Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

7. Nungguin Kamu Takut Lecet

21.2K 2.3K 66
Penulis: mooseboo oleh mooseboo
                                    

"Hah ... kenyang. Thanks, ya, Drew."

"Sama-sama," jawab Andrew meneguk tehnya pelan.

Mata Sachi bergerak melihat kelap-kelip jalanan yang masih dipenuhi kendaraan bermotor dari jendela besar di sebelahnya. Perempuan itu menghirup nafasnya dalam-dalam memasukan banyak pasokan udara ke paru-paru sambil menikmati momen tenang di kantornya sekarang.

Sachi terpaku saat sadar lelaki di depannya sedang memperhatikan dirinya diam-diam. Otomatis ia melirik Andrew, membuat lelaki berambut undercut itu memalingkan wajahnya.

"Eh, gue baru ingat. Bukannya kerjaan lo udah kelar dari tadi sore, ya. Terus kenapa lo masih di sini, Drew?" tanya Sachi teringat omongan Indra yang mengajak Andrew pulang sore tadi.

Manik mata gelap milik Andrew bergerak cepat mendengar perkataan Sachi. Sambil memasang ekspresi tenang dia justru menatap wajah Sachi intens.

"Nungguin lo." Suara berat Andrew membuat Sachi terpana. "Takut lecet kalau ditinggal sendiri."

"Lecet? Mikrolet kali lecet," celetuk Sachi menyesap teh miliknya menyembunyikan rasa malu yang menjalar ke seluruh tubuh. "Drew, sebelum pindah ke Fabulous lo kerja di mana, sih?" tanyanya lagi mengalihkan pembicaraan.

"Memang kenapa?"

"Enggak apa-apa. Penasaran aja."

"Di Bank. Cuma jadi AE di Bank berat, Sach. Bertarget. Sebenarnya di Agency juga sih. Cuma suasananya, kan, lebih santai di sini. Kalau di Bank lo tahu sendiri ketatnya kayak apa," cerita Andrew dengan mimik nelangsa.

Sachi mengangguk paham.

"Kalau lo?"

"Gue dari awal lulus emang udah di Fabulous. Yah, udah sekitar dua tahunan mungkin," kata Sachi coba-coba mengingat hari pertamanya di Fabulous yang langsung kena damprat Vera karena salah mengirimkan artikel kepada klien. Sebab saat pertama kali masuk ke dalam agency, job desc Sachi masih sebagai content writer sebelum akhirnya menjadi seperti sekarang.

"Wah, kuat juga lo sama si Kumis," kekeh Andrew geli.

Sachi terkekeh. "Yah, gitu, deh."

"Eh, udah mau jam setengah sepuluh loh. Lo udah ngirim revisi yang tadi?" tanya Andrew mengingatkan Sachi.

"Astaga gue lupa!"

Setengah berlari, Sachi kembali ke mejanya. Andrew mematung menatap kehebohan yang diciptakan perempuan itu. Dia terkekeh geli. Baru kali ini dia menemukan orang seceroboh Sachi.

"Sach, gue request Bapsae, ya," kata Andrew sambil merapikan meja kantor dari sampah bekas cup noodle.

"Bab apa?" tanya Sachi masih fokus kepada layar.

"Bapsae. Kayaknya lebih seru ngelembur sambil dengerin musik ketimbang sepi kayak gini," kata Andrew.

Sachi melipat bibirnya ke dalam. Senyum diam-diam mengembang karena Andrew ternyata mengerti Kpop seperti dirinya. Tidak seperti lelaki nyinyir itu yang asal menghakimi orang seenaknya.

"Kenapa gue malah jadi emosi lagi cuma gara-gara mikirin dia. Ih, rugi!"

***

Esoknya, Andrew dan Sachi sudah berada di salah satu rumah makan Italia di daerah Kemang. Restoran di atas salah satu hotel ternama di Jakarta itu terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang yang tengah menyantap makanannya di salah satu sudut restoran. Sementara aroma tomat yang segar dan kuat menyergap hidung Sachi saat seorang pelayan lewat membawakan makanan untuk salah satu pelanggan.

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada Mooseboo, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh Mooseboo
@mooseboo
Dari paket yang tersasar ke tetangga sebelah, Sachi Sandriya yang mer...
Beli bab baru cerita atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 34 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @mooseboo.
Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang