nad!" Sapa Dieva sembari
"Yo!" Jawab Nadira yang masih serius menggambar.
"Gue mau liat dong apa yang lo gambar." Ijin Dieva.
"Nih." Jawab Nadira sembari memberikan hasil karyanya ke Dieva.
'Gambar apa lagi yang dia gambar? Nggak bermutu banget sumpah.' Batin Dieva geli.
"Bagus kan?" Tanya Nadira dengan ekspresi muka yang pengen banget Dieva tonjok sekarang.
Gambar yang di gambar Nadira kagak usah dijelasin dah. Terlalu rumit gaes.
"Ya dah serah lo bae. Eh, Nayla mana?" Tanya Dieva.
"Tuh lagi main hp sama si Giva." Tunjuk Nadira ke Nayla dan Giva.
"Oh iya ya." Ucap Dieva sembari berjalan ke kasur itu.
"Oy lo bedua!" Sapa Dieva tetapi tak digubris sedikitpun oleh Giva dan Nayla.
"Lagi ngapain sih?" Tanya Dieva lagi yang masih dicuekin sama mereka berdua.
"Nonton ya?" Tanya Dieva lagi tetapi tetap saja tak direspon sama sekali oleh mereka.
"Nonton apa sih? Kayaknya seru banget." Ucap Dieva yang langsung dengan cepatnya ikut menonton di hp yang di pegang Giva.
'Wat de pak men? Mereka nonton apaan coba? Gilaaaa!!!!!!' Batin Dieva frustasi.
"Ya Tuhan! Apa yang lo bedua tonton?" Tanya Dieva frustasi sembari menjambak rambutnya sendiri.
"Bokep." Ucap mereka berdua serempak dengan santai.
"YA TUHAN!! MENGAPA MALAM INI SAUDARA SAYA LAKNAT SEMUA?!!"
-------------------------------------------------------------
Garing? Pasti.
Gk lucu? Pasti.
Kasih comment dan vote? Pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Idiot Sisters
Humor"Adek-adek gue kenapa pada kayak tai semua ya?" - Giva. "Astaga punya sodara yang kelewat idiot itu susah ternyata." - Dieva. "Kenapa gue harus punya kembaran kayak dia ya tuhan?" - Nadira. "Aku mah terima takdir apa adanya." - Nayla. "Salah Fani a...