"Aku juga masih mencintaimu."
"Tapi, kenapa kita tak bisa bersama lagi?"
"Kita tak harus bersama. Kau mencintaiku, aku pun begitu. Itu sudah cukup."
"Tidak Seul, aku tidak bisa tidur beberapa minggu ini karenamu."
"Bagaimana denganku yang selalu tidak bisa tidur saat tidak mendapat kabar darimu?"
Mata Namjoon mulai berkaca-kaca.
Seulmi tersenyum lembut, ia lalu menangkup wajah Namjoon dengan kedua tangannya.
"Kim Namjoon, buatlah banyak lagu. Lakukan semua yang kau suka. Karena aku tidak akan menahanmu lagi."
Mereka bertatapan.
Seulmi lalu mengelus rambut Namjoon. "Kalau takdir menginkan kita untuk bersama, maka kita akan bersama,"
"Jadi, lakukan semua yang membuat senang. Kau tidak perlu memikirkan aku saat kau melakukan itu. Kau akan lebih bebas, tidak akan ada yang mengganggumu."
"Boleh peluk?"
Seulmi terkekeh kecil lalu mengangguk. Namjoon lalu memeluknya dengan erat dan mencium pucuk kepala Seulmi lama.
Seulmi mengusap lembut punggung Namjoon yang terus bergetar, ia berusaha membuat Namjoon agar lebih tenang.
Disaat dia sendiri rasanya seperti tenggelam dalam kesedihan. Dia sangat ingin menangis dan berteriak dengan keras sekarang.
"Kau ingat tanggal kita?"
"9 Juni."
"Aku kira kau lupa." Seulmi terkekeh kecil.
"Aku selalu ingat semuanya. Kau kan tahu aku ini jenius." Namjoon mulai menunjukkan senyumnya. Matanya masih berkaca-kaca.
"Berarti kau tahu kan kalau aku akan berulang tahun besok?"
"Aku selalu memakai alarm tiga hari sebelum hari penting. Tentu aku tahu."
"Ulang tahunku termasuk hari penting?"
"Tentu saja." Namjoon mengusap lembut rambut Seulmi.
"Mana hadiahku?"
"Ini," Namjoon menciumnya. Mereka berciuman dengan senyum yang masih menempel di wajah mereka.
Mereka sama-sama tersenyum.
Walaupun mereka sadar ini adalah akhir dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
tired | knj
Historia CortaNamjoon yang tidak begitu peduli dengan kekasihnya yang sangat peduli. published: 2016.10.16 finished: 2016.10.16 #29 in short story - 170224 ♡