+enam

6.5K 926 40
                                    

Sena mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Dirinya nampak gelisah sekali. Bukannya ikut bercengkerama dengan teman-temannya yang lain, ia malah terus-terusan memandangi hpnya. Tadi Chanyeol bilang kalau Chanyeol akan pergi bertemu dengan teman-temannya, tapi disaat Sena bertanya kemana Chanyeol akan pergi, ia malah tak kunjung mendapat balasan. Abangnya pun sama, tidak ada kabar juga. Ah sungguh, rasanya Sena ingin pulang saja.

"Hei Sen, lo kenapa sih?" Mark menyenggol lengan Sena. Sena hanya menggeleng sambil tersenyum menjawabnya.

"Lo takut kepergok bang Chanyeol ya Sen?" ah memang Jaemin peka sekali.

"Ohhh" Mark mengangguk-angguk mendengar ucapan Jaemin, serasa sudah mengerti kenapa Sena seperti itu. "Tenang Sen tenang. Apa nih cafe perlu gue sewa biar gak ada orang lain yang dateng buat sore ini?" tanya Mark.

Sekedar info saja, Mark sudah tahu tentang hubungan Sena dan Chanyeol.

"Nah ide bagus tuh!" timpal Lami.

Jeno, Jaemin dan Hina juga tampaknya setuju. "Mumpung masih sepi." ucap Jeno.

Sena menggeleng mendengarnya, "Eh gak usah." jawab Sena.

"Yaudah makannya jangan gelisah gitu dong." Hina menepuk-nepuk pundak Sena.

"Hm iya iya." balas Sena tersenyum. Mereka pun kembali melanjutkan obrolan yang sempat terputus tadi.

30 menit sudah berlalu semenjak kedatangan mereka di Kristao Cafe ini. Sena pun juga sudah terlihat tenang, tak gelisah seperti tadi. Bahkan kini dirinya tengah tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Jaemin.

"Iya sih pas gue liat emang ternyata gue lumayan mirip sama artis Indonesia itu." ucap Jaemin, "Tapi gapapa deh lumayan kan disamain sama artis. Emang muka gue tampang artis sih." lanjutnya dengan tingkat kepercayaan diri 1253 persen.

"Najis." ucap Hina menunjukkan ekspresi jijiknya. Ya maklum lah, namanya juga Jaemin.

Di saat Sena dan yang lainnya sudah terhanyut dengan canda dan tawa, tiba-tiba lonceng yang menggantung di pintu masuk cafe berbunyi, menandakan ada pengunjung lain yang datang. Jeno melirik sebentar ke arah pintu, ia yang tadinya masih tertawa kini malah menghentikan tawanya. Wajahnya terlihat panik.

"Lo liat apaan si--" Mark juga ikut diam ketika matanya mengikuti arah pandangan Jeno sekarang. Yang lainnya pun akhirnya ikutan melihat ke arah pintu.

Ya, Baekhyun baru saja masuk. Diikuti dengan Kai, Suho, Kyungsoo, Sehun dan Chen di belakangnya.

"Astaga! Ngumpet-ngumpet!" Hina nampak ketakutan, begitu pula Lami.

Sena? Dia sedang menempelkan wajahnya sekarang di meja sambil menggigiti kukunya, "Gimana ini? Gue takut." ucapnya.

Tadi saat Chen masuk, Sena tidak berani lagi melihat ke arah pintu. Dia terlalu takut untuk melihat Chanyeol.

"Tenang, tenang. Jangan panik." Jaemin mencoba menenangkan. Ia mengelus-elus punggung Sena, "Ambil napas Sen, Huuuh, terus buang, Haaah."

"Jae, lo udah kayak orang lagi nenangin ibu-ibu mau lahiran sih!" gerutu Sena. Jaemin hanya menyengir.

"Eh tapi serius bang Chanyeol gak masuk tadi. Yang terakhir bang Chen." ucap Mark.

"Nah iya bener tuh." Hina mengganguk-angguk bingung.

"Terus mereka duduk dimana sekarang?" tanya Sena, wajahnya masih ia tempelkan di meja.

"Pojokan, mereka sama sekali gak ngeliat kita." jawab Jeno dan kemudian Sena langsung menegakkan kepalanya.

"Yaudah Mark, lo keluar sekarang. Tunggu dimana dulu gitu, nanti kita baru nyusul." ucap Sena cepat.

"Nah iya bener tuh!" Hina menyetujui. Mark juga terlihat setuju, kemudian dirinya langsung berdiri dari duduknya.

"Nanti kabarin gue ya." ucap Mark.

Jeno berteriak pelan, "Ya. Hati-hati kawan."

Mark hanya mengangguk kemudian segera berjalan menuju arah pintu diikuti pandangan dari Sena dan yang lainnya.

Dan tepat saat Mark ingin menarik gagang pintu,

"Loh Mark? Kok di Seoul?"

Chanyeol baru saja mendorong pintu tersebut terlebih dahulu.

"Mampus!"

"Mati!"

"Tamat sudah!"

tbc

+++

Hei ayo jangan sider :)

comment apa aja yang penting jangan sider:)

pacar +park chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang