"Hosh— Hosh—"
Kris masuk gerbang sekolah dengan cepat. Napasnya sedikit terengah. Peluh membanjiri wajah nan pucatnya. Namun, hal itu tak mengurangi ketampanannya—justru sebaliknya, membuat Kris tampak semakin memesona.
Tapi, apa yang sebenarnya terjadi?
Ah, pemuda jangkung ini sedari tadi terus berlari—tanpa henti. Meninggalkan pemuda dengan senyuman lebar yang ia temui di taman. Pemuda aneh yang sangat menyebalkan.
Park Chanyeol. Siapa lagi?
Dalam perjalanan ke kelas, sesekali, Kris masih menoleh ke belakang—takut kalau-kalau Chanyeol akan kembali mengikuti dan muncul tiba-tiba di hadapannya.
Entahlah, bagi Kris, ia harus menghindari pemuda di taman tadi. Ada sesuatu yang aneh dari diri Chanyeol. Kris merasa harus terus waspada dan berhati-hati—entah apa alasannya. Yang jelas, ia akan berusaha keras menghindari berurusan dengan Chanyeol. Benaknya mengatakan kalau hidupnya tak akan pernah sama lagi jika ia terus bertemu dengan pemuda bergigi rapi itu.
Ah, dulu Tao, sekarang Chanyeol. Sial. Kris benar-benar bisa gila.
Dengan ekspresi terlewat dingin, ia terus melangkah menuju kelas. Sesekali, terdengar bisik-bisik saat Kris lewat. Ah, ia sudah terbiasa dengan itu. Kris memilih menaikkan volume iPodnya sehingga tak perlu mendengar gunjingan atau obrolan tak penting dari siswa-siswa di sekolah. Toh, ia juga tak peduli lagi dengan apa yang mereka bicarakan.
Kris baru saja akan memasuki ruangan kelas, saat pemandangan di dalam menghentikan langkahnya di depan pintu.
Tao tampak sibuk mengusap rambut dan mencubit pipi Kyungsoo—teman sekelas Kris yang terkenal dengan mata bulatnya. Pemuda bak panda itu tampak sangat menikmatinya, sementara Kyungsoo begitu malas menanggapi ulah Tao. Justru ia kelihatan begitu risih dengannya.
Bagaimana tidak? Pagi-pagi, Tao dengan seenaknya datang ke kelasnya. Ditambah lagi, tingkah menggelikan ini. Damn it. Ingin Kyungsoo membunuh makhluk satu ini. Tao bukan pacar -apalagi teman pun bukan- dan ia pun tak menyukainya. Ya, meskipun sebenarnya, Tao itu salah satu makhluk paling populer di sekolah. Ah, ia tak peduli.
Dalam hati, Kyungsoo ingin sekali menonjok mata panda Tao sehingga bertambah hitam. Namun, jelas ia harus berpikir dulu seribu kali sebelum melakukannya.Hei—Tao itu juara martial art tingkat internasional. Bisa-bisa Kyungsoo mati duluan sebelum berhasil melancarkan pukulannya. Ah, Kyungsoo masih terlalu sayang nyawa. Jadi, ia terpaksa diam saja diusik seperti itu. Sekalipun sejujurnya, tingkah Tao itu membuat muak setengah mati. Kyungsoo normal, man!
~ . ~
~ . ~
Kris menatap jijik pemandangan itu dari pintu. Kedua manusia di kelas rupanya tak sadar akan aura membunuh yang menguar dari Kris. Ya, untung saja mereka tak menyadarinya. Karena jika mereka sadar, mereka akan langsung mati melihat mata Kris tajam yang siap mencincang.
"Kris! Mau sampai kapan kau di depan pintu? Kami harus masuk ke kelas! Bel sudah hampir berbunyi!" seru Suho, sang ketua kelas.
Gara-gara Kris berhenti tepat di depan pintu masuk, beberapa anak terlihat tertahan di luar. Mereka ingin segera masuk sebelum terlambat—sebelum Mr. Kim, si guru matematika paling kejam, menghukum mereka dengan hukuman tak berperi-kemanusiaan.
Kris melirik sadis. "Berisik! Itu bukan urusanku!" teriak Kris pada segerombolan siswa kelasnya. Mata Kris memerah—menahan emosi yang siap meledak kapan saja. Oh, baiklah, ia sudah mulai meledak. Lihatlah asap yang seolah muncul dari kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
God who Falls in Love [END]
FanfictionBagaimana jika dewa berkekuatan sempurna jatuh cinta pada manusia biasa? Ya, itulah yang terjadi. Chanyeol, dewa yang selalu bersikap konyol, seenaknya sendiri dan tak peduli pada kelangsungan dunia, ternyata bisa jatuh hati pada seorang manusia sed...