2.5

159 5 0
                                    

hari ini aku benar-benar takut karena surat yang kemarin Taekwoon kirim. aku sampai flashback sendirian di kamarku.

flashback on

seperti yang kalian tahu, aku sudah sering dan bisa dibilang terbiasa diperkosa oleh Taekwoon. aku sampai tidak bisa melawan, dan parahnya lagi aku menganggap tindakan yang Taekwoon lakukan kepadaku adalah hal yang biasa Ia lakukan.

hari ini, aku sedang menggores tanganku dengan pisau yang Taekwoon sediakan di ruanganku. aku menyayat tanganku dengan tanggal lahirku, dan beberapa goresan hingga tangan kiriku berdarah. lagi-lagi bajingan itu masuk dan menonton aktivitas menyayatku.

"kau suka menyatat tanganmu?" tanya Taekwoon.
"kau mau aku sayat?" tanyaku.
"mau menyayat aku di mana memang?" balasnya.
"kusayat kau di leher sehingga kau sudah tidak bisa bernafas lagi" ucapku lalu mengeluarkan tatapan sinis.
"kau sudah berani ya, melawanku?" tanya Taekwoon. aku lalu menatap mata taekwoon dengan dalam.
"laki-laki bajingan" ucapku. Taekwoon lalu mencekik leherku dan menarikku ke meja di ruangan ini. aku masih dicekik diatas meja
"T...Ta..Taek-Taekwoon!!" ucapku kehabisan nafas.
"BILANG APA KAU TADI? BERANI KAU MENGATAKAN AKU BAJINGAN? HAH?! LIHAT SEKARANG SIAPA YANG BERKUASA!!" bentak Taekwoon di depan wajahku. Ia lalu melepaskan tangannya dari leherku dan menampar wajahku.
"hahaha, liat sekarang kau berkuasa hanya dengan kekerasan. tidak berguna" ucapku lagi. Taekwoon langsung menamparku lagi dan menyuntikku dengan obat biusnya di leherku.
"Lagi-lagi, kau aku hukum Ara" ucap Taekwoon lalu aku mulai lemas dan pandanganku kabur.

Taekwoon membawaku ke meja, dan membuka celananya serta celanaku. Lagi-lagi Ia memperkosa dengan obat bius dan memasukkan miliknya dengan kasar.
"T..Taekwoon hentikan.. sakit..." ucapku pelan dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"A..aku m-mohon.." ucapku lagi lalu meneteskan air mata.
"Liat sekarang siapa yang memohon!" seru Taekwoon lalu semakin keras melakukannya sampai aku meringis.
"Akan kulakukan ini setiap hari! Biar kau tahu siapa yang berkuasa disini!!" ucap Taekwoon lalu mempercepat gerakannya sambil mencekik leherku.
"T-taekwoon!! Aku m-mohon! Ah sakit!" seruku masih berusaha menghentikannya walaupun aku tahu tidak merubah keadaan.

flashback off

"tenanglah,nona. tuan jaehwan sudah mempersiapkan semuanya. aku akan melindungi nona dari serangan apapun" ucap jun menenangkanku.

"iya jun terimakasih. kau tau kan,aku tetap saja masih takut. Bagaimana tidak,orang gila itu akan datang lagi dan aku akan menatap wajahnya lagi" ujarku.

"Iya nona aku tahu. baiklah kalau begitu apa nona perlu sesuatu? aku bantu" tanya jun. aku lalu menunjuk ponselky yang tergeletak di atas meja,lalu jun mengambilkannya.

"ha-halo?" sapaku.

"iya nona ada yang bisa saya bantu?" tanya asistenku di kantor.

"tolong bilang kepada anggota bahwa bila besok aku tidak hadir,kau menggantikanku sebentar" ucapku terbata-bata.

"ada apa nona? anda dalam masalah?" tanya daejun.

"tidak,sampaikan pesanku yang tadi saja" balasku.

"baik nona ara,jaga diri" kata daejun. aku lalu menaruh ponselku disampingku.

jaehwan lalu masuk dan langsung memelukku.

"sudah ada tanda-tanda. kau tunggu disini bersama jun,aku akan menanganginya. jun,jaga ara ya. kunci pintunya" ucap jaehwan sambil kembali lagi keluar. jun langsung segera mengunci pintu dan kembali menjagaku disampingku.

setelah 15 menit,aku mendengar ada ketukan pintu di kamarku.

*tok tok tok*

"araa! buka pintunya!" ucap seorang namja. aku yakin itu bukan jaehwan.

"Ara ini aku jaehwan!" teriaknya lagi.

"bukan! kau bukan jaehwan! aku tahu itu!" teriakku.

lalu kudengar namja itu sedang mencoba mendobrak pintunya. saat pintu itu berhasil didobrak,aku melihat 3 namja. taekwoon dan ketiga bawahannya. jun langsung menarikku untuk berada di belakangnya. Jun mulai beraksi dengan pisaunya.

"araa! wah siapa ini? asisten barumu? bagaimana bisa ia mengalahkanku kalau asisten mu yang professional saja dulu kalah denganku" celoteh taekwoon.

"hentikan! aku tak segan-segan melawanmu" seru jun.

asistennya taekwoon langsung melawan jun sementara aku kabur lewat jendela. sekarang aku benar-benar bingung ingin kemana karena orang-orang kepercayaanku sedang berusaha melawan taekwoon. saat aku mau meraih pintu keluar lewat halaman belakang,taekwoon memegang tanganku dan langsung menarikku.

"tunggu!" seru taekwoon.

"LEPASKAN KUBILANG! AKU TIDAK MAU BERTEMU DENGANMUU!!" teriakku benar benar gila.

"KAU APAKAN JAEHWAN KU!!" teriakku lagi.

"jaehwan? oh jadi dia kekasihmu yang baru ya? sudah lupa padaku,huh?" tanya taekwoon.

"lepaskan tanganku!" kataku. ia menggeleng.

"ikut denganku?" tanya taekwoon. lalu dari belakang taekwoon,munculah jaehwan dengan kondisi tubuh sudah berdarah-darah dan nafas yang ngos-ngosan,ia menyodorkan pistol ke kepala taekwoon.

"lepaskan jeon ara,jung taekwoon" kata jaehwan.

dengan sergap taekwoon menonjok pipi jaehwan,tapi jaehwan tidak mau kalah sehingga membalas taekwoon dan akhirnya mereka tonjok-tonjokkan.

"ara cepat pergi!" seru jaehwan yang sedang sibuk melawan taekwoon. aku masih panik dan mencoba menolong jaehwan.

"CEPAT PERGI!" teriak jaehwan dan aku segera digandeng oleh jun yang tiba-tiba datang dan menarikku untuk beranjak dari rumah itu. aku dan jun langsung naik mobil pribadi dengan isi anak buahku. tenang ara,anak buahmu masih banyak,kau tak perlu takut.

"maafkan aku nona" ucap jun.

"maaf kenapa? kau tidak berbuat kesalahan,justru aku yang membuat semua ini jadi hancur" balasku.

"aku tadi meninggalkanmu demi melawan asisten taekwoon dan justru meninggalkan kekasihmu" balas jun. aku lalu menepuk pundak jun pelan.

"gwenchanayo. kau sudah berbuat maksimal" kataku. jun lalu memberiku obat kejiwaanku,aku langsung meraih 2 kapsul dan meminum air.

"terimakasih" kataku pada jun.

kami semua lalu pergi ke hotel demi keselamatan. aku lalu check in dan merebahkan diri di kasur.

"jun tolong sambil kau update bagaimana kabar taekwoon dan jaehwan" ucapku.

"baik nona,akan segera kukabarkan kepadamu nanti. aku permisi" balas jun.

hah,semoga jaehwan tidak kenapa-napa.

---

insane (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang