Tiga : GADIS DAN HARIMAU

3.5K 253 13
                                    

Selamat bermalam minggu. Kali ini saya hadir untuk memberi kalian sedikit bacaan indie yang 100% adalah fantasi. Jadi jika ada banyak hal yang tidak sesuai dengan kehidupan kita sekarang ini, saya tegaskan bahwa ini PURE FANTASI.

Mohon kritik dan sarannya jika berkenan, agar cerita ini semakin memiliki ruh yang asyik untuk sekedar menjadi bacaan. Juga like nya, agar saya lebih semangat dalam menulis bab selanjutnya.

AlfiNurhasanahdtonggo ,TikHan ,EmaYufina ,rahmalapsir ,zarnila22 , Ipeh01 , kimmiyugi , MariaDonica , aaliyah1222 , yumeigha , mentari88ellfandy , ainov_iruka , Wahyu_Susanti , Puri94 , syahaz , zarinahi , ninionvon , sheila1508 , diahdee87 , RuisyaSagita , shadowshadestrisnawatiyono , deasmaraniTikaWijaya , BektiAnugraheni , InayahIkaAgustiaanissakinahRitaverengkieKidungeAtie , KharinMVionaKeith

Maaf untuk yang kenag tag sama saya, saya hanya ingin kritiknya. Terima kasih.

* * * * *

Di bilik rumah besar Lewanu, terlihat Lansa sedang berdiri bersandar pada pintu yang tinggi itu. Matanya nyalang menatap ke arah tubuh seorang gadis yang tergeletak di atas dipan kayu, beralaskan kain yang ditenun rapi dan lembut bermotif hewan. Tangannya meraba dagunya yang tidak gatal.

"Bagaimana demamnya, Bibi?" Lansa bertanya dengan lirih pada seorang perempuan setengah tua yang terlihat sedang mengompres kepala gadis yang masih tak sadarkan diri itu.

Perempuan yang dipanggil bibi oleh Lansa itu adalah Aruma. Mendengar pertanyaan Lansa, Aruma menggeleng pelan dan wajahnya terlihat mengerut bingung.

"Demamnya sangat tinggi, Lansa. Apa yang terjadi pada gadis ini sebenarnya?" Aruma bertanya dengan nada rendah.

Lansa menghela napas berat. Masih jelas dalam ingatannya bagaimana tadi dia melihat Yoki memperlakukan Yiska dengan kasar. Bahkan menamparnya hingga gadis itu tersungkur dengan mulutnya yang pecah berdarah.

Leti yang baru datang dari luar sambil membawa sesuatu dalam mangkuk tembikar, terlihat mendekat ke arah Aruma.

"Bajingan Yoki itu hampir memperkosanya," jawab Lansa datar namun geram, kemudian duduk pada sebuah kursi kayu di dekat pintu.

KEMELUT LEMBAH CHEROKEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang