Dr. Lee membuka jendela kamarnya di lantai dua yang langsung disuguhkan pemandangan Ribeauville yang seperti lukisan warna warni di pagi hari, ia menatap ke arah bukit dimana sebuah kastil berdiri dengan megahnya seolah-olah tengah mengawasi kota itu dari ketinggian. Ia menunduk dimana keriangan anak-anak tengah berlari di jalanan sambil tertawa, suara gemericik air dari pancuran yang ada di bundaran kecil persimpangan jalan tepat di depan rumahnya menambah keriangan pagi hari.
Matanya menangkap sosok yang ia kenali, Anna tengah berjalan sambil menggandeng tangan Alice yang terlihat cantik dengan leaging putih, dress selutut yang tertutup coat merah dengan panjang yang sama, kakinya di balut sepatu booth hitam. Sedangkan ibunya terlihat sederhana hanya mengenakan celana jeans biru tua, sebuah kaos biru muda dan cardigan panjang putinya yang telah tipis.
Alice menengadah ke arahnya membuat pria berhidung mancung itu langsung tersenyum, begitu juga dengan Anna yang ikut menengadah dan mengangguk sambil tersenyum sopan, berbeda dengan Alice yang sudah heboh melambai-lambaikan tangannya sambil berteriak memanggilnya.
"Daddy-Daddy!" Membuat senyum Dr. Lee semakin lebar sambil membalas lambaianya, ia menyuruh mereka menunggunya sebentar lalu ia-pun menuruni tangga dan keluar dari rumahnya yang langsung mendapat sambutan pelukan dari gadis kecil bermata bulat itu.
"Selamat pagi, Daddy," sapanya sambil mengecup pipi Dr. Lee yang balas mencium pipi tembemnya.
"Selamat pagi, kau terlihat cantik hari ini," pujinya membuat mata bulat itu semakin bulat dan bercahaya karena bahagia.
"Benarkah?" tanya Alice sambil memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan sambil memegang coatnya.
"Iya, apa kau akan pergi ke sekolah?"
Alice mengangguk semangat, "Hari ini Marry ulang tahun dan akan di rayakan di sekolah, jadi kami harus memakai pakaian terbaik kami."
"Dan kau akan menjadi anak paling cantik di pesta nanti," ucap Dr. Lee membuat Alice tersenyum lebar.
"Baiklah, sebaiknya kita pergi sekarang kalau kau tidak ingin terlambat."
Ucapan Anna itu membuat Alice membelalakan matanya sambil menarik tangan ibunya mengajaknya untuk segera pergi, "Sampai jumpa, Dad!" teriak Alice sambil melambaikan tangan mungilnya yang dibalas Dr. Lee dengan lambaian tangan sambil tersenyum.
Untuk beberapa saat pria itu memerhatikan Alice dan Anna yang tengah berlari menuju sekolah, sampai mereka tak terlihat lagi. Ia kini menatap sekeliling jalanan yang terlihat mulai aktifitas di pagi harinya, beberapa orang terlihat sedang membuka toko dan membereskan dagangannya, di ujung jalan ia melihat Clue, perempuan yang di sebut Anna waktu itu kini terlihat sedang menatap ke arahnya lalu tersenyum ramah sambil merapikan ember-ember yang berisi bunga hias di depan toko bunga miliknya.
Di sisi lain sebuah toko roti yang mengeluarkan wangi manis yang menggoda dari roti yang baru saja diangkat dari oven mulai di datangi beberapa pembeli dan sepertinya ia pun akan membeli roti untuk sarapan pagi ini. Ia berjalan menuju toko roti itu, lalu membuka pintu toko dan seketika wangi roti yang menggugah selera langsung menggoda indra penciumannya.
Dr. Lee berjalan ke arah etalase di mana beberapa roti yang masih mengepul kini telah di susun dengan rapi di atas nampan. Seorang pelayan perempuan menyapanya dengan ramah dan siap melayaninya, setelah sempat bingung memilih roti karena semua terlihat begitu menggugah selera akhirnya ia memutuskan membeli croissan daging asap, dan juga beberapa roti manis.
Ia tengah berjalan menuju arah pulang ketika melihat Anna terlihat sedikit kesulitan membuka rolling door tokonya, tanpa di komando ia berjalan cepat kearahnya lalu membantu perempuan berambut hitam itu membuka tokonya.
