Bel istirahat berbunyi. Sebagian keluar kelas dengan gembira, menyambut cinta-cinta dengan sahabat, kekasih, teman, atau sebagainya. Tapi aku? Kalian pasti sudah tahu jawabannya.
"Hai Cinta" suara kebengisan seorang manusia keparat.
"Apa yang kamu inginkan dariku?"
"Gak ada sih, cuma mau ngobrol sama lo aja. Emang gak boleh?"
"Kalau cuma ganggu, lebih baik kamu pergi aja"
"Ih galak banget sih, eh Cin, lo kalo di liat liat cantik juga lho. Sini gue dandanin. Biar cantik hahaha"
Dan, para keparat ini beraksi lagi. Mereka melepas ikat rambutku, kacamata ku, dan mulai melumuri wajahku dengan tepung, mengoleskan bibirku dengan lipstik dengan super tebal, dan mewarnai pipiku dengan lipstik. Tak sampai disitu, mereka mewarnai rambutku dengan cat akrilik. Mereka membuat video diriku."Lo kan hari ini ulang tahun Cin, jadi gue dandanin lo biar cantik hahaha"
Lalu, belum puas mereka 'merias' ada krim yang mendarat di wajahku.
"Happy birthday Cinta cantik! Semoga cepet mati ya! Hahaha"
Cepat cepat aku ke kamar mandi. Aku tak perduli lagi dengan tatapan aneh orang orang. Memang akan seterusnya begitu. Bagaimanapun kondisi ku.Segera ku basuh wajahku. Tatapan kosong memantul di depan cermin besar toilet. Sebuah wajah yang tak diinginkan banyak orang. Sebuah raga yang hanya dianggap seonggok sampah. Atau tidak dianggap sama sekali.
Bulir air mata kembali membasahi pipi. Terisak lagi, tapi tak ada yang perduli. Kemana orang orang ini? Kemana kebahagiaan yang dulu ku dapatkan? Putus asa, sia sia saja aku ada di dunia. Tak diharapkan kehadirannya. Tak ada lagi cinta untuk Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Cinta
Teen FictionPerkenalkan, namaku Cinta. Tapi rasanya tak ada cinta untukku. Menganggap aku sudah mati. Tapi tidak, aku masih disini.