10. Rival.

6.4K 530 46
                                    

Revisi, 27 September 2021.

VOTE AND COMMENT!

Happy Reading..

⚪⚪⚪

Hanbin memarkirkan mobilnya di garasi Agensi, ia langsung melesat menuju studio milik Teddy tanpa menghiraukan orang-orang yang sempat menyapanya di sepanjang jalan. Sesampainya disana Hanbin menghempaskan tubuhnya di sofa dengan kasar yang membuat Teddy melihatnya heran.

"Kenapa?" tanya nya.

Hanbin menatap Teddy sekilas lalu berdecak, ia membalas. "Sesuatu yang membuat mood ku tidak baik."

Teddy hanya menganggukan kepalanya. Tiba-tiba pintu kembali terbuka menampilkan Jiyong yang langsung menghampiri Hanbin.

"Kau menemui Lisa?" todongnya.

Hanbin hanya diam kemudian mengangguk malas.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya nya lagi, wajahnya terlihat khawtir.

Hanbin bergumam, "Aku fikir iya."

"Kenapa begitu?"

"Jika dia tidak baik-baik saja dia tidak akan pergi dari sini dan menemui lelakinya kan hyung." ujar Hanbin datar.

"Lelaki nya?"

Hanbin mengangguk malas, tanganya sibuk memainkan ujung kaus nya dengan sedikit kasar.

Jiyong menatap Hanbin bingung, ia menebak. "Bambam?"

Mendengar nama itu, Hanbin seketika menatap Jiyong kaget. "Kau bahkan sudah tau kekasih Lisa hyung?"

Jiyong tersenyum samar dan mengangguk. "Lisa sudah memperkenalkannya secara langsung padaku." jawabnga.

Hanbin mendengus kasar, ia beralih menatap Teddy yang juga sedang menatapnya. "Hyung mood ku betulan sedang hancur, aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan kita sekarang. Jadi sepertinya aku akan pulang dan kembali besok."

Hanbin beranjak dengan sebuah rasa kesal yang menelusup, ia menutup pintu studio itu sedikit keras. Ketika pintu tertutup Jiyong dan Teddy serta Tablo yang sedaru tadi duduk diam saling berpandangan.

Jiyong mengedipkan satu matanya kemudian tersenyum jahil hingga sesaat kemudian merekapun tertawa sangat keras.

"Apa kau tadi sengaja?"

"Hahahaha iya. Kau lihat Hanbin cemburu pada Lisa kan?"

"Aku bahkan aneh ketika Hanbin tiba-toba pergi seperti itu." ujar Tablo yang sangat tau perangai Hanbin, serumitnya masalah hidup yang ia alami ia tak akan meninggalkan studio sebelum semua pekerjaanya beres.

"Hanbin terlalu munafik." sahut Teddy.

Jiyong mengangguk, "Kau benar."

"Tapi bagaimana kau mengenal lelaki yang dimaksud Hanbin, siapa tadi? Bambam?"

"Tentu saja aku mengenalnya dia teman Lisa sedari kecil."

"Aaaah pantas saja." mereka menganggukan kepala mengerti.

"Lalu kau sudah mengurus masalah Lisa dan Ibu mu?"

"Aku sudah berbicara pada Ibu."

"Lalu?"

"Dia menyesal."

Tablo dan Teddy masih menatap Jiyong seolah-olah tak puas dengan jawaban singkat dari Rapper Bigbang tersebut.

My B.I❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang