°°°
Hari ini adalah hari pertama Ulangan Tengah Semester Ganjil. Seperti ketika Tara kelas X, setiap ulangan, pasti semua kelas diacak. Kebetulan, Tara mendapat kelas yang digabung dengan kelas X. Jadi, kelas XI IPA 2 digabung dengan kelas X IPA 4. Dan setiap kelas diatur sesuai abjad. Abjad A-M, lalu abjad N-Z. Karena nama Tara sebenarnya adalah Fatara Aisyah, jadi ia sekelas dengan Ananda Pradikta Putra.
Kalo Tara bisa mengubah semuanya, Tara mau banget.
Tara sudah sampai di ruang ujiannya, Tara langsung mencari tempat duduk yang sudah dinomorkan sesuai dengan kartu ujiannya. Tara pun mendengus kesal karena ia mendapat tempat duduk di barisan paling tengah. Tara nggak mau paling tengah karena bisa saja ada yang menyontek jawabannya dari sisi sebelah dan belakang. Walaupun kelas XI duduk satu meja dengan kelas X, kan bisa saja ada anak kelas XI yang menyuruh sebelahnya---kelas X---untuk melirik jawaban Tara.
Kan Tara tahu, anak kelasannya itu sudah tercemar oleh sikap biadab Dikta.
"Jadi beneran nih, gue duduk sama kak Tara?!" teriak si adik kelas yang Tara tahu namanya adalah Irsyad, dengan histeris.
Tara kaget. Kemudian ia mengangguk geli, "Terus?"
Lagian, Tara sama si Irsyad ini juga nggak saling kenal sebenarnya. Tara juga tahu nama Irsyad dari Diva. Ini nggak kenal, nggak apa main teriak-teriak aja sama Tara. Gimana Tara nggak geli.
Si Irsyad makin semangat. Wajahnya berbinar. "Gue dapet info dari fansnya kak Dikta, kalo kak Dikta pernah bilang sama dia kalo kak Tara itu pinter. Selain dia ngomong sama fansnya, dia juga pernah ngomong sama gue juga sih tentang lo."
Tara semakin nggak suka arah pembicaraan mereka. Tapi Tara penasaran. "Fansnya Dikta?"
"Iya! Itu tuh, pas banget ntar dia duduk di sebelah kak Dikta. Di belakang kita!" cengir Irsyad. Irsyad sekarang lagi senyum-senyum nggak jelas kayak orang gila.
Oh, ternyata fansnya Dikta itu adik kelas yang satu ruangan sama dia. Justru lebih baik begini. Dikta nggak mungkin sempat menanya jawaban pada Tara karena sibuk digangguin sama fansnya. Tara turut bahagia.
Tunggu---DIKTA DUDUK DI BELAKANG TARA?!
Kalo gitu, Tara nggak jadi bahagia. Ini mah bakal sengsara banget. Mood Tara bakal jelek terus selama UTS.
Kekesalan Tara terganggu saat Irsyad mencolek bahu Tara. Membuat Tara menoleh. Irsyad anak yang cerewet dan bawel juga ya. "By the way, karena lo pinter, lo boleh yah kasih tau jawaban dari soal-soal gue?" tanya Irsyad to the point.
Aduh, Tara jadi sesak nafas.
Tara menggeleng mantap. Bagaimana mungkin Tara akan membantu menjawab soal-soal Irsyad, sedangkan pada temannya saja ia pelit. Yah, Irsyad belum tahu saja Tara bagaimana.
"Yah, kok nggak mau si---"
Tara baru ingat. Ia harus tahu kenapa Dikta bisa bercerita tentangnya pada Irsyad. Setahu Tara, Dikta juga nggak pernah dekat sama adik kelas semacam Irsyad. Irsyad anak yang sok kenal sok dekat, Dikta nggak suka orang yang begitu. Ya, itu yang Tara tahu. Tahu dari Ninda tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikta
Teen Fiction"Pokoknya, yang pada akhirnya bakal nanya jawaban, itu yang bakal kalah. Kalah tandanya jadi pacar gue bodo amat." Ananda Pradikta Putra. √ Cowok itu tetangganya Tara, √ Anak sahabat Maminya Tara, √ Teman sekolahnya Tara, √ Teman sekelasnya Tara, da...