opening Fight

3.4K 217 135
                                    

Sinar pagi yg sangat terang menerobos jendala kamarku, tp bukan itu yg membuatku terbangun ataupun pelayanaku yg biasanya membangunkanku. tapi kehangatan tidak-tidak lebih tepatnya gerah di tempat tidurku padahal aku selalu menyalakan AC. saat aku mulai membuka mata aku melihat empat wanita yg tadi malam aku ajak berbicara ada di samping kiri dan kananku. (pantas saja tempat ini begitu panas) ucapku dalam hati.

"Heeeee, apa yg kalian lakukan dikasurku.?"teriaku yg sudah mulai 100% sadar dari tidurku

"Hoamzzz, pagi hiro ..!" Seru athena yg sedang meregangkan tubuhnya di susul elis,Tsukoyomo, dan Amaterasu

"Kenapa kalian menunjukan diri kalian,? dan jawab pertanyaanku sebelumnya.?" Lalu aku berjalan menjauh dan duduk di meja belajar

"Soal itu biarlah elis yang jawab." Jawab Tsukoyomi

"Ehh, kenapa aku, biar Athena saja yg jawab dia lebih tau.!" Jawab elis

"Tidak-tidak, aku hanya mengikuti idenya Amaterasu biar dia saja yang jawab." Jabaw Athena

"Haduch kenapa malah ribut, Amaterasu jawab pertanyanku."

"Ada yang lebih penting dari pada petanyaanmu tadi hiro, lihatlah
jam berapa sekarang.!" Jawab Amatersu dengan matanya yg melirik ke arah jam

"Astaga, sudah jam tujuh kenapa para pelayan tidak membangunkanku,!." Aku berlari kekamar mandi. Setelah selesai mandi aku ganti baju dengan seragam sekolah dan tentu saja membawa pedang yg baru kudapatkan tadi malam dan menaruhnya di samping kiri tubuhku. Berlari melewati tangga menuju bawah melupakan para Dewi yg berbuat aneh hari ini.

"Ayah kenapa tidak membangunkanku hari ini, hampir saja aku terlambat di hari pertama sekolahku.? " aku menggambil roti dan selai kacang yg sudah ada di piring dan melahapnya.

"Apa kau lupa,? seperti tahun sebelumya para pelayan kita liburkan satu minggu untuk bertemu keluarganya, sepertinya kamu memiliki senjata baru ya nak.?" Dengan mata tajamnya yg mengarah ke pedangku

"Ohh, soal ini seperti biasa hadiah, !"

"Hadiah lagi ya. "

"Ayah apa maksudnya hadiah? Dari siapa ? Tanya Ayu dengan mengangkat-angkat alis matanya.

"Hadiah itu dikirim oleh teman-teman dari sosmednya Hiro entah itu dari negri ini atu dari luar negri, dan semua hadiahnya ada di Rumah kaca di samping Rumah ini kamu bisa melihatnya."

"Ya benar, bahkan ruangan itu sudah hampir tidak muat menyimpan hadiah yg di kirim ke rumah ini, kalo kita membuangnya tentu kita akan dianggap tidak menghargai pemberian orang lain." Seru ibuku dengan wajah sedikit kesalnya

"Ohhh, ayo hiro kita berangkat" perintah Ayu sambil menariku yg belum menyelesaikan sarapan pagiku.

Setelah berjalan keluar dari komplek rumahku, aku dan ayu menunggu bus untuk kesekolah. Alasanya sederhana supaya seperti murid-murid yang lain haduh, merepotkan.

Setelah kita mendapat bus kita masuk dan yah di manapun aku berada aku selalu mendapatkan perhatian lebih itulah kenapa aku memakai jaket dengan penutup kepala dan kaca mata hitam. Tapi sepertinya aku masih diperhatikan oleh banyak orang di bus ini dan aku mulai berfikir apakah aku mempunyai aura yg dapat menarik perhatian banyak orang.

sedangkan Ayu hanya cekikikan melihat tingkahku yg berusaha menhindar dari orang2 di bus ini yg ingin berselfe denganku. Dan saat bus berhenti rasanya seperti keluar dari neraka aku segera keluar dari bus diikuti dengan ayu.

"Apakah menyenangkan.?" Tanya ayu dengan senyumnya liciknya

"Aku tidak ingin naik bus lagi, jika memang kita tidak bisa mengunakan sihir teleportasiku lebih baik aku menggunakan mobil saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Incarnation Of Three The God Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang