+bonus

10.7K 1.5K 74
                                    

"Aku menelponmu puluhan kali tapi kenapa baru diangkat!"

"Aku hanya melihat tiga missed call. Bukan puluhan."

"Jawab pertanyaanku, Jung Seulmi."

"Tadi sibuk, Namjoon."

"Sibuk kenapa?"

"Ya, sibuk."

"Sibuk apa?"

"Aku bekerja."

"Tapi, 'kan bisa mengangkat telepon dariku. Biasanya bisa."

"YA, TAPI KAU JUGA JARANG MENGANGKAT TELEPONKU."

"Tapi itu kan dulu, Seulmi." terdengar hembusan nafas keras pria itu.

"Ah, molla. Aku sedang kesal. Dah."

Pekerjaannya akhir-akhir ini memang menyibukkannya. Dia bekerja sebagai seorang penulis dan tengat waktunya sudah sangat dekat. Masih banyak yang perlu ia selesaikan.

Seulmi menjauhkan laptopnya dan mengistirahatkan kepalanya di meja. Perasaan bersalah menghinggapinya.

Dia baru saja membentak Namjoon, kekasihnya itu.

Dia tidak pernah begitu.

Setelah mereka memutuskan untuk kembali bersama, Namjoon berubah. Dia akan selalu mencoba menelepon Seulmi setiap ada kesempatan.

Bukan, sesibuk apapun, Namjoon akan menghubunginya.

Mau bagaimana lagi, mereka berdua sama-sama sibuk. Jadi, mereka jarang bertemu.

Ia lalu mengecek ponselnya dan melihat banyak notifikasi pesan dari Namjoon. Dia menghembuskan nafasnya dengan keras dan membuka pesan itu satu persatu.

Isinya rata-rata seperti menanyakan keberadaan Seulmi dimana, apa yang dilakukannya, sudah makan atau belum. Tipikal Namjoon.

Dia lalu menelepon Namjoon dan dengan cepat diangkat oleh orang itu.

Begitu telepon tersambung, Seulmi tidak langsung bicara. Begitu pula Namjoon. Mereka hanya terdiam seakan menunggu siapa yang akan bicara lebih dulu.

"...sudah tidak sibuk?" Namjoon mencoba bicara.

"Kau dimana?"

"Studio."

"Mau minum kopi bersamaku?" ajak Seulmi.

Di lain tempat Namjoon tersenyum lebar ㅡhingga lesung pipinya seakan melubangi pipinyaㅡ setelah mendengar ajakan gadisnya itu.

"Hm."

"Aku akan ke studiomu. Siap-siap."

"Aku saja yang ke tempatmu."

"Aku rindu studiomu."

"Orangnya?"

"Tidak."

"Tapi aku merindukanmu"

"So?"

"Kau seharusnya berkata bahwa kau merindukanku juga."

Terdengar tawa gadis itu dari telepon.

"Aku juga merindukanmu Kim Namjoon." ucapnya yang berhasil membuat jantung Namjoon berdebar hebat.

Selalu begini, semua terasa seperti pertama kali. Namjoon benar-benar dibuat gila olehnya.

"Aku ingin memelukmu sekarang." ucap Namjoon yang langsung dibalas oleh tawa kecil Seulmi.

Hubungan mereka memang tidak selalu mulus. Mereka cukup tahu kalau mereka berdua sangat mencintai satu sama lain. Jadi, apa yang kurang?

Some bad things need to happen before good things can.

Dec 26, 2016.

tired | knjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang