Risa melangkah cepat memasuki asrama pelayan. Banyak yang kaget akan kedatangannya.
“Putri, ada perlu apa sampai datang kemari??” tanya kepala pelayan sambil berusaha menyeimbangi langkahan kaki Risa yang terburu-buru.
“Claire sudah ada di asrama belum? Ada yang mau ku tanyakan,” kata Risa.
“Dia masih berada di ruang makan bersama raja dan ratu Yang Mulia,” jawab kepala pelayan. Risa pun mengangguk lalu mengubah arahnya.
Begitu tiba di ruang makan, ketiga penyihir itu menatap kaget ke arah Risa.
“Kenapa sudah pulang? Ini kan baru jam 6?” tanya ayah kebingungan. Karena seharusnya Risa sudah berada di dalam kelas, di sekolah umum manusia.
“Aku nga bisa konsen yah. Aku mau pinjam Claire sebentar,” ucap Risa yang kemudian menatap ibunya. “Boleh kan bu?” tanya Risa. Ibunya pun mengangguk hingga Claire menunduk dan berjalan mundur.
“Permisi Yang Mulia,” pamit Claire yang kemudian mengikuti Risa keluar dari ruangan.
“Selain kepintaran dan rasa ingin tahunya, dia sama sekali tidak mirip dengan ku,” ucap Raja Bam sambil menghela nafas panjang dan berat. Ratu Loren tersenyum dan meraih tangan Raja.
“Maklumi saja. Anak kita masih dalam masa revolusi. Kalau dia sudah stabil pasti dia akan menunjukkan tanda-tanda seorang pemimpin yang hebat seperti mu,” hiburnya.
“Ya, kita hanya bisa berdoa.”
***
“Putri... Aku bisa dihukum jika kamu bersikeras,” ucap Claire panik. Risa pun menoleh kearah Claire.
“Ya sudah aku pergi sendiri. Berikan kuncinya padaku,” paksa Risa. Dia ingin mencari tahu apakah mahkluk yang dia temui kemarin memang Steven, atau bukan.
“Maafkan aku putri, aku tidak bisa membiarkanmu mendekatinya,” kata Claire sambil menyembunyikan tanganya di balik badan.
“Dia tidak jahat. Kalian yang berlebihan,” ucap Risa sambil menjulurkan tangannya. “Berikan kuncinya padaku. Sekarang.”
Tiba-tiba saja muncul sebuah tangan yang lebih besar dan memberikan sebuah kunci kepada Risa hingga kedua perempuan itu menatap pemilik tangan tersebut.
“Khusus untuk mahkluk itu, semua kuncinya hanya satu. Kalau kamu beruntung kamu bisa menemukannya,” jelas Josua yang entah muncul dari mana.
“Apa sih maksud mu?” tanya Risa bingung. Josua menatap Risa dalam diam, seakan-akan mengkode Risa atas tingkah lakunya. “Saya tidak mengerti Sir,” koreksi Risa dengan cepat. Untunglah dia peka. Josua pun mengambil kembali kunci yang ada di tangan Risa.
“Ikuti aku,” pintanya. Claire langsung meraih tangan Josua.
“Kamu tahukan apa yang akan terjadi padamu kalau sampai Tuan Putri kenapa-kenapa?” tanya Claire dengan suara bergetar. Risa memperhatikan mereka berdua. Serasi sekali. Apakah mereka berpacaran? Tapi pekerja di kerajaan dilarang menjalin hubungan percintaan kan? Josua meraih tangan Claire untuk melepaskan genggamannya.
“Tenang saja. Kamu sendiri juga tahu seberapa keras kepalanya Putri yang satu ini,” ucap Josua yang kemudian melangkah menjauh dari Claire. Tanpa menunggu lama, Risa menyusuli pria itu. Josua membentuk portal di dinding. Begitu mereka melewatinya, mereka telah berada di ruangan misterius kemarin. Bedanya ruangan itu bukan ruangan yang gelap gulita. Seisi ruangan itu diterangi oleh cahaya bulan.
“Setelah kamu menemuinya, kami memindahkannya ke tempat lain yang jauh dari negara Ferla. Walaupun aku memberikanmu kunci ini, kamu juga tidak akan menemukan pintu yang cocok,” jelas Josua yang membuat Risa mendongak kearahnya. Jadi pria yang satu ini hampir PHP-in dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who ar U?
VampirosRank 115 #02.04.17 Klarisa Hanson, yang baru saja tiba di Ferla menemukan fakta bahwa dia adalah Klarisa Bridgent, Putri bungsu dari kerajaan sihir terkuat di seluruh dimensi. Ketakutan yang menghantui orang tuanya membuat mereka ingin menobatkan Kl...