Kapan Kak Renata ini pulang? Terlihat sekali dia sedang mencari perhatian dengan kak Rafa.
"Raf, ini gimanasih cara kerjainnya? Aku gak ngerti," ujar Renata dengan nada suara dimanja-manjakan.
Sepulang sekolah tadi, perempuan itu sudah menunggu Wafa di depan gerbang. Rafiq yang tidak tahu menahu terpaksa membawa Renata ikut pulang bersama mereka.
Bahkan saat sampai, ia terus berceloteh hanya untuk menarik perhatian Rafiq."Jangan terlalu dekat."
Renata dan Rafiq menoleh ke asal suara, terlihat Wafa yang sedang menatap mereka datar.
"Kamu dengar kan adikku bilang apa?" tanya Rafiq dingin.
Renata tersenyum. Ia menuruti perkataan Wafa, namun dalam hatinya ia terus berkata kasar kepada gadis yang duduk tak jauh dari mereka itu.
"Jadi ini gimana?" tanya Renata lagi.
Rafiq menghela napasnya, ia terpaksa menjelaskan semua soal yang Renata tanyakan.
"Assalamu'alaikum. Eh, ada tamu." Mereka bertiga langsung menoleh ke wanita paruh baya yang sekarang sedang tersenyum ceria.
"Wa'alaikumussalam," jawab mereka bertiga bersamaan.
"Ummi kok pulang sendirian? Abi mana?" Wafa berlari kecil lalu langsung memeluk ibunya.
Rafiq juga berjalan ke arah mereka berdua dan ikutan memeluk ibunya.
"Lebay banget," gumam Renata, ia memasang senyum palsunya.
"Abi pulang malam, katanya masih ada kelas mengajar. Oh iya, itu tamunya kenapa gak dikasih minum? Anak ummi yang paling cantik, buatin minuman sana," ucap Waifa.
"Na'am Ummi." Wafa berjalan ke arah dapur. Kemudian kembali dengan membawa satu gelas sirup pandan.
"Yasudah, kalian lanjutkan saja. Ummi mau ke kamar dulu."
Setelah Waifa pergi, suasana menjadi hening. Rafiq juga pamit ke kamarnya, tersisa Wafa dan Renata yang duduk dalam diam.
"A-anu kak ... Kak Renata tidak pulang?" tanya Wafa pelan, mencoba mencairkan suasana.
"Jadi lo ngusir gue?" tanya Renata dengan tatapan sinisnya.
"B-bukan begitu ... Ini kan sudah mau maghrib, nanti orangtua kak Renata khawatir."
Wafa menunduk, ia merasa bersalah karena merasa sudah menyinggung perempuan yang duduk di depannya itu.
"Yaudahlah."
Renata merapikan buku-bukunya yang berserakan di meja ruang tamu."Kak Renata pulang naik apa?" tanya Wafa.
"Sopir gue udah nunggu di depan dari satu jam yang lalu. Yaudah, gue pulang. Bye Waf, thanks minumannya tadi," jawab Renata enteng.
Wafa hanya mengembuskan napasnya lelah.
🌸🌸🌸
Bersujud, gadis itu sedang bersujud dalam shalatnya. Memohon agar diambil dalam keadaan yang baik, memohon agar diampuni dosa-dosanya, dan memohon agar diteguhkan hatinya di atas agama Islam.
Terdengar suara pintu terbuka, namun gadis itu tidak mendengarnya. Ia terlalu larut dalam doanya, menangisi dosa-dosa yang ada pada dirinya.
Setelah menunaikan kewajibannya, ia berjalan menuju ke dapur untuk makan malam bersama keluarganya.
Lah, perasaan tadi pintu kamar aku tutup deh. Kok bisa kebuka ya.
Ternyata ayah, ibu, dan kakaknya sudah menunggu di meja makan.
Keluarga kecil mereka makan dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al-Hubbu Fillah
SpiritualBukankah sebaik-baik pembuat rencana adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala? Wafa mengakui kebenaran fakta itu. Tanpa ia sadari, dirinya telah menjadi jembatan antara Allah dengan seorang pemuda non-muslim yang pernah turut mewarnai hari-harinya saat ma...