2. Nyonya Jeon?

37.2K 5.5K 639
                                    

Oke, sblm menginjak ke chap2, ada baik kita berdoa dulu /g. Candaa, disini klarifikasi atas berbagai macam pertanyaan dari kalian.

1. Cerita ini BUKAN sequel/lanjutan/apalah itu dari tsundere. Ini lembaran baru gengs. Ibarat kata, wonu main drama baru gituu wkwk.

2. Jadi Woojin bukan anaknya Hanna ya. Trus anaknya sapa dong? Kalian akan menemukan jawabannya seiring bertambahnya chapter.

3. Selama cerita ini berlangsung(?) aku pingin masukin beberapa cameo(?) jd jgn salah paham dan tetep fokus aja sama ceritanya. Just imagine kalo ini drakor😂😂

4. Kalo cerita/kalimat yg aku pake mulai bosenin bilang yaaa biar kalian sanggup baca ini sampe akhirr:")))

Hepi reding~~~

"Ayah, jujur sama aku. Kenapa Ayah nikahin aku sama om itu?"

Ayah memakan makanannya dengan santai--walau keliatan jelas kalau Ayah sedang memikirkan jawabannya. Ayo Ayah, jawab aku.

"Buat sekarang, Ayah cuma bisa jawab kalau Pak Jeon sahabat Ayah sejak kuliah. Dan yah, kita memutuskan buat menjodohkan kalian."

Buat sekarang cuma bisa jawab ini? Berarti ada alesan lain dong? Ih, Ayah!

"Mereka orang baik, Roo. Ayah yakin mereka pasti memperlakukanmu dengan baik juga disana. Percaya pada Ayah."

Heol, baik apanya. Woojin doang yang baik. Bapaknya? Sial, yang dia tau cuma kalimat "hm", "ya", "oh". Dingin sekali.

"Ayah nggak dapet uang dari Pak Jeon, kan?"

O-ow, aku kelepasan. Aih, mulutku astaga!

"Kau pikir Ayah menjualmu apa? Ck, hutang Ayah memang banyak, tapi Ayah masih waras. Udah, tidur sana. Besok kau harus bangun pagi," perintah Ayah lalu meninggalkan aku.

Bangun pagi? Kenapa aku harus bangun pag--ASTAGA! Besok kan hari pernikahanku. Huaaa, bantu aku!


Author

Pesta pernikahan yang meriah itu dilaksanakan di hotel berbintang. Bukan hanya kolega bisnis Jeon Grup yang datang, tapi para pejabat dan artis juga ikut meramaikan pesta mewah tersebut. Maklum, beberapa artis itu pernah jadi model produk Jeon Grup.

"Om, i-itu serius Om Gongyoo? Train to Busan? Om ganteng?" tanya Miroo tanpa berkedip. Wonwoo yang kebetulan sedang berdiri di sampingnya hanya berdehem pelan.

"Anjir, ganteng banget! Om, aku kesana ya!"

Greb! Wonwoo segera menahan Miroo sebelum perempuan itu benar-benar pergi menghampiri Gongyoo untuk ber-fangirl ria.

"Kau pemilik pesta ini. Jaga sikapmu," kata Wonwoo, dingin.

Sekarang, Miroo ingin sekali menggigit tangan Wonwoo yang masih setia melingkar di pergelangan tangannya.

Kapan lagi bisa ketemu Om Gongyoo? Batin Miroo kesal.

Miroo pun hanya bisa pasrah sambil mengikuti langkah kaki Wonwoo yang pergi menghampiri kolega bisnisnya. Diam-diam Miroo menatap Wonwoo yang masih saja memasang wajah datar, bahkan di depan para kolega bisnisnya.

Heran, kenapa koleganya betah bekerja dengan om ini? Dia dingin setengah mati.

"Ayah, Noona!"

"Woojin!" Miroo memekik pelan lalu memeluk tubuh kecil Woojin. Beberapa kolega Wonwoo sampai tertawa geli melihat adegan di depan mereka.

"Istrimu sangat menyayangi anakmu, Pak. Kau beruntung punya istri seperti dia," kata pria 40 tahunan di samping Wonwoo.

Om Wonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang