Part 5

2.5K 223 12
                                    

Giva's Pov

"Itu ambil kopernya. Mau gue taro mobil nggak?!"

"Fani koper lu yang itu kocak!"

"Nayla! Nadira! Ngapain lu duduk aja? Bantuin dong!"

"Nayla, koper gue yang itu!"

"Apaan lo?! Ini koper gue ok?!"

"Lagian koper samaan sih lo bedua!"

Duh. Mau traveling aja ribetnya minta ampun. Ugh emang pada bangs semua.

"WOY! TARO KOPER LO PADA DI BAGASI MOBIL, OK?! GC! YANG LAMA GUE TINGGAL!" Teriak gua kelewat depresi.

Bukannya naro koper, adek adek gue malah...
.
.
.

"KOPER GUE MANA?! PERASAAN TADI PADA NGAPEL DI TANGAN GUE!"

"ITU KOPER LO FANI! BERI KAMI KESABARAN YAWLOH."

"NAY! ITU KOPER GUE YANG LO GERET!"

"APA APAAN LO MAEN NGAKU-NGAKU BAE. INI, KOPER GUE, YES!"

Anjj emang. Mulai dah pada ngegonggong.

"STOP! UDAH MANA KOPER LO PADA! GUE YANG TAROIN!" Kata gue sembari menggeret 2 koper yang ada dideket gue, Dan dilanjutkan dengan koper si kembar.

"Dah! Sono pada masuk mobil!" Suruh gue. Mereka pun mengikuti apa yang gue suruh.

Tunggu, setelah dipikir-pikir, disamping Dieva nggak ada koper dari tadi. Gue juga cuma naikin 4 koper. Apa jangan-jangan...

"Diev, mana koper lo?" Tanya gua menyelidik.

"Hah? Apa? Oh, koper?" Tanyanya dengan begonya.

"Iya. Mana? Gc gua angkatin ke bagasi mobil." Jawab gue.

"Belom gue siapin." Jawabnya santai sembari berjalan melewati gue.
.
.
.
Kan firasat gue bener!
.
.
.
Sabar ya Tuhan
.
.
.
Tarik nafas Giva, hembuskan.
.
.
.

"Lo emang bener-bener.... ARRGHHH!!!!" Teriak gua frustasi.

***

At Airport

"Jadi, kita traveling disini?" Tanya Fani kelewat polos.

"Emang apa? Bukannya ini..." Ucap Dieva ngegantung.

Duh, Fani polosnya. Dia ini polos atau govlok?

"Huh! Ini tuh masih dibandara kale." Jawab Gue, Dieva, Nayla, dan Nadira gemas.

"Hadeh. Udah, lain kali kalo Fani tanya jangan answer ya." Suruh Nadira sok inggris.

"Anaknya sape sih lo?" Tanya Nayla geram.

"Tau. Lo anaknya sapeh sih?" Tanya Dieva

"Loh, kok kalian nanya sama gue? Gue kan adek kalian. Pasti kalian udah pada tau orang tua gue kan? Kalo lupa, gue kasih tau lagi nih. Gue anaknya mama..." Jawab Fani panjang × lebar yang dengan kecepatan turbo gua potong.

"Udah-udah kgk usah dilanjutin. Dah mau take off nih." Ajak gue.

Kita berlima pun melanjutkan perjalan yang sempat tertunda tadi.

***

At Airplane

"Kita terbang?" Tanya Fani.

"Nggak Fan, ngesot." Jawab Dieva geram.

"Oh ya? Pesawat jenis apa ini? Hebat loh. Harus update status ini." Kata Fani yang bikin kita semua malu. Norak amat nihh anak yawlah. Namanya juga pe-sa-wat
TER-BANG. Pasti... udahlah biarin be.

"Lah, lah, lah. Eh Diev, Nad, Nay, Giv, kok tambah lama kita kayak naik ya? Kita terbang nggak sih? Eh, eh, gimana ini?" Tanya Fani LAGI.

Ada yang bawa palu nggak? Atau racun tikus biar nih anak mati sekalian. Noraknya, udah suaranya gede bwanget pula.

"Udah lo diem aje!" Suruh Dieva yang ada disampingnya sembari menutup mulut Fani dengan tangannya.

"$/&^#&*$$$&*@^*^!!" Kata Fani nggak jelas karena mulutnya ketutupan sama tangannya si bangs, Dieva.

-------------------------------------------------------------

Follow Wattpad temen2 gue ya gaes! Jangan lupa follow gue dulu. Wkswkswks.
@givaa_19
@oktaviastefani
@ndrsyhl
@nayla1794

Sorry kalo typo, yes!

5 Idiot SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang