Annisa POV
Aku ingat satu kejadian pahit..
"Apabila kalian tidak lengkap lagi Jangan harap saya kembali"
Kak Rio.Disuatu sore dimana kami dikumpulkan dalam keadaan tegang.
Diriku yang tadinya ceria tiba tiba saja murung.
Ada Kak Elwan, Kak Atul, Kak Nando, Annas, Hayun, Fathur, Fabian, Kak Naila, Saya, Safiera dan Kak Gita.
"Mana yang lain?" Tanya dingin kak Yahya.
"Ada yang nggak bisa datang kak. Mmm.. kak Laura lagi tidur, lagi sakit" Terangku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Silahkan berusaha sendiri..." jawabnya.
"Mak..maksud kakak??" Tanya salah satu dari kami, entah dirikh lupa.
"Kami berhenti. Saya menyerah dek." kata Kak Yahya. Ia memakai masker.. sangat susah untuk melihat ekspresi wajahnya.Mataku yang minus ini sangat susah untuk melihat ekspresinya, apalagi mukanya. Sangat susah.
Kami semua pun saling melihat satu sama lain, cobra juga begitu.
Tapi kami tahu.. dia sedang menangis.Kak Satrio pun datang,
"Silahkan Rio.." Kata Kak Yahya berbisik tapi terdengar."Kami capek dek. Kami akan datang kesini apabila kalian sudah tidak ada disini lagi."
DEG!
Suasana dingin apa ini? Apakah ini benar akan terjadi? Sial! Kenapa jadi begini..?!
Tiba tiba saja aku menengok ke kak Naila, matanya berkaca kaca.
Aku menepuk pundaknya dan berbisik "kak..." dia hanya mengangguk tanda, "Aku baik baik saja""Kalian selalu membuat kami susah. Kami capek menghadapi Ego kalian, Venus! Cobra juga. Ada masalah diantara regu Cobra atau Regu Venus. Pecahkan sendiri. Jangan Manja!" Teriak Kak Rio.
(...)
Air mataku tiba tiba saja mengalir. Ayolah! Kenapa denganku??! Tetap saja tidak mau berhenti. Mungkin aku sudah menyadari egoku sekarang. Sangat buruk.
"Dan... kakak paling nggak suka kalau kalian saling mengejek! Apa begitu yang namanya pramuka?! Menyinggung nggak jelas!"
Disini.. sudah tahu inti permasalahannya dimana. Pokoknya Kak Satrio dan Kak Yahya akan meninggalkan kami.
Kak Yahya yang masih memperhatikan dingin dengan masker dimulutnya hanya menatap kami lesu.
"Apa yang kau fikirkan kak?" Gumamku.
"Jadi dek, ini perpisahan terakhir kita. Ini untuk yang terakhir."
Kak Rio mulai menjabat tangan dari Kak Elwan.
Air mataku tidak bisa dibendung lagi.
"Jangan menangis, nanti aku bisa menangis juga." Isak kak Naila.Aku menghapus air mataku, tetap saja tidak bisa berhenti. Sungguh ini suasana yang sangat tidak ku sukai.
Kak Rio pun akhirnya menjabat tanganku,
"Kak Rio..."
"Selamat Berjuang Dek!"Yaps, gue menangis lagi tidak bisa kuhentikan. Sampai sampai regu Cobra mungkin sedikit melirik padaku.
Kak Yahya langsung pergi keluar meninggalkan kami.
Kak Satrio pun ikut menyusul."Apa yang akan kita lakukan sekarang? Tanpa kedua orang yang terpenting dalam hidup kita?"
-VnsCbr (dalampramuka)
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS US "Venus"
Non-Fiction[DALAM PROSES REVISI] Regu Venus, regu pramuka yang satu ini sangat unik. Di ambil dari kisah nyata. Perjuangan dan air mata.