Jangan terlalu membenci, nanti karma.
🎵🎵🎵🎵
You think it's easy
You think I don't wanna run to you
But there are mountains
And there are doors that we can't walk through
Melody berulang kali menghafal lagu yang sudah ditentukan untuk lomba, tetap saja dia masih kesulitan menyanyikannya. Dia terus berusaha hingga lelah untuk menyanyikannya.
"Kok enggak hafal-hafal, sih!" Dia melempar tubuhnya ke kasur miliknya sambil memejamkan mata sejenak.
LINE!
Suara notifikasi dari ponselnya berbunyi membuat Melody tambah kesal karena ada pengganggu di saat yang tidak tepat. Namun, logikanya mencoba meyakinkan mungkin saja ada kabar penting dari Pak Adi. Dengan malas dia pun meraih benda pipih yang tak jauh dari posisinya sekarang.
Kevin Aditya: Semakin lo mencoba buat hafalin lagunya, lo enggak bakal bisa hafal.
Membaca pesan masuk dari orang yang tidak terduga membuatnya termenung sejenak. Apa maksudnya? Jika dia tidak segera menghafalnya, bagaimana bisa cepat hafal?
Baru saja Melody akan mengetikkan pesan balasan, muncul pesan baru dari pengirim yang sama.
Kevin Aditya: Semakin enggak lo hafalin, lo bakal hafal lagunya.
Dua kali pesan dari Kevin membuat Melody benar-benar heran. Ingin dia menekan tombol panggilan dan memakinya sekarang karena sudah membuat kepalanya semakin pening, tetapi niat itu urung saat pesan baru muncul di layar ponselnya.
Kevin Aditya: Musik itu enggak bisa dinyanyiin karena keterpaksaan. Musik itu bebas dan tenang. Jadi nyanyiin lagunya tanpa lo merasa terpaksa.
"Tumben ini anak chat panjang lebar, kalau ngomong aja suka irit bin cuek." Melody menggelengkan kepalanya heran dengan sikap bin ajaib dari Kevin.
Setelah berpikir panjang, mencoba mencerna pesan-pesan dari manusia ajaib dia tertarik mencobanya. "Mungkin dia bener, akan gue coba tanpa menghafal." Segera Melody beranjak dari kasur lalu berjalan menuju lantai dasar rumahnya. Tepatnya Melody berjalan ke arah di mana dia bisa mendapatkan ketenangan dan semangat untuk berlatih. Di mana lagi jika bukan di studio mini milik keluarganya.
Kini jemari Melody sudah berada di atas tuts piano dan siap memulai memainkan lagu yang akan dia bawakan untuk lomba nantinya. Dengan hati dan pikiran yang tenang, hasil tarian jemarinya mulai mengalun merdu.
I know you're wondering why because we're able to be
Just you and me within these walls
But when we go outside, you're gonna wake up and see
That it was hopeless after all
No one can rewrite the stars
How can you say you'll be mine?
Everything keeps us apart
And I'm not the one you were meant to find
It's not up to you
It's not up to me
When everyone tells us what we can be
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS
Teen Fiction#510 in TeenFict 14/07/17 Melody Vraynka seorang pianis yang selalu adu mulut dengan seorang cowok bernama Kevin Aditya adalah seorang cowok yang jutek sama cewek. Hingga akhirnya mereka punya perasaan yang sama tanpa mereka berdua tahu. Lalu se...