Chapter 3

2.9K 182 3
                                    

Sengaja nulis nya diatas, klo di bawah entar gak di baca hehe.
Mau blg makasih banyak buat kalian yg mau baca cerita abal2 ini, makasih juga udah di vote hehe dan maaf klo kebanyakan author pov hehe. Itu doang sih:)

***

Prilly pov
Aku masih di sini, di taman belakang sekolah, dan tempat ini juga saksi kisah ku dulu.

Flashback on

Aku di sini dengan teman ku yg bernama Feli, ia adalah sahabat terbaikku. Ia tau semua tentang kehidupan ku.

Sekarang aku ingin cerita ke feli, aku sudah tah bisa memendam nya lagi.
"Fell.. Aku mau ngomong nih, tapi jangan blg ke siapa2 yah? Awas klo kamu blg ke lain"

"Apaan sih? Biasanya kan lo langsung bicara, emang penting banget? Klo penting gue janji gak bakalan blg ke siapa2 deh"

"Oke, sebenarnya aku..ituu..a-anu hmmm gimana cara ngomongnya ya? Hmm a-nu aku suka sama kapten basket kita" uap ku malu2, ku yakin muka aku sekarang merah banget.

"Hah? Serius lo? Lo suka sama muka datar itu? Alhamdulillah akhirnya tmn gue suka sama cowok, btw gue kira lo lesbi prill soalnya lo jarang banget deket sama cowok, tapi gimana bisa lo suka? Bukannya kalian gak pernah bicara ya?" Ucap feli panjang lebar

"Eh fell, ngomong nya pelan2 dong ih, kan susah jawabnya" sambil memanyunkan bibirku, feli hanya terkekeh mendengar perkataan ku.

"Gini, siapa juga yg gak suka sama dia? Secara dia ganteng,jago main basket,tinggi,punya bulu mata lentik banget apa lagi dlu dia pernah nolongin aku karena gak sengaja bola dia kena kepala aku trus aku pingsan, pas bangun aku udah di uks trs aku liat dia nemenin aku, dia blg gini 'maaf ya soal tadi, gue gak sengaja, oiya tadi gue juga yg ngegendong lo ke uks sebagai pertanggung jawaban gue' nah sejak saat itu aku suka sama dia" cerocos ku.

"Seandainya dia mau jadi pacar aku, pasti aku sangat senang"ucap ku spontan

"Sy mau jadi pacar kamu" ucap seorang lelaki

Sontak prilly dan feli berbalik ketika mendengarkan suara cowok, seketika mata prilly dan feli terbelalak kaget. Ia kaget dengan kedatangan org ini, org ini adalah ali si kapten basket.

"Ma-maksudnya?" Kata ku

"Ya sy mau jadi pacar kamu, sekarang sy akan menggunakan kata sy-kamu ke kamu, oke? Sy pergi dlu"ucapnya sambil tersenyum.

Flashback off

Aku menangis ketika mengingat kejadian itu, buat apa dia mau jadi pacar aku klo dia gak pernah perhatian sama aku? Ah sudahlah semuanya akan indah pada waktunya.

Author pov
Bel masuk pun berbunyi, selama pelajaran prilly hanya melamun. Ia tak konsen hari ini. Hingga ia di kagetkan dengan bunyi bel pulang, ia tak sadar jika sekarang sudah jam pulang.

Ketika keluar, ia melihat ali di atas motor ninja nya dengan membantu perempuan yg ingin naik ke atas motornya, ketika sdh duduk perempuan itu melingkarkan tgnnya ke pinggang ali, prilly yg menyaksikannya hanya bisa tersenyum lirih, ia iri kepada perempuan itu, walaupun ia biasa di jemput oleh ali tapi ia bisa menghitung jari saja berapa kali ia di jemput oleh ali, pandangannya mulai mengabur karena air mata nya sudah menggenang di pelupuk matanya.

Ia berlari keluar dari sekolah, ia sudah tak tahan, hatinya bergemuruh ketika melihat perempuan itu memeluk ali, ia cemburu karena setiap ia di bonceng oleh ali, ia tak di perbolehkan memeluk ali, ia hanya di suruh pegangan di pundak ali.

Ia tak tahan, hingga akhirnya suara klakson berbunyi dari belakangnya, prilly kaget.

"Prill, kamu kenapa? Knp nangis lagi? Ada yg sakit?" Ucap lelaki

"Gak kok raf, cmn.." Cuman hatiku yg sakit, ya lelaki itu adalah rafa

"Cmn apa prill? Coba blg sama aku, kamu kenapa?"

"Gak kok raf, aku gapapa"

"Serius? Oh iya kamu kenapa jalan? Kamu gak di jemput? Mau sama aku? Biar aku yg anter kau balik ke rumah yah"

Hati prilly mencelos ketika mendengarkan kata2 rafa.

"Emang gapapa? Gak ngerepotin emangnya?"

"Gak lah, ayo"

Prilly pun naik ke atas motor rafa, ia berpegangan di pundak rafa.

"Eh kamu kok pegangan di situ sih? Entar kamu jatoh, yg benar tuh di sini" sambil menuntun tangan prilly untuk memeluknya.

"Ih yg ada kamu tuh yg modus" ucap prilly sambil memukul belakang rafa pelan, tapi ia tetap memeluk rafa. Ia ingin merasakan memeluk seseorang. Rafa hanya tersenyum di balik helm nya.

Basketball or girlfriend? [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang