Dulu
India POV
Shit shit shit, kataku dalam hati sambil jalan terburu-buru menuju kelas yang mulai 3 menit lagi. Bruk, tiba-tiba sesuatu menabrakku sampai membuatku jatuh di tengah-tengah jalanan.
"Shit, maaf banget lo gapapa?" kata seorang cowok ganteng sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
"No, I'm not okay, sakit banget nih pantat gue dan sekarang gue pasti telat ke kelas Prof. Aryo" jawabku agak kesal karena sudah ditabrak.
"Oh god, si tua itu masih ngajar?"
"Ya, masih ngajar, masih galak, dan ini udah telat gue yang ketiga, which mean gue ngga bisa masuk kelasnya sekarang" jawabku
"Yeah about that, maaf banget ya... gue lagi ngga focus tadi, by the way lo jadi free kan sekarang?" tanyanya
"Iya lah kan udah telat"
"Okay, lets go to the bakery yang deket dari sini, gue merasa bersalah udah nabrak lo and the least I can do is to treat you with some cake" katanya
"Cake? Yes! come on lets go" kataku, lagian siapa yang ngga mau di traktir kue yang enak.
Kita berduapun jalan berdamping-dampingan ke arah bakery yang jaraknya cuma 10 menit dari gedung kampus.
"Ohiya, nama gue India" kataku sambil mengulurkan tangan karena baru ingat ternyata kita belum berkenalan.
"Adam" katanya sambil menjabat tanganku, tangannya besar dan panjang agak kasar tapi gapapa karena itu menunjukan kalo dia seorang pekerja keras dan aku suka bahwa tangannya jauh lebih besar dari tanganku sendiri.
"So India, cocok banget namanya sama orangnya" katanya sambil terus berjalan di sampingku menuju bakery.
"Oh?"
"Iya orangnya kayak negaranya, sangat colorful, full of life, and not to mention bau!" katanya sambil tertawa.
"Eh! Enak aja gue nggak bau!" kataku sambil menyenggol Adam.
"Haha, iya bercanda doang" katanya.
Selanjutnya sepanjang perjalanan ke bakery, kita bercanda tawa bersama, Adam orangnya lucu banyak punya lelucon random yang bisa membuatku tertawa terbahak-bahak sampe diliatin orang sepanjang perjalanan sampai bakery.
"Lo mau pesan apa Di?" Tanya adam sampil melihat-lihat etalase bakery-nya.
"Hmm, aku cupcake red velvet, cinnamon roll, sama iced vanilla latte, boleh kan Dam?" numpung gratis, so why not?
"Iya boleh Di, mbak, saya mau pesan cupcake red velvet, cinnamon roll, black forest, umm chocolate chip cookies, iced vanilla latte dan cold brew black coffee ya" katanya kepada pelayannya
"Iya Pak, totalnya jadi Rp 150.000,00" kata pelayannya, Adam memberikan uangnya kepada si pelayan
"Pesanannya nanti saya antar ke meja ya, terima kasih" kata pelayannya.
"So India, tell me something yang orang ngga tau tentang diri lo"
"Jadi jurusan gue chemical engineering tapi gue selalu mau jadi fashion designer " jawabku dengan jujur, entah kenapa ngomong sama Adam gampang banget kayak gue bisa menceritakan semua rahasia terdalam gue kepada dia.
"Wow, pretty and smart, kenapa ngga langsung jadi fashion designer aja?" katanya, gila cowok ini smooth talker banget.
"Karena Dam orang tua gue pingin gue punya degree, terus juga kalo gue gagal jadi designer dan ngga punya degree mau jadi apa gue? Lagian gue enjoy kok belajar teknik kima gue suka kimia dan seandainya jika gue ngga jadi designer gue bisa kerja di perusahaan kosmetik, passion kedua gue. " kataku kepadanya
"Gila, hidup lo udah tertata banget kayaknya" kata Adam
"Haha biasa aja sih, btw jurusan lo apa Dam?" tanyaku
"Oh gue, teknik elektro" jawabnya
"Eh gila pinter banget lo, sekarang giliran lo, tell me something yang orang lain nggak tau tentang lo" kataku, lalu pelayan yang tadi datang dan meletakkan pesananku dan Adam di meja.
"Hm gue suka masak, nggak sampe pingin jadi koki, tapi gue suka banget masak, menurut gue masak keren banget karena lo bisa merubah sesuatu yang nggak enak, di jadiin satu sama bahan-bahan lain dan membuat makanan itu jadi enak banget" jawabnya
"Cool, kapan-kapan lo harus masakin gue pokoknya!"
"Eh Di, gue boleh minta advice ngga?" tanyanya tiba-tiba
"Boleh-boleh aja, tapi nggak janji ya nasehatnya beguna apa nggak"
"Jadi ada nih satu cewek, dia cantik, pinter, wangi lagi tapi gue baru ketemu dia 30 menit yang lalu, ketemunya dengan cara nggak enak banget lagi karena gue nabrak dia, tapi kalo gue ajak jalan kayak nge-date gitu, kira-kira dia bakal mau nggak?" tanyanya sambil tersenyum-senyum ngga jelas dan obvious banget cewek yang dia maksud itu aku.
"Hmm yang jelas dia mau sih, tapi firasat gue dia nggak suka dibawa ke restaurant mahal-mahal dia sukanya date yang seru bukan yang membosankan, kalo lo mau bawanya buat fancy dinner gue bilang sih dia pasti gamau" kataku kepadanya, of course aku jawab iya ke ajakan dia, aku merasa sebuah koneksi sama Adam kayak kita berdua meant to be.
"Okay jadi fun date nggak boleh fancy dinner? Sabtu ini jam 7 pagi?" tanyanya kepadaku
"Iya, dan okay dia bisa hari Sabtu" kataku sambil senyum ke dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love
RomanceDulu aku dan dia bahagia. Dulu aku dan dia sempurna. Dulu aku dan dia mencintai satu sama lain. Adam dan aku bertemu ketika kami duduk di bangku kuliah, dia 2 tahun lebih tua dari aku. Tak lama kenal kita berdua sudah jatuh cinta dengan satu sama l...