3 - Lost

40 22 16
                                    

Ariana membuka pintu kamar sampai terbanting keras. Max yang awalnya sedang tidur terlentang langsung bangun terduduk.

"Maksud lo apa tadi ngomong gitu?"

Dengan napas yang sedikit terengah-engah karena menahan marah, Ariana menatap Max. Dia baru mencerna kata-kata Max setelah berdiri terdiam beberapa menit di dapur. Entah mengapa dia sakit hati.

"Maksud lo apa?" Tanya Ariana sekali lagi.

"Lo sebut gue gila, lo nuduh gue acting alias pura-pura?"

Max hanya menatap malas ke arah Ariana dan kembali ke posisinya semula. Sekarang dia menutup wajahnya dengan bantal. Dengan kasar Ariana mengambil bantal yang menutupi wajah Max.

"Hey, crazy! Lo pura-pura depan gue, ngarang cerita yang bikin gue hampir percaya sama wajah lo yang keliatan sedih banget karena gue gak inget sama lo. Hah! Untungnya lo ngaku sendiri kalo lo salah satu dari mereka,"

Ariana tertegun mendengar jawaban Max.

"Gue ga ngarang cerita. Semua yang gue bilang tadi emang bener. Kenapa lo nuduh gue bohong sama lo?"

"Udah lah, pergi lo gue mau tidur!"

"Terus maksud lo apa sebut gue salah satu dari mereka?"

Karena kesal diabaikan, Ariana menjambat rambut Max.

"Ah! Sakit! F*ck!"

"Jawab pertanyaan gue!"

"Sakit! Gila!"

Ariana terus menjambak dengan keras.

"Iya, gue jawab! Lo salah satu dari para orang gila yang nyebut diri sebagai fans gue! Udah, lepasin gue!"

Dengan bingung Ariana menatap Max. Dia telah melepaskan rambutnya. Max menggaruk kulit kepalanya yang gatal dan sakit.

"Lo jahat banget nyebut fans lo orang gila,"

"Ya, apalagi sebutan yang cocok buat orang-orang yang suka gangguin hidup orang, terus alesannya karena cinta, suka, tergila-gila? Kenal aja gak!"

"Gue cinta, suka, tergila-gila sama lo karena lo emang bagus banget jadi penyanyi. Dan para fans lo yang lain mungkin juga berpikiran sama,

"Udah, diem. Get out from this room!" usir Max sambil mendorong bahu Ariana sambil mereka berdiri di pintu kamar.

"Eh, stop dorong gue!"

"Gue belum selesai ngomong!" sambung Ariana

"Gue bukan cuma sekedar fans lo, gue juga temen lo waktu kecil. Kan tadi udah gue ceritain. Gue gak ngarang cerita, Max,"

"Udah, stop pura-pura," Max membanting pintu kamar dan menguncinya dari dalam.

"Dasar orang gila!" teriaknya sambil melemparkan tubuhnya ke kasur.

Ariana menggedor-gedor pintu kamar. Membuat Max menutup telinganya dengan bantal.

"Woy, buka! Kurang ajar banget lo jadi cowok!"

"Gue gak ngarang cerita!"

Karena lelah, Ariana pun memilih berhenti menggedor dan berteriak. Dia duduk di sofa depan TV sambil memasang wajah kesal.

Gue gak nyangka Max kaya gitu, batinnya.

Dia terus memikirkan kata-kata Max yang menyebalkan. Juga perbuatannya yang menjengkelkan. Awalnya Max lembut, bahkan berusaha menenangkan Ariana yang menangis. Lalu tiba-tiba dia menjadi menjengkelkan dan mengata-ngatai Ariana. Ariana terus memikirkan semuanya sampai dia tertidur.

EscapeWhere stories live. Discover now