Part 1

118 17 6
                                    

"Aduh Friska lama banget sih, keburu mulaikan basketnya" keluh Joya tak sabaran.

Ia berdiri bolak balik kesana kemari menunggu Friska. Sesekali ia menelpon, alhasil hanya mendengar suara operator.

Beberapa menit kemudian Friska sampai dengan beribu minta maafnya. Joya tak menjawab karna ingin cepat cepat menoton Raka.

Sesampainya disana Joya menatap lapangan basket yang berada di dalam ruangan dan disana terlihat sudah hampir dipenuhi para siswa siswi dan juga beberapa guru.

Melihat keramaian itu Joya menarik tangan Friska.

"Santai aja kali kita nggak bakalan ketinggalan ini juga masih baru mulai" kata Friska berusaha menenangkan Joya yang sedang buru buru.

"Lo sih lama, gue jadi nggak bisa kasih semangat kan ke dia"

"Kan lo bisa kasih semangat disini, masih untung kita duduk di depan gimana sih lo, malah nyalahin gue" Ucap Friska dengan mengelap keringat di dahinya.

Ia mengeluarkan kuncir dari saku rok abu abunya. "Rame juga yang nonton, sampai nggak ada oksigen" lanjutnya.

"Raka.. Semangat.." "aelah gue dikacangin" grutu friska sambil mengipasi wajahnya dengan tangan karena merasa gerah.

Bagi Joya ini adalah pertandingan basket untuk kesekian kalinya di Gedung Saparua. Sejak ia resmi menjadi sahabat sekaligus gudang curhatan Raka 1 tahun yang lalu.

Ia mengenal Raka saat pembukaan ajang turnamen basket tingkat kabupaten.

Joya terkagum dengan cara bermainnya yang dengan mudah memasukkan bola ke ring itu.

"Yang kutahu, sekolah kita pasti menang lawan mereka" Friska sedikit berteriak karena suasana mulai bising dan berhasil membuyarkan lamunannya.

Mengangguk, ya itu yang menjadi jawaban dari pertanyaan Friska.

Semua orang juga tahu SMA Negeri 2 Bandung pasti menang. Secara ada Raka cowok idaman Joya dengan tinggi 170 cm berkulit sawo matang.

Ternyata tak hanya Joya penggemar Raka melainkan beberapa deret di sebelah mereka juga penggemar Raka. Sekitar 5 cewek centil yang masih kelas 10 dengan lantang menyemangati Raka tanpa ada rasa malu.

Raka yang melihat hal itu sengaja memberikan lambaian tangan disertai senyuman tipis, membuat mereka teriak fantastik.

Peluit telah berbunyi pertanda waktu sudah habis. Pertandingan ini di menangkan oleh SMA Negeri 2 Bandung dengan skor 54 : 50.

Para suporter bertepuk tangan dengan riuh dan menyayikan yel yel mereka untuk menyambut kemenangan pertandingan ini.

Terlihat senyum manis si cowok bernomer punggung 26 itu. Senyum itu seraya mengarah ke arah tepat dimana Joya duduk. Ia membalas senyuman itu dengan semanisnya.

"Oii selamat ya.." seraya menyulurkan tangan tapi, ucapan selamat itu tak dihiraukan oleh Raka. Ia malah menuju seorang kakak kelas di belakang Joya.

Vote and comment jangan lupa readers. Aku terima saran kalian, maaf yaa kalau ngirim pesan ke aku nggak bisa mbales soalnya nggak tau kenapa tiba tiba nggak bisa

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang