Daun-daun berguguran tanpa sebab, kebakaran hutan terjadi secara besar-besaran, banyak keluarga terjangkit wabah penyakit. Adalwolf menutup toko bukunya untuk sementara, wajahnya selalu datar selama kejadian-kejadian itu terjadi. Ayah Shylo pergi dari desa untuk menghindari wabah penyakit, begitu pula dengan Ayah Agata. Agata dan Shylo menginap di rumah Adalwolf. Kesehariannya tidak berubah, minum teh atau kopi di ruang tamu. Namun hari ini, Agata terus menatap Kakeknya yang berwajah datar."Apa semua kejadian ini ada hubungannya dengan penculikan yang akan terjadi?" Agata menatap Adalwolf serius.
Adalwolf mendongak membalas tatapan Agata. "Iya, yang kau katakan benar" ditunjukannya sebuah kertas usang yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya. "Sama seperti tahun lalu"
Musibah terjadi
Peringatan akan Penculikan
Permainan akan dimulai
"Rasanya percuma jika kita mau bersembunyi" raut wajah Shylo terlihat sangat lesu. "Kita bahkan tidak tahu siapa yang akan dibawa"
"Ada kemungkinan penculikan akan terjadi malam ini, dan aku harus menyembunyikan kalian berdua"
"Kami bisa mencari tempat untuk sembunyi, tapi kenapa Kakek sangat yakin kalau penculikan akan terjadi malam ini?" ujar Agata menanggapi.
"Entah kapan penculikan itu akan dimulai, tapi bukannya lebih baik kalau kita sembunyi terus? Bukankah begitu?" ujar Shylo menimpali.
"Kita sudah melewati malam musibah ke -19. Dan 20 adalah puncaknya, yaitu hari ini. Tidak akan terjadi perubahan, akan tetep sama setiap tahun"
Agata dan Shylo merasa sedikit tegang, mereka terus memutar otak untuk mencari tempat sembunyi.
"Aku akan ingatkan satu hal" Adalwolf menatap kedua gadis itu. "Jika kalian yang diculik, maka itu artinya takdir. Hiaraukan kata yang terpilih atau yang dikutuk, intinya kita semua tidak bisa melawan takdir. Tapi yang paling penting adalah usaha untuk mengubahnya"
"Aku sama sekali tidak peduli dengan kata 'terpilih' maupun 'dikutuk'" Agata menaruh cangkirnya di meja ruang tamu. "Aku hanya berharap agar kami tidak diculik, itu saja"
"Apa yang membuat Tuan begitu yakin bila kami yang akan diculik?" Tanya Shylo merinding.
Adalwolf dan Agata menoleh bersamaan.
"Apa maksudmu?" ujar Agata kebingungan.
"Agata, saat Kakek mu berbicara soal takdir dan entah apalah itu, aku merasa bahwa Kakek-mu merasa yakin kalau kita lah yang akan diculik" Shylo menatap Adalwolf dengan wajah ketakutan dan gemetar.
"Tidak, itu tidak benar!" Adalwolf mengelak.
"Kakek!" Agatha berteriak.
Adalwolf dan Shylo menoleh bersamaan.
Agata menggeram. "Aku percaya kepada Shylo-" Agata berdiri dan menatap Adalwold dengan tatapan mengerikan. "Kau memang sudah tau siapa targetnya"
"Percayalah pada ku Agata! Tidak mungkin aku akan menelantarkan kalian! Lagipula kau ini Cucu-ku!"
"Kau bukan orang tua dari salah satu orang tua-ku! Aku hanyalah anak yang kau adopsi setelah kepergian Ibu-ku! Kau tidak benar-benar Kakek-ku, Adalwolf!"
"Aku adalah orang yang mengadopsi Ibu-mu!"
Seketika Agata berhenti berteriak, sementara Shylo diam seperti patung.
"Apa maksud-mu?" Tanya Agata tidak percaya.
"Aku mengadopsi Ibu-mu karena kedua orang tuanya meninggalkannya sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Witchs Curse
FantasyKeberadaan akan mitos "Kutukan Penyihir", masih dipertanyaakan penduduk desa Triston. Setiap sepuluh tahun sekali, anak-anak terpilih akan diculik dengan sebutan "Yang terpilih" atau "Yang dikutuk". Setiap tahun penculikan itu terjadi, akan ada lima...