2.GMBF

189 76 37
                                    

Segera aku memarkirkan mobilku dan menuju kekelas Albert. Namun, saat aku sampai dikelasnya dan melihat kekelasnya Albert dan bertanya ketemannya,

"Hy, teman sekelasnya Albert Mackenzie ya?"tanyaku memastikan.

"Iya, ada apa?"tanyanya.

"Emmbbb... Albert belum datang ya?"tanyaku

"Oh, dia belum datang memang terkadang dia terlambat," jawabnya lalu tersenyum.

"Oh." Kataku singkat.

"Kalau gitu, kamu istirahat nanti datang kesini lagi aja." Pesannya.

"Okay, aku akan datang, terima kasih infonya." Ucapku.

"Iya, sama-sama," katanya sambil tersenyum diakhir kalimatnya.

Aku langsung menuju kekelasku dan langsung memasang earphone di telingaku serta membaca novel untuk menunggu bel berbunyi, sedangkan teman temanku sibuk menyalin jawaban teman temannya.

15 menit kemudian bel berbunyi. Namun, entah mengapa aku merasa diriku tidak fokus menerima pelajaran hari ini. Pikiranku hanya memikirkan tentang Albert dengan tanda tanya yang besar mengapa dia tak menjawab teleponku.

Albert POV

"Pa, besok Albert sekolah ya?"tanyaku

"Tidak, Al kamu itu sakit. Papa, mama dan Freya tak mau kehilangan kamu,"larang Papaku yang bernama Fero.

"Pa, Albert ingin sekolah," Kataku memaksa untuk bersekolah besok.

"Albert, kamu itu sakit." Ia tetap melarangku.

"Pa, tapi Albert besok ada ulangan harian dan praktek,"alibiku

Ia menarik nafas panjang. "Baiklah sayang, tapi kamu sakit. Keluarga ini gak mau kehilangan kamu,"kata Papa sambil menepuk pelan bahuku

"Pa, kan masih ada mama dan adik Freya"kataku agak lemas.

(Di sekolah)

Raina Pov

Bel tanda istirahat berbunyi, aku segera lari kekelas Albert.

(Sesampai di kelas Albert)

"Hy, kamu teman sekelasnya Albert kan?"tanyaku menyakinkan.

"Iya, ada apa?"tanyanya balik lembut dan sopan.

"Apakah Albert masuk hari ini?"tanyaku sopan, lalu tersenyum.

"Tidak, dia izin." Jawabnya sambil menggelengkan kepala.

"Izin?"

"Iya, emang kenapa?" tanyanya.

"Gak papa kok," Jawabku.

Aku langsung kembali kekelasku memasang earphone dan mengetik pesan ke Albert

"Bert, gak masuk napa? izin? kenapa kamu? "tulisku pada SMS tersebut.

Ya, sudah aku duga tak akan ada balasan darinya, itu semakin membuatku gusar dan tidak fokus pada apapun. Bahkan lagu dari earphone terasa seperti tak enak untuk didengar.

Aku tak fokus pada apapun. Hari ini, biarkan teman temanku mencuri jawaban tugas kimiaku.

Tak lama kemudian pelajaran dimulai...

Ya, aku tak bisa fokus lagi, pikiranku hanya melayang kepada Albert dan Albert sampai pulang sekolah.

Aku mengemudikan mobil diatas rata rata. Aku tak peduli jika apa yang aku lakukan ini sangat berbahaya. Aku melakukannya karena aku tidak bisa fokus dan tenang.

Sepuluh menit kemudian aku sampai dirumah. Aku segera kekamarku dan aku memilih untuk memejamkan mataku sejenak agar bisa melupakan pikiran negatifku tentang Albert

(Keesokan harinya)

(Di sekolah)

Aku memarkirkan mobilku dan aku melihat Albert baru turun dari mobil papanya

"Lho, kok Albert dianter sih, gak kayak biasanya, sejak kapan jadi anak papa?biasanya dia berangkat sendiri, Eh kenapa juga dia pakek jaket?, ah sudahlah mungkin buat gaya-gayaan aja"batinku lalu menghampirinya

Hatiku mengatakan ada sesuatu yang disembunyikan dariku namun logikaku berkata dia memakai jaket hanya untuk gaya gayaan saja.

"Hy," sapanya mengajetkanku.

"Hy," jawabku dengan nada agak tinggi

"Marah ya, kenapa? "tanyanya

"Iya, cari tau sendiri sana." Aku sedikit meninggikan nada suara.

"Aku gak marah kekamu kok." batinku membenarkan.

"Oh, pasti karena kemarin ya? Maaf deh, aku gak punya pulsa buat bales smsnya."

"Oh, baiklah aku maafkan." Aku langsung senyum.

"Jam istirahat pertama nanti ya?"

"Ngapain?"tanyaku balik dengan bodohnya

"Ih, sejak kapan otak kamu molor? ya, nanti kekantin aku traktir." Ia tertawa.

"Eh, iya deh." kataku yang sebenarnya ingin menolak ditraktir oleh Albert.

"Kenapa pakek jaket?" tambahku.

"Jaket aku masih baru," katanya sambil mencium aroma jaketnya.

Lalu, kami berjalan menuju kelas masing masing.

Tak lama kemudian pelajaran dimulai dan waktu berjalan sangat cepat tak lama setelah pelajaran bel tanda istirahat berbunyi..

Kring... kring... kring...

Goodbye, My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang