[1] : Juju On Dat Beat

788 318 222
                                    


Justin Bieber - Company

Setelah satu jam mereka menghabiskan waktunya di rumah Maura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah satu jam mereka menghabiskan waktunya di rumah Maura. Mereka akhirnya tiba di tempat mereka biasa belajar dance. Tempatnya tidak terlalu besar, tapi tidak terlalu kecil juga. Cukup untuk delapan puluh orang. Lantai kayu mengkilat, dan juga dinding kaca di sisi depan dan belakang.

Maura meletakkan tas gendongnya di sebelah tas Keanu. Digulungnya baju lengan panjang hingga sampai siku.

"Udah hafal gerakannya?" Maura menatap Keanu yang sedang membenarkan sepatunya.

Keanu mengangguk kecil. "Udah dong."

Mereka berada di dua inti tim dance. Satu tim cowok dan saru tim cewek. Maura sudah hampir satu tahun mengikuti kegiatan di tempat dance yang dikelola oleh lelaki berusia dua puluh tahun bernama Kelvin. Dia juga yang sudah mengajarkannya bagaimana bisa dance seperti ini.

Keanu sendiri sudah berada di tempat latihan ini dua tahun yang lalu. Tak heran jika dia kerap kali diajak sang mentor untuk unjuk gigi di depan panggung.

Yah, kegiatan tim inti memang cukup padat. Harus ada beberapa kejuaraan yang dihadiri. Belum lagi mereka harus latihan empat kali dalam seminggu jika kejuaraan itu akan segera diadakan.

Keanu yang sering mondar-mandir panggung, tempat dance, sekolah, lalu rumah. Maura bahkan pernah bertanya apakah Keanu masih sering bertemu orang tuanya jika di rumah, mengingat kedua orang tuanya itu bekerja di kantor dan sering pulang larut. Tapi Keanu hanya tertawa dan menjawab jika mereka masih meluangkan waktu untuk makan malam bersama dan juga sarapan di pagi hari sebelum memulai aktivitas masing-masing.

Mendengarnya membuat Maura iri pada teman cowoknya itu. Maura dibesarkan oleh keluarga broken home. Dia memiliki kakak cewek yang tinggal bersama ayahnya di Australia. Sementara dirinya dan juga adiknya bersama ibunya di Indonesia.

Meskipun dia sering bertemu ibunya karena dia bekerja di rumah sebagai perancang ruangan untuk orang nikahan, dia begitu kehilangan sosok ayahnya.

Ditambah lagi adik cowoknya yang jahilnya tidak ketulungan. Ingin sekali Maura menggetok kepalanya dengan linggis. Tapi Maura selalu mengurungkan niatannya.

Kelvin menepukkan tangannya tiga kali, menyuruh agar empat tim inti bergabung bersamanya dan cewek berumur delapan belasan di sampingnya.

"Baiklah, tim inti luar kalian nanti tunjukan dance yang baru kutunjukkan minggu lalu. Dan tim inti dalam, kalian tunjukan dance terbaik kalian," kata Kelvin.

Bedanya tim inti luar dan dalam adalah, hanya terletak di usia dan seberapa lama kalian berada di tempat dance itu. Maura bahkan bertanya dalam hati, mau seberapa lama mereka di sini, bukannya ini waktu bagi mereka untuk menunjukkan keahliannya di depan publik tanpa embel-embel nama Kelvin yang menopang penampilan mereka.

The Girl Who Can't Be LaughedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang